chapter 25

5.1K 853 48
                                    


Author pov.

"Aku dan Jong-suk mempunyai kabar gembira" Jieun membuka suara.

Semuanya menoleh begitu mendengar ucapan Jieun.

"Katakanlah Appa penasaran"

Jieun mengulum bibirnya, meremas tangan Jong-suk sebelum kembali membuka suaranya.

"Emm aku hamil" Jieun menatap semuanya menunggu reaksi keluarganya.

"Waah jinjja? Daebak aku akan mendapatkan keponakan lagi horeee!" Jennie memekik senang.

Jieun dan Jong-suk tersenyum senang mendapatkan respon baik dari Jennie.

"Eomma, Appa?" Jieun mengigit bibirnya harap-harap cemas.

"Mau bagaimana lagi semuanya sudah terjadi sebelum kalian sah terlebih dahulu. Ya Eomma ikut senang mendengarnya"

"Aigoo manjur sekali kecebong mu" Appa Kim menatap Jong-suk.

Jong-suk tersenyum kikuk menggaruk tengkuk belakangnya.

"Appa juga ikut senang akan mendapatkan cucu lagi. Kalian harus mengurus pernikahan kalian secepat mungkin"

"Nee Appa" angguk Jieun.

"Aku akan mengurusnya dalam Minggu ini" kata Jong-suk.

"Baguslah" sahut Eomma Kim.

Lalu pandangan mereka beralih menatap Lili yang dari tadi hanya diam saja di pangkuan Jennie.

"Baby, kenapa diam saja hmm?" Jieun mengusap rambut Lili.

Lili menggeleng lalu menghela nafas pelan.

"Wae?" Lembut Jennie mengusap pipi Lili.

Lili mendongak dengan mata berkaca-kaca.

"Momty hmmph" bibir Lili mencebik kebawah.

"Sssh jangan menangis sayang" Jennie memeluk Lili sambil mengusap punggungnya.

"Ada apa hmm" tanya Jennie dengan lembut.

"Baby ndak suka adik huwaaaa baby ndak mau hiksss.." Lili menangis.

Semuanya menjadi khawatir dengan pengakuan Lili.

"Bab-"

"Jangan bicala dengan baby" Lili memotong ucapan Jieun.

"Hei kenapa begitu baby, apa salahnya mempunyai adik?" Tanya Jennie.

"Ndak cuka caja!" Pekik Lili.

"Lili, mempunyai adik itu seru kalian bisa bermain bersama" kata Eomma Kim.

"Benar, Lili bisa mengajaknya bermain masak-masakan atau bermain robot" kata Appa Kim.

"Ndak! Baby ndak mau huwaaaa Momty baby ndak cuka hiks hiksss" Lili memukul-mukul dada Jennie.

Jieun sedih mendengar putrinya tidak menginginkan seorang adik.

"Baby tidak boleh berbicara seperti itu nee, adik itu anugerah jadi tidak boleh tidak menyukainya" kata Jong-suk.

"Ndak cuka! Ndak cuka! Ndak cuka!" Pekik Lili mengepak-ngepakkan kakinya.

Jennie menghela nafas lalu berdiri dengan Lili di gendongannya.

"Aku akan berbicara berdua dengan Lili. Permisi" kata Jennie dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Ceklek

Memasuki kamar Jennie mendudukkan Lili di tepi kasur.

"Hiksss baby ndak cuka adik ukhuk urghuk" Lili mengucek matanya.

Jennie berjongkok menekuk kedua lututnya menghadap Lili.

"Jangan nanti perih" tangan Jennie terulur menghentikan Lili mengucek matanya.

"M-momty hiks baby ndak mau adik.." Lili menggeleng mengusap ingusnya dengan punggung tangannya.

Jennie mengusap air mata Lili dengan lembut.

"Jujur dengan Momty, apa alasan sebenarnya baby tidak ingin memiliki adik?"

"Hmmph baby tatut hik cemunya ndak cayang baby lagi, telutama Momty, Momty cangat cenang mendapatkan teponakan balu. Nanti baby ndak di manja lagi, hik cemunya pasti lebih mempelhatikan adik dalipada baby. Baby ndak cuka hikss baby cembulu"

"Baby, meskipun Momty senang mendapatkan keponakan lagi tapi percayalah Momty lebih menyayangi baby dan baby akan selalu menjadi favorit Momty. Baby Lili selalu di hati Momty Jennie" Jennie tersenyum lembut mengarahkan tangan kecil Lili ke dadanya.

Lili mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Benalkah Momty?" Suara Lili parau habis menangis.

"Eum, baby tidak akan tergantikan oleh siapapun. Promise" Jennie menyatukan kening mereka dan memberikan kelingkingnya.

"Plomise" Lili menautkan kelingkingnya, perlahan senyumnya terbit setelah mendengar perkataan Jennie.

"Yang lain bagaimana Momty? Meleka--"

"Sssh" Jennie meletakkan telunjuknya di bibir Lili.

"Mereka tetap akan menyayangi dan mencintai baby, jangan berpikir negatif oke, kalaupun mereka melupakan baby masih ada Momty yang selalu di samping baby. Tidak perlu takut hemm, baby mempunyai Momty" Jennie menatap dalam mata Lili.

Lili mengangguk tegas.

"Baby cayang Momty banyak banyak.." Lili memeluk erat leher Jennie.

"Momty juga sayang baby selamanya.." balas Jennie mengusap-usap punggung Lili.

Chup

Lili mengecup bibir Jennie.

"I love you Momty cayang" bisik Lili.

Jennie tersipu mendengarnya.

Chup

Jennie mencium lama kening Lili.

"I love you more baby sayang" balas Jennie berbisik.

"Xixixi geli" Lili terkikik memiringkan kepalanya.

"Sekarang ayo temui kita temui mereka, baby katakan dengan lantang baby tidak masalah memilki adik asalkan baby tinggal bersama Momty" kata Jennie dan menyeringai.

"Ya Momty" angguk Lili dengan patuh.

"Kajja" Jennie menggendong Lili kembali membawanya ke ruang tamu.

"Eomma Appa!" Pekik Lili.

Semuanya menoleh ke arah Lili.

"Baby ndak macalah memilki adik acalkan baby tinggal belcama Momty, titik!"

"Hahaha bagus baby" batin Jennie.

"A-apa" Jieun tergagap.

"Ndak ada plotes ya, cuka-cuka baby mau tinggal di mana. Lagian Eomma dan Appa cudah memiliki adik untuk di ajak tinggal belcama"

"B-bukan begitu baby, maksudnya--"

"Cudahlah Appa, teputucan baby cudah bulat untuk tinggal belcama Momty" putus Lili dan menyembunyikan wajahnya di dada Jennie setelahnya.

•••

Tbc

24/09/23

Lili punya adik. Momty bisa aja.

Vote komen lanjut. 

Lili with onty Jen!✓Where stories live. Discover now