SM 21 : Pernikahan Calon Raja

328 49 3
                                    

Zhan menggigit lidahnya dengan kuat ketika kunjungan kembali ke istana benar-benar di tolak mentah oleh raja. Mereka menganggap putra ini aib dan benar-benar di tolak oleh kerajaan.
Dia datang hanya untuk memenuhi undangan, bahkan dia datang dengan tongkat sama sekali tidak ada belas kasihan untuknya yang menjadi buruk seperti ini karna putra mahkota.

Kali ini rintihannya tidak menginginkan Wang Yibo, dia hanya meraung sendiri di kamarnya menahan sakit di area punggungnya yang terluka kembali.
"Pangeran.."suara dari luar memanggil namun dia tidak ingin menggubrisnya.

Tabib istana itu tetap saja ingin memasuki kamar dan melihat putra dari selir kesayangannya itu tampak sangat tidak berdaya membungkuk dengan gemetar.
"Beritahuku sekarang, apa kedatanganku sangat buruk?"

Tabib istana tidak menjawab, namun dia langsung memegang pergelangan tangan Zhan dan mencari nadi di tangannya, Zhan cukup terkejut hanya saja dia tidak ingin berpikir lebih banyak lagi. Zhan hanya melihat setelahnya tabib memilih obat dalam tasnya dengan sedikit terburu-buru.

Zhan terkekeh kecil, "Obatmu sangat berharga, jangan memberinya padaku, kau tabib hebat, berikan saja itu kepada putra mahkota, mungkin membuatnya buka mata pada dunia."

Tabib itu dengan gemetar sekali lagi memegangi pergelangan tangan Zhan, namun pemiliknya segera menepis, "Ada apa?!"

"Pangeran, tubuh anda sangat kurus sekali daripada terakhir kali saya lihat, denyut nadi anda hitungannya lebih cepat dari biasanya, apa anda sedang sakit?"

Zhan mengangguk membenarkan,tidak ada alasan untuk menyembunyikan hal seperti ini kepada seorang dokter istana, "Hanya masalah kesehatan masa lalu, aku sudah menanganinya,  kau tenang saja."

Zhan menggosok kedua tangannya merasa canggung, dia ingin menyembunyikan ini saja dari mantan tabib ibunya ini, dia sangat ramah dan Zhan berhutang jasa sangat besar selama ini kepada pria yang lebih tua.
"Berikan saja aku obat untuk punggung, setelahnya kau bisa pergi, aku ingin istirahat, besok hari pernikahan jadi aku harus segera bersiap untuk besok."kata Zhan, lalu dia bangkit sedikit tertatih membuka lemari usang yang sudah berdebu.

Tabib istana lantas pergi tergantikan oleh beberapa pelayan yang datang bergilir berdiri di depan Zhan memperlihatkan pakaian konglomerat namun Zhan tidak berselera untuk memilih dan berkata, "Carikan saja pakaian pria sepasang, suamiku besok pagi akan tiba berikan itu padanya dan tinggalkan satu set disini untukku."

Pelayan mengerti, ketua dari mereka mengambil salah satu tray dan menaruh di ranjang, menunjukkan bagaimana pakaian kerajaan itu sangat cocok namun Zhan merasa tidak senang lalu mengubah perintah,"Berikan satu set untuk suamiku besok, untukku tidak perlu, simpan saja."

Pelayan menyimpan pakaian kemeja putih dengan rompi hitam dengan kancing baru emas serta jas hitam dengan ornamen emas yang glamor tak lupa Zhan menyerahkan dasi hitam miliknya sebagai pelengkap, memberi jubah hitam miliknya juga sebagai pelengkap.
"Berikan ini ke kamarnya nanti."

"Bagaimana dengan anda pangeran? pakaian apa yang akan anda gunakan?"

Zhan diam sejenak namun segera menjawab, "Aku akan mengaturnya sendiri nanti."

Tugas pelayan kini sudah selesai maka mereka melipir pergi meninggal Zhan yang sedang membuka lemari mencari pakaian lama yang tak dia pakai, dia mengambil baju putih bersih yang dia dapatkan dari ibunya, baju putih penyair yang memiliki karet pada pergelangan tangan dan hiasan di area tekukan membela dada, ibu berkata jika dulu raja memakai ini untuk mendekatinya dan bersyair bagaikan pangeran yang turun dari langit.

.
.
.
Wang Yibo harus membujuk nyonya Xue setelah dia di pukul dengan kenyataan yang dia terima jika dia harus memilih salah satu antara Zhan atau Xue Er, untuk saat ini keputusan Xue Er di terima jika meminta Yibo untuk datang ke istana menemani Zhan sehari, dengan berat hati Wang Yibo juga menjanjikan nyonya Xue yang marah jika ketika Yibo sudah pulang maka dia akan menikah dengan Xue Er.

Maka ketika Yibo datang banyak orang menyambut kedatangannya di istana termasuk Chenyi dan putri mahkota, sedangkan Zhan dia hanya melihat dari balkon dengan wajah masam tidak minat, sedangkan di belakangnya terdapat beberapa anak buah Chenyi yang sedang menatapnya tanpa berkedip sama sekali, Zhan berbalik dan bertanya, "Kalian terlalu penurut, bagaimana jika kita minum malam ini?kita harus berteman kan?" mereka tak menjawab apa pun, tetap kaku dan memegangi pisau yang ada di pegang dan beberapa memegang pistol di pinggangnya.

Zhan berdecak kesal, "Kalian akan membunuh segitu banyaknya?apa satu pistol di kepala tidak cukup? apa perlu mutilasi juga?"

Zhan merasa cukup takut namun dia tidak menunjukkan, karna kakinya tidak kuat lagi untuk berdiri maka dia memilih duduk meminum seteguk air merasa sakit di area dadanya.
"Jika kalian lelah istirahat saja, aku tidak mengganggu."kata Zhan lantas memasukkan kakinya ke selimut dan tak peduli dengan 4 orang yang masih saja bersiap untuk menyerang.

Pagi dini harinya, dirinya merasa nyaman bahkan tidak ingin bangun hanya menggeliat sedikit ketika kakinya terasa sakit namun ketika sadar dia kesulitan bernafas dia membuka mata dengan terkejut dan menoleh ke belakang jika suaminya, Wang Yibo kini sedang memeluknya. Zhan tidak mendorong atau meneriakinya hanya perlahan melepas pelukannya dengan hati-hati namun nyatanya Yibo dengan gampang sekali terbangun dan menatap Zhan, suaranya serak saat berbicara "Masih pagi.. kemana?"

Zhan hampir saja tersihir akan suaranya namun Zhan segera bangkit dan mengambil tongkat untuk bergegas ke kamar mandi merendam tubuhnya yang berkeringat. Pikirannya melayang dengan apa yang terjadi kenapa Yibo bisa sampai di kamarnya, bisa di duga jika Zhan tertidur sangat lelap setelah menelan beberapa obat tidur yang dia minta dari tabib istana, saat berendam dia hanya bisa mengeluh tentang hidup, dia hanya pria 19 tahun yang menjalani hidupnya seolah dia paling menderita, dia hanya butuh beberapa hal yang harus di keluhkan lalu frustasi dan memaklumi kehidupan.
"Apa tabib istana mengatakan sesuatu tentangku?kenapa Yibo tiba-tiba muncul tadi malam?"

Zhan segera bangkit dengan tergesa-gesa, mengambil tongkatnya hendak memanggil Yibo, namun nyatanya pria itu sudah hilang mungkin saja dia sudah kembali ke kamarnya dan bersiap-siap. Pernikahan hari itu berjalan lancar saja, hanya saja saat dirinya muncul dengan pakaian seorang penyair pandangan tamu kerajaan tampan tidak enak, Zhan menjadi sangat canggung untuk itu dia melirik Yibo yang tampak sangat gagah perkasa dengan pakaian yang cocok untuknya.

Ini memalukan, Zhan hanya tidak ingin terlibat seperti pasangan di samping Yibo, dia tidak ingin lagi menjadi Ye Xuan di sampingnya menjadi bayang-bayang Xuan yang mati.

Yibo tampak tidak senang, dahinya mengkerut dan tangannya mengepal mendekati Zhan yang sedang di cemooh di belakangnya, menarik tangan Zhan dengan kasar dan menggenggamnya dengan erat, berkata dengan sedikit keras "Kamu terlihat manis hari ini."

Zhan hanya mendongak malu, dia jarang di puji tentang rupa selain terlihat seperti sampah di dalam kerajaan, untuk pertama kalinya dia merasa malu di puji. Chenyi hanya melihat mereka dalam kediaman putri mahkota ada di sampingnya namun matanya hanya tersorot kepada pria lain yang sudah memiliki pasangan.

Tuan putri memanggilnya dengan berbisik, "Chenyi? apa yang kau lihat?" Chenyi hanya tersenyum tulus melihat permaisurinya yang cantik jelita, hari itu berjalan baik-baik saja bahkan pengumuman calon raja sudah terlihat mengingat sang raja yang sakit sakitan akhir-akhir ini.

Xiao Zhan, putra marga yang mengikuti ibunya kini berhadapan dengan sang ayah tak terasa atmosfer seperti ayah dan anaknya, pasalnya gak sekalipun tangan yang dari muda sampai keriput sekarang ini menyentuh anaknya dengan lembut, namun kali ini berbeda, ketika orang-orang di luar sedang berpesta karna pernikahan putra mahkota, malahan sang raja terbaring karna kelelahan. Umur beliau baru menginjak 60 tahun, entah berapa selir yang dia miliki namun setidaknya ibu Zhan masih di ingat sebagai selir tak di harapkannya.

"Aku ingin berbicara serius denganmu.."suaranya berat terdengar lirih namun Zhan mengangguk saja.

"Baiklah,katakan!"

.
.
.
Tbc

Secret Marriage | YiZhanWhere stories live. Discover now