SM 11 : Jangan marah

333 49 6
                                    

"Aku sangat merindukanmu."

Yibo terdiam, matanya bergulir melihat ke arah para penjaga yang berada di atas sana sedang melihat mereka seperti ini, dengan sopan Yibo melepasnya, tanpa mengatakan apa pun Yibo berjalan lagi ke atas tak menghiraukan Zhan yang menunggunya di bawah dengan pikiran yang berkecamuk.

"Istirahatlah pangeran." ujar Yibo lantas melepas jas miliknya dan menyerahkannya kepada penjaga yang mengawasinya, Yibo mengurus banyak hal, apalagi dia memiliki club dan hal baru selain penyelundupan senjata ilegal dia juga mengambil rokok dari ruang gelap. Rokok adalah hal yang sangat susah untuk di lepas, sama halnya dengan nasi seorang pecandu akan sangat susah untuk melepas diri dari sebatang rokok, setidaknya dia akan menjual sedikit lebih jauh di bawah dari harga pasaran yang legal.

Yibo mengambil sebatang rokok yang menurutnya sangat menarik, Yibo mencobanya satu kali isapan lantas tersenyum kecil lantas menoleh ke arah bawahannya, "Cukup bagus, rasanya sedikit berbeda dari biasanya, lanjutkan tugasmu, sisanya akan di urus." Setelah mencobanya Yibo mematikan rokok lantas berkumur, dia bukan perokok aktif walau dia sekarang penyelundupan rokok ilegal juga. Dia menjual ini lebih murah dari biasanya dengan kualitas yang tak kalah bagusnya di pasaran.

"Tuan, putra mahkota menyanggupi pertemuan besok siang."

"Bagus, akan aku penuhi, pergilah!"perintah Yibo.

.
.
.
Zhan menatap dirinya di kaca meja rias, dia menatap seolah sesuatu aneh telah terjadi dengannya, namun pikirannya sekarang isinya hanya,

'Dimana Wang Yibo?'
'Apa dia marah?'
'Yibo sangat agresif.'
'Apa dia memiliki perasaan sepertiku?'
'Apa dia bertemu wanita itu lagi? atau wanita lain?'
'Dia sangat kaku, apa dia memang seperti itu?'

Zhan termenung cukup lama, banyak hal yang sepertinya tidak harus terjadi, dia berpikir jika Wang Yibo sangat tidak menyukai dirinya bahkan Zhan tidak memberi keuntungan apapun kepada Yibo dari awal sampai sekarang.

Ketika pintu terbuka secara tiba-tiba, Zhan menyerngit terkejut, penjaga di luar berkata jika Yibo di bawah meminta makan malam hari ini, mendengar itu Zhan tanpa membiarkan Yibo menunggu lagi lantas segera mendekati dapur dan mengeluarkan beberapa daging segar dari lemari pendingin, butuh 30 menit terburu-buru Zhan menyajikannya apalagi Yibo menatapnya dengan tidak enak membuat Zhan beringsut berpatuh diri.

Selama ini Yibo tidak pernah berkomentar tentang masakan apa pun yang Zhan sajikan, dia tidak mengeluh atau memberi saran, entah terkadang Zhan menambah garam sedikit dan terkadang berlebihan Yibo juga tidak berkata apa pun menyantapnya seperti sebuah pohon diam dan bergerak sedikit saja.

"Bagaimana rasanya? apa seleramu seperti ini?"

Yibo tak menjawab, Zhan mengerutkan kening tak suka, apa dia benar-benar berbicara dengan pohon sekarang?

"Yibo?"

"Ck!"

Zhan hanya berusaha membuat obrolan namun tak seperti dugaan nya jika Yibo akan mendecakkan lidahnya dengan kesal lalu menyelesaikan acara makan malamnya dengan cepat, padahal dia baru memakan beberapa suap Zhan segera menghampirinya namun Yibo malah menepis Zhan tanpa ragu.

"Yak, Yibo kau mau kemana?"

Yibo tidak menjawab hanya menyambar jasnya kembali lalu mengambil kunci dari sang sopir dan pergi sendiri, Zhan melihatnya hanya mematung tidak mampu menghentikannya sama sekali.
"Dia bahkan marah ketika aku bertanya?" gumam Zhan dengan sendu, dengan wajah masam dia kembali ke meja makan, dia masak dengan antusias dan juga menatanya dengan rapi namun sekarang menjadi sia-sia.

Zhan melihat 2 penjaga yang masih tersisa di rumah yang bertugas menjaganya dengan ketat, Zhan memanggilnya untuk duduk bersama dengannya.
"Aku membuatnya terlalu banyak, tolong bantu aku menghabiskannya, namun aku membuatnya dengan seleraku."

Dua penjaga yang berstatus bodyguard itu saling pandang lantas merasa canggung untuk mengambil makanan di meja keluarga. Zhan tidak menggubris dia hanya menunduk menyantap soup dengan tak berselera.

Dua penjaga itu melirik sesekali kepada pangeran di depannya, dia terlihat menangis dengan suara infus terus terdengar, dia menimpali, "Itu kebiasaan buruk Tuan, masakan anda sangat enak pangeran, bahkan seperti masakan koki restaurant."ujarnya membuat Zhan mengusap pipinya yang ketara basah.

Bodyguard yang satunya menimpali juga, "Tuan sedang gelisah, dan juga disini tuan tidak menyukai hidangan daging terlalu sering,  untuk sayuran dia tidak menyukai soup yang terlalu menyengat dengan bumbu yang lebih sedikit dari ini."

Zhan melihat masakannya yang memang dominan dari awal dia kemari dia memasak daging dengan bumbu yang lumayan kuat, dia menjadi merasa bersalah lagi, "Dia bahkan tidak mengatakan apa pun, aku sudah berbicara dengannya, informasi kalian sangat berguna, aku akan memasak dengan seleranya di hari selanjutnya, bagaimana dengan makanan yang memakai minyak?"

"Tuan tidak pernah makan makanan berminyak, dia menyukai makanan rebusan dan tidak makan makanan panggang."

"Minuman?"tanya Zhan lagi, bodyguard Yibo yang ini sepertinya lebih mengetahui banyak hal daripada diri Yibo itu sendiri.

"Teh Hijau, dia hanya meminum kopi seminggu sekali, dan harus rendah gula, tuan perokok dan suka paling suka alkohol, olahan alkohol memiliki daya tarik paling besar dalam lidahnya."

Zhan tertawa kecil, Yibo memang pemilih makanan seolah dia sedang hidup sehat, namun ketika berbicara rokok dan alkohol rasanya sangat bertabrakan, secara bersamaan dia ingin hobi minumnya berjalan namun dengan kondisi tubuh yang dia jaga sebaik mungkin.

Acara makan malam akhirnya selesai, ketika bodyguard itu kembali ke tugasnya, Zhan sedang berkutik dengan beberapa adonan tepung berniat hati hari ini membuat beberapa dimsum sedikit daging dan sayur versi dirinya.
"Ehmm enak, tidak sia-sia koki istana membocorkan resepnya."

Hingga larut malam dia sudah berada di depan cermin, tapi kalo ini cerminnya sangat berbeda dan dia mencium aroma tubuhnya yang segar, dengan baju sweater putih yang membalut tubuhnya yang ramping.

Ketika pintu terbuka dia sedikit terkejut lantas melihat Yibo menatapnya dengan terkejut juga, Zhan segera menghampiri dengan gelagapan, "E.. e.. sabun kamar mandiku habis, para penjaga juga tidak mau membantuku jadi aku mandi di sini."

Yibo memalingkan wajahnya dari wajah putih yang menatapnya seperti seekor kucing, bagaimana dia berlari dengan sweeter yang terlalu besar bahkan dengan celana pendeknya saja.

"Jangan marah, aku tadi mencoba membuat dimsum, akan aku ambilkan untukmu." Zhan segera keluar namun Yibo segera menarik tangannya dan membenturkan punggungnya ke pintu kaca tanpa ragu.

Detak jantung Zhan berpacu dengan cepat, ini mungkin pertama kalinya dia merasakan Yibo bisa sedekat ini dengannya dengan tatapannya yang sedikit lebih lembut dari biasanya.
"Anda masuk ke kamar saya pangeran." suaranya parau dan serak, Zhan menduga jika Yibo sedikit mabuk.

"Ee.. maafkan, aku berniat hanya menumpang man- mphh.." belum sempat menyelesaikan ucapannya Yibo sudah menutup mulutnya dengan ciuman.

.
.
.
Tbc

Gantung dikit gak ngaruh wir..

Secret Marriage | YiZhanWhere stories live. Discover now