"Bunda, ayah, terimakasih, terimakasih, terimakasih. Annora sudah tidak tau harus berakata apa lagi. Annora telah sampai di sana dan meraih apa yang Annora impikan. Mimpi Annora benar-benar nyata. Ini semua berkat doa bunda dan ayah juga," Annora mengeluarkan suaranya sehabis mendekap dan menangis di pelukan kedua orang tuanya.

"Ayah bangga sama kamu, nak," ucap Azriel membelai lembut kepala Annora yang tertutup kerudung itu.

"Bunda juga," sahut Khadijah, dia menyeka air mata yang ada di pipi Annora seraya tersenyum.

"Congratulation kakak paling cantik sedunia. Reyhan bangga sama kakak. Selamat juga atas prestasinya selama di sana. Kakak emang hebat. Kakak juga udah memotivasi Reyhan. Semoga Reyhan juga bisa seperti kakak. Meraih mimpi tanpa takut jatuh," ucap Reyhan antusias. Bocah SD itu sekarang telah memasuki dunia putih biru yang menduduki kelas 2.

"Alhamdulillah. Ini juga berkat doa kamu. Aamiin, semoga kamu bisa lebih hebat dari kakak. Kakak akan selalu mendoakan dan mendukung langkah kamu," jawab Annora menepuk pundak adik tersayangnya. Reyhan harus bisa lebih dari dirinya.

"Kami juga ada kejutan buat kakak," celetuk Reyhan menampakan sederet giginya. Dia terlihat sangat menggemaskan juga tampan. Sekilas mirip dengan Annora.

"Apa tuh?"

"Ayah...." Reyhan menjeda kalimatnya.

Azriel dan Khadijah hanya senyum-senyum sendiri sedari tadi. Azriel melirik Khadijah yang seakan mengisyaratkan sebuah kode. Azriel semakin tersenyum lalu merangkul Khadijah. Annora yang melihatnya hanya bisa senyum. Ternyata keromantisan ayah dan bundanya tak pernah luntur. Melihat momen ini dia jadi melupakan sejenak kejutan itu.

"Eh iya, ayah apa, Rey?" tanya Annora yang menyadari bahwa Reyhan menggantung omongannya.

"Ayah sudah PNS, kak!" seru Reyhan. Spontan Annora menoleh ke arah kedua orang tuanya, terutama ayahnya. Kata-kata Reyhan menambah kebahagiaannya.

"Ini serius?" Annora masih tak menyangka dengan apa yang adiknya ucapkan.

"Iya, sayang. Alhamdulillah, berkat doa kalian. Allah juga mempermudah jalannya," ucap Azriel.

"Sudah berapa lama?"

"Dua tahun," jawab Khadijah. Jawaban itu membuat Annora semakin kaget. Tak menyangka. Annora sekarang bersedekap dada dan membuang mukanya. Dia marah. Bisa-bisanya berita bahagia ini disembunyikan darinya selama dua tahun.

"Ututututu, entar cantiknya luntur loh," ledek Reyhan. Sedang bunda dan ayahnya tertawa dengan renyah.

"Enak aja ya! Kenapa Ora gak tahu sih? Sosial media bunda dan ayah juga aman-aman aja selama ini. Gak ada tanda-tanda lulus PNS nya. Kok bisa Ora ketinggalan info? Ayah, bunda juga gak kasih kabar sama Ora. Reyhan juga, bisa-bisanya kamu, ya!"

Annora mengeluarkan unek-uneknya. Dia marah sekali. Azriel, Khadijah dan Reyhan terus saja tertawa melihat Annora marah seperti ini. Ekspresi Annora ketika marah memang semenggemaskan itu.

"Sengaja kamunya di privasi. Sengaja juga gak kasih kabar, agar kamu tahunya saat pulang ke sini," jelas Khadijah.

"Tapi, kan, gak adil," gerutu Annora.

"Masih ngambek? Gimana kalo kita diner sekeluarga. Kamu pasti lapar, kan?" tawar Azriel dengan nada lembut yang sudah 4 tahun Annora tak mendengarnya.

Pertahanan Annora lumpuh. Dia sudah tak marah. Malah semakin berkaca-kaca. Annora mendekap ayahnya dan mengatakan ucapan selamat. Allah Maha Baik. Kebahagiaan telah menyertai keluarganya sekarang.

***

Sesampainya di halaman restauran. Annora dan Khadijah turun dari sebuah mobil BMW berwarna hitam itu. Kemudian, disusul oleh Reyhan, setelah itu Azriel sebagai penyetir mobil. Ini adalah hal yang sangat ia impikan selama ini. Lagi dan lagi Annora masih tak menyangka. Dahulu gak bisa bersama-sama seperti ini karena kekurangan kendaraan. Tapi sekarang, Allah memberikan yang telah ia semogakan.

"Ayah, bunda, boleh gak? Annora ke tokoh buku depan dahulu, soalnya ada yang mau Annora beli, sebentar aja," pinta Annora yang matanya sudah berbinar melihat ke arah tokoh buku di depan restauran tersebut.

"Sekarang banget?" tanya Azriel.

"Iya, makannya nanti tolong langsung pesenin aja. Yang sama kayak bunda, ya hehe. Udah gak sabar nih mau masuk ke tokoh buku itu. Sebentar aja, please. Ya, Ayah, bunda," Annora memohon dengan nada bicara seperti anak kecil. Kalo sudah seperti ini, Azriel dan Khadijah tidak bisa menolak. Apa lagi, Annora adalah anak yang keras kepala dan manja.

"Iya," ucap Azriel juga Khadijah.

"Yeay!" seru Annora karena permintaannya di kabulkan.

"Mau ikut gak?" tawar Annora melirik ke arah Reyhan. Segera Reyhan menggelanng tanda tidak mau.

"Ya udah. Annora pergi ke sana dahulu, bunda, ayah. Byee Reyhan!" Annora terlihat sangatlah bersemangat ingin menuju tokoh buku tersebut.

"Hey, nak, money?"tanya Ayah yang beteriak. Annora menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Azriel. "Terimakasih ayah, Annora ada kok," balas Annora.

Azriel dan Khadijah menggeleng-gelengkan kepala seraya tersenyum gemas melihat tingkah Annora yang berlari riang seperti itu.

"Padahal kan, bisa nanti," celetuk Reyhan.

"Biarkan, nak. Kakak mu itu baru pulang. Biarkan dia melakukan apa yang dia rasa bahagia," bela Khadijah.

***

Ketika memasuki tokoh yang dipenuhi buku-buku. Seketika membuat Annora merasa barada di dunianya, dunia fantasi. Tokoh buku yang begitu luas. Di setiap penjuru terpajang buku-buku karya penulis-penulis hebat. Mata Annora berbinar melihat sebegitu banyaknya buku-buku ini. Ini juga impian Annora bisa masuk ke tokoh buku dan membelinya.

Annora berjalan menelusuri tokoh buku ini. Netranya menatap kagum ke arah setiap buku yang di pajang.

"Eh, astagfirullah," Annora terperanjat kaget ketika tak sengaja tertabrak anak kecil.

Annora pun segera duduk dengan lututnya untuk menyamakan tinggi anak itu. Anak itu seperti sedang menangis dan kebingungan.

"Kenapa, sayang?"

"Hiks... Ica ditinggal, hiks..." ucap Anak itu seraya mengucek-ngucek matanya yang berair.

"Ditinggal sama siapa, hm?" tanya Annora lembut. Tapi, tak ada jawaban dari anak itu.

Anak itu terus menangis. Annora iba. Annora pun berusaha menenangkan anak kecil itu. Mengelus pundaknya. Membelai kepalanya yang dibalut hijab. Mengusap pipinya yang berlinang air mata. Jiwa keibuan Annora bangkit. Anak itu berhenti dari tangisnya. Annora pun kembali bertanya.

"Ayo, sekarang jawab pertanyaan, ante. Kamu ke sini sama siapa? Mama? Papa?"

"Cama..."

"Aisyah!" teriak seorang laki-laki.

Annora yang mendengarnya, spontan berdiri. Suara yang membuat jantungnya berulah kembali. Dia seperti mengenali suara itu. Tanpa aba-aba, Annora membalikkan badannya. Kedua mata dari kedua insan itu bertemu. Laki-laki yang tadinya berlari, lalu terhenti.

Ravindra Natharrazka dan Annora Alisha Catriona. Akhirnya, semesta mempertemukan kedua insan itu kembali hari ini. Masih dengan rasa yang sama. Debaran yang sama. Tatapan yang sama. Hanya, benak Annora penuh tanda tanya. Gadis kecil ini, siapanya Ravindra? Anak?

To be continued

____________♡_____________♡__________

Alhamdulillah akhirnya Buna bisa menyelesaikan part ini.
Semoga kalian suka, ya.

Oh iya Buna mohon maaf yang sebesar-besarnya kalo untuk kedepannya Buna bakal lama updatenya. Ada kemungkinan bulan Oktober Buna gak update. Karena bulan Oktober Buna mau MID semester, setelah itu Buna mau fokus buat Karya Ilmiah untuk kepentingan lomba. Juga mau fokus latihan baca puisi juga untuk lomba. Ada agenda bulan bahasa juga di sekola Buna. Jadi mohon doanya, ya, semoga semua dilancarkan dan Buna bisa memberikan dan menampilkan yang terbaik saat lomba 😊🙏

Syukron jazakumullah ✨🤍


Annora Untuk Ravindra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang