SM 22 : Terluka

495 55 22
                                    

Yibo sedang berkutik dengan beberapa helai kain yang dia bentuk sedemikian rupa, menyusunnya satu persatu hingga menjadi 3 tangkai mawar sederhana. Tangannya sedikit terluka karena merobek kain namun itu tidak menyurut keinginannya.

Dia bertanya, "Dimana pangeran?"

Pelayan yang lewat menjawab, "Pangeran sedang bertemu raja di kamarnya."

"Selarut ini?"

"Benar, tuan."

Yibo mengangguk lalu masuk lagi ke kamar lagi menunggu Zhan untuk kembali.

.
.
.
Sedangkan yang di cari hanya menatap sang raja membantunya untuk bangun dan mengancam dengan lembut, Zhan merasa sangat terhina jika raja juga menyangka dirinya akan berperang melawan putra mahkota di masa depan, tak sekali pun terbesit keinginan kekuasaan dia tidak peduli kekuasaan, raja bahkan mencengkram lemah lehernya dengan posisi cincin yang di gunakan raja memiliki sisi tajam di dalamnya.
"Aku menghargaimu dengan sangat mahal, sangat buruk jika kau mengkhianati putra mahkota."

"Raja, sebaiknya anda istirahat ada banyak hal yang harus anda kerjakan keesokan paginya, pelayan akan mengirim makan malam setelah itu silahkan istirahat."

"Kau putraku.. aku sangat menyayangimu Zhan, jangan pernah membenci istana seperti terakhir kalinya, aku melakukan semuanya untuk kebaikan istana, kau mengerti maksudku kan?"

Zhan tidak ingin mengerti, dia masih sangat membenci tempat dimana dia di lahirkan, ketika tangan keriput itu membelai kepala untuk pertama kalinya, Zhan terbuai untuk tidak membencinya, dia mengulurkan senyum kecil memejamkan mata sejenak menikmati belaian. Raja berinsiatif bangun menyatarakan duduknya dan memeluk Zhan seperti seorang ayah yang baik, Zhan juga tidak menolak dia hanya pemuda naif yang tidak bisa menolak perlakuan hangat siapa pun, namun detik berikutnya senyuman kecil itu luntur dengan cepat. Pelukan tangannya perlahan dia kendorkan dari punggung raja dan melihat pisau kecil belati sepanjang ruas jari menghunus tubuh bagian perutnya.

Rasanya sakit, entah rasa percaya apa yang dia pakai untuk memeluk raja yang jelas sekali sejak lahir membencinya, dia menyesal mempercayainya dan menyesal memeluknya.

"Ini peringatan, setelah pernikahan tolong jangan kembali, aku ingin melupakanmu."

Zhan gemetar dan menarik sisa pisau dan mengelapnya dengan sapu tangan miliknya, dia menjadi sangat gengsi untuk mengakui rasa sakit menjalar di tubuhnya, jadi dia mengembalikan pisau kecil itu dengan keadaan bersih tanpa noda darah.
"Baiklah, jika.. itu keinginan raja, anak ini akan menurutinya."

Keadaan istana berpesta pora Zhan hanya ingin berlari memeluk tabib istana, namun ruangannya tampak kosong, tanpa niat untuk mencari, Zhan hanya menutupi wajahnya sambil menangis duduk dengan frustasi, dia bahkan tidak berniat menghentikan pendarahan dan hanya mampu marah pada dirinya sendiri. Rasanya sangat sakit dia ingin menghilangkan rasa sakitnya saja dia sedikit gemetar mencari sesuatu namun beberapa alasan dia mengambil obat dari dalam kantong bajunya sendiri, itu obat yang dia ambil dari kamar Yibo terakhir kalinya, dia hanya berpikir saat ini dia ingin merasa senang saja sebentar, maka dia menelannya tanpa air dia menjadi sangat kacau dan sangat buruk baju penyair yang dia pakai sudah bersimbah darah namun dia tidak jatuh sama sekali.

Ketika tabib muda itu datang dan melihat pangerannya berdarah-darah dia sangat terkejut dan segera membantunya meringankan rasa sakit dan lukanya, Zhan hanya termenung membiarkan tabib Ji Gao merawatnya memberikan segala anestesi dan luka dalamnya dengan beberapa obat. Karena kehilangan banyak darah Zhan akhirnya jatuh pingsan maka tabib hebat segera memesan setidaknya 3 kantong darah untuk persiapan. Tabib hebat Ji Gao hanya menemaninya sesekali meneteskan sedikit air kepada bibir pangeran yang kering, raut wajah pangeran tampak sangat letih beberapa kali Ji Gao menghela nafas dan berpikir tentang apa yang telah terjadi dengannya.

Secret Marriage | YiZhanWhere stories live. Discover now