Bab 7

2.7K 193 6
                                    

Phuwin sedang berada di perpustakaan sekolah. Ada buku yang harus dipinjamnya untuk tugas sekolah. Perpustakaan tampak sepi karena hari sudah cukup sore. Hanya ada segelintir anak yang bernasib sama seperti Phuwin harus mengejar mengerjakan tugas sekolah di akhir semester.

Di telusurinya lemari-lemari tinggi yang penuh dengan buku itu. Dan dia senang akhirnya menemukan buku yang dicarinya. Buku itu terletak di rak yang agak tinggi, Phuwin berjinjit berusaha untuk mengambilnya. Tangannya menggapai-gapai buku itu, tapi naas buku-buku tebal itu malah terjatuh dan hampir mengenai kepalanya.

 Tangannya menggapai-gapai buku itu, tapi naas buku-buku tebal itu malah terjatuh dan hampir mengenai kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Phuwin terhuyung mundur, Pond yang sedari tadi di dekat Phuwin menangkapnya. Mereka berdua terjatuh ke lantai. Phuwin jatuh diatas Pond.

Daaakk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daaakk..

Kepala Pond terbentur lantai cukup keras. Tangannya masih memeluk kepala Phuwin agar aman dari buku-buku yang terjatuh.

"Anda baik-baik saja?" Pond menyentuh pipi Phuwin memeriksa apakah Phuwin terluka.

"Anda baik-baik saja?" Pond menyentuh pipi Phuwin memeriksa apakah Phuwin terluka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku baik bagaimana kepalamu?" tanya Phuwin.

Pond langsung melepaskan tangannya sadar kalau dia sudah tidak sopan menyentuh pipi Phuwin begitu saja. Tadi dia terlalu kawatir sampai tidak sadar melakukan hal itu. Pond mengusap belakang kepalnya yang baru dirasakannya ternyata sedikit sakit.

"Tidak apa-apa tuan" Pond membereskan buku-buku yang terjatuh. Mengembalikan ke tempatnya semula.

"Ayo pulang kita obati itu dirumah" Phuwin mengambil buku yang dibutuhkannya. Berjalan ke arah petugas perpustakaan meminjam bukunya lalu pulang diikuti Pond.

.

.

Pond mengusap tangannya, masih dirasakannya bagaimana lembutnya pipi Phuwin yang tadi disentuhnya. Bagaimana dia bisa sebodoh itu. Untung saja Phuwin tidak mempermasalahkan kelancangannya.

Diamatinya Phuwin yang sedang duduk santai mengunyah sepotong pizza didepannya. Pipi lembut itu, rasanya Pond ingin sekali menyentuhnya lagi dan bibir itu apakah rasanya juga lembut.

Pond menggelengkan kepalanya, mencoba mengembalikan kewarasannya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya, kenapa dia berpikir yang tidak-tidak tentang tuannya, ini tidak benar.

"Apa yang sedang kau pikirkan Pond, Sedari tadi kau terdiam apa kepalamu masih sakit?" Tanya Phuwin heran,

"Tidak saya baik-baik saja tuan"

"Kalau begitu ayo makan. Bukankah ini makanan kesukaanmu" Phuwin menyodorkan kotak pizza stroberi yang baru dipesannya tadi ke depan Pond.

"Terimakasih, saya belum lapar" Pond menghindari menatap Phuwin.

"Makan atau aku akan menyuapimu. Aaa...' Phuwin mengambil potongan besar pizza dan disodorkannya ke depan pulut Pond.

"Tuan saya bisa makan sendiri" Pond mencoba menolak dengan halus. Pipinya memerah malu diperlakukan seperti anak kecil oleh Phuwin.

"Tidak aku akan menyuapimu, kau lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak aku akan menyuapimu, kau lama. aaa..bayi ayo aaa..." Phuwin tidak menyerah memaksa Pond menerima suapannya, Phuwin memang paling suka menggangu Pond. Sampai akhirnya Pond menyerah menerima suapan dari Phuwin.

"Haahhaha" Phuwin tertawa, melihat bibir Pond yang belepotan saus.

"Lihat ini berantakan sekali, kau benar-benar seperti bayi besar" Phuwin mengusap bibir Pond dengan jarinya yang cantik kemudian menjilatnya sendiri dengan santainya.

Pond terdiam otaknya memproses apa yang baru saja terjadi. Sepertinya kepalanya terbentur cukup keras tadi sehingga otaknya jadi sulit berpikir. Disentuhnya bibirnya sendiri, tanpa sadar senyum muncul disudut bibirnya.




Phuwin's Birthday Present Where stories live. Discover now