Bab 9

3.3K 248 2
                                    

"Cari pasanganmu menurut absen" Guru kelas dansa memberi intruksi. Saat ini mereka sedang ada di aula sekolah, mengikuti kelas dansa. Semua anak mulai berhamburan mencari pasangan mereka seperti yang diintruksikan guru mereka.

"Hai Pond, wow ini takdir kita pasangan ternyata" Dunk bersorak senang ketika tahu Pond adalah pasangan dansanya sesuai urutan absen.

"Hati-hati, mungkin aku akan menginjak mu' kata Pond.

"Aau ini sangat mudah Pond hanya perlu maju satu langkah, melangkah kesamping,  mundur satu langkah,  ke tempat semula dan ..."  Dunk terus memberikan instruksi kepada Pond mencoba mengajarinya.

Dunk meletakan tangan kanannya dibahu Pond, sementara tangan kirinya bergandengan dengan tangan Pond, tangan Pond yang lainnya ada di pinggang Dunk. Mereka mencoba mengikuti musik yang dimainkan sesuai dengan yang telah mereka pelajari selama ini.

"Akhh" Dunk menjerit kecil, Pond tidak sengaja menginjak kaki Dunk.

"Maap.. maap aku tidak sengaja" Pond tampak menyesal tapi Dunk hanya tersenyum dan mengisyaratkan dia baik-baik saja. Pond terus mencoba mengikuti gerakan Dunk, sampai akhirnya dia bisa melakukannya  dengan baik.

"Pond....hei Pond.." Dunk menggoyangkan tangannya di depan mata Pond, karena sedari tadi Pond hanya melihat kearah lain sambil berdansa, tidak memperhatikannya. Dunk mengikuti arah pandang Pond, itu sangat jelas Pond sedang menatap Phuwin yang sedang berdansa dengan pasangan dansanya. Sementara yang ditatap Pond, juga sedang menatap ke arah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pond apa kau menyukai Phuwin?" bisik Dunk. Mendengar nama Phuwin menarik perhatian Pond.

"Apa?"

"Atau apa Phuwin yang menyukaimu?"

"Bukan seperti itu." Bantah Pond

"Lalu, kenapa dia menatap kita seperti mau menelanku hidup-hidup, dan kenapa kau melihatnya seperti takut dia akan hilang dari hidupmu, Jangan-jangan kalian pacaran?" tanya Dunk penasaran.

"Bukan begitu, ini hanya aku adalah bodyguardnya, aku tinggal di rumah Phuwin, mendapatkan tunjangan biaya hidup dan lainya, lebih tepatnya seperti hubungan majikan dan pelayan" jelas Pond, dia tidak ingin orang-orang salah paham pada hubungannya dengan Phuwin dan merusak reputasi tuannya.

"Benarkah, Waw itu keren seperti di film-film" kata Dunk semangat. "Pantas saja matamu tidak pernah jauh darinya, teryata itu tanggung jawabmu"

"Ya begitulah" Pond tertawa canggung, ya memang begitulah kenyataan bahwa  hubungannya dengan Phuwin adalah sebatas tanggung jawab. Dimana tempat Pond dan di mana tempat Phuwin bukannya sangat jelas, Pond tidak akan bisa melewati batas itu, tapi kenapa kenyataan itu sekarang membuat hatinya merasa tidak nyaman.

.

.

"Kemarikan kuncinya" Phuwin meminta kunci mobilnya dari Pond saat diparkiran pulang sekolah. Biasanya Pond yang akan menyetir mobil itu. Tadinya Pond tidak ingin memberikannya tapi ketika melihat wajah Phuwin yang tampaknya sangat kesal Pond tidak bisa menolak. Diserahkannya kunci itu ke tangan Phuwin.

"Kamu pulang sendiri aja. Aku merasa tidak nyaman sekarang," Phuwin masuk ke kursi kemudi.

"Jangan sampai terkena flu bagaimanapun kamu adalah bodyguard ku, lebih tepatnya hubungan majikan dan pelayan" Phuwin berkata sarkas, lalu menutup pintu mobil dan melaju meninggalkan Pond yang hanya terdiam. Tadi dia mendengar percakapan Pond dan Dunk di lantai dansa dan entah kenapa menjadi kesal.

Phuwin melirik kaca spion dilihatnya Pond berjalan keluar pagar sekolahnya, hari sudah mulai gelap, mereka pulang sedikit terlambat karena jam tambahan kelas dansa tadi

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Phuwin melirik kaca spion dilihatnya Pond berjalan keluar pagar sekolahnya, hari sudah mulai gelap, mereka pulang sedikit terlambat karena jam tambahan kelas dansa tadi.

Phuwin kesal, mobilnya terus melaju meninggalkan Pond, rasanya lebih menjengkelkan dari pada Prim yang lupa janjinya untuk pulang bersama. Sudah cukup jauh Phuwin melaju, dia terus berpikir kenapa dia harus semarah itu pada Pond. kenapa rasanya hatinya tidak terima dengan semua perkataan Pond.

"Huhh" Phuwin menghela nafas kasar dengan cepat memutar arah kemudi berbalik kembali menuju ke sekolahnya. Malam sudah cukup gelap dilihatnya Pond yang masih berjalan sendirian di trotoar.

Tinnn..Tiiinnn...

"Hoii .. aku suruh kamu jalan kamu beneran jalan. Kenapa gak naik bus atau taksi?" mobil Phuwin berhenti tepat disamping Pond.

"Anda yang meminta saya melakukannya" jawab Pond.

"Dasar bodoh, Ayo cepat masuk kita pulang"

Pond menuruti Phuwin, mereka tidak bicara hanya ada kesunyian di sepanjang perjalanan menuju ke rumah

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Pond menuruti Phuwin, mereka tidak bicara hanya ada kesunyian di sepanjang perjalanan menuju ke rumah.

.

.

"Kalian bertengkar?"tanya Mix saat melihat Phuwin dan Pond tidak berbicara satu sama lain saat masuk ke rumah dengan wajah yang ditekuk.

Phuwin tidak menjawab pertanyaan Papanya dan terus berjalan menuju ke kamarnya. Sementara Pond hanya sedikit menunduk memberi salam lalu buru-buru mengikuti Phuwin dari belakang.

"Kau tau kenapa aku marah padamu?" Tanya Phuwin saat Pond sedang membukakan pintu kamar untuknya.

"Karena saya telah memberitahu Dunk soal hubungan kita."

"Ini berbeda, ini tipe marah yang berbeda apakah kau pernah merasakan, seperti itu juga padaku Pond?" Phuwin bingung entah perasaan apa ini, kenapa rasa marahnya tidak kunjung hilang.

"Apa maksud tuan muda, saya tidak mengerti, kalau tidak ada lagi yang tuan inginkan maap saya permisi tuan." Pond membungkuk, dan berlalu pergi kembali ke kamarnya tidak berani menatap mata Phuwin.

Phuwin's Birthday Present जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें