"Onty!" Lili melemparkan bola-bola kecil ke arah Jennie.
Jennie tersenyum lalu membalas melempar bola itu ke arah Lili.
Puk
"Hahaha rasakan" seringai Jennie begitu bola itu mengenai dahi Lili.
Setelah belanja kebutuhan tadi Jennie membawa Lili bermain di Playground yang ada di mall.
Barang belanjaan mereka juga sudah di masukkan ke dalam mobil agar memudahkan mereka menjelajahi seisi mall.
"Hihihi lasatan juga pembalacan baby" Lili melempari Jennie dengan banyak bola.
Buk
Buk
Buk
Bola-bola kecil itu berhasil mengenai tubuh Jennie. Untung saja itu tidak sakit.
"Aaw ah sakit" Jennie berpura-pura mengadu sakit.
Lili tampak khawatir, mendekati Jennie dan memegang pundaknya.
"Onty gwenchana?" Khawatir Lili.
Jennie tersenyum dalam hati, dia mengangguk dan mengerucutkan bibirnya.
"Sakit~" adu Jennie mengusap lengannya.
Chup
Lili mencium lama lengan Jennie.
"Maaf onty"
"Betapa manisnya anak ini" batin Jennie menatap lembut wajah Lili.
"Tidak apa-apa. Baby kembali bermain okey, onty ingin istirahat saja" kata Jennie dan Lili menganggukkan kepalanya.
Jennie tersenyum, mengusap kepala Lili sebentar kemudian bangkit dan duduk di bangku panjang yang telah disediakan.
Jennie membuka ponselnya, menghidupkan kamera lalu memotret dan merekam Lili yang tengah asik bermain perosotan.
"Cute" senyum Jennie tidak luntur melihat keaktifan Lili.
Lalu Jennie membuka akun media sosialnya dan berselancar di sana.
Lili sesekali menoleh ke arah Jennie, dia tersenyum dan kembali bermain setelahnya.
Saat hendak menaiki ayunan tiba-tiba saja punggungnya di dorong oleh anak laki-laki berumur lima tahun.
"Aku ingin naik ini"
"Aduh baby jatuh" Lili segera bangkit dari jatuhnya. Dia tidak cengeng.
"Hahaha" bocah itu menertawakan Lili.
Lili mengerutkan keningnya tidak suka, dia mendekati bocah itu kemudian membalas mendorong punggungnya.
Dugh
Bocah itu tersungkur di atas matras.
"Hahahaha, tamu jahat dan atu hanya membalas pelbuatan mu" tawa Lili tanpa humor.
Anak laki-laki itu mengepalkan tangannya, dia kesal karena Lili berani melawannya.
"Kau!" Bocah itu menunjuk Lili.
"Apa? Atu apa?" Lili melangkah maju menantang bocah itu.
Bravo baby, tunjukkan kekuatanmu mu.
"Mundur atau aku akan memukul kepala kecilmu" ancamannya bahkan bukan apa-apa bagi Lili, gadis kecil itu malah semakin berani dan memandang remeh bocah laki-laki itu.
"This" tanpa basa-basi Lili menendang selangkangan bocah malang itu.
Bugh
"Aaaaaahk! Sakit!" Bocah itu memekik dan tersungkur memegangi selangkangannya.
"Lili di lawan" Lili menyentil dahi bocah itu kemudian berlari tergopoh-gopoh menghampiri Jennie.
"Onty cudah, baby cudah mainnya. Mau matan" Lili merentangkan tangannya meminta di gendong.
"Mau makan apa?" Tanya Jennie sambil mengangkat Lili ke gendongannya.
Lili meringsek di leher Jennie, mempoutkan bibirnya tampak berpikir.
"Chitin onty"
"Baiklah. Kajja" Jennie melangkahkan kakinya keluar dari mall.
-
"Sssh tutututu.." perlahan-lahan Jennie membaringkan tubuh mungil Lili di atas kasur.
Setelah selesai makan tadi mereka langsung pulang karena Lili sudah terlihat mengantuk dan kecapean.
"Emphh pcck pck" Lili menghisap bibir bawahnya seakan dia lagi menyusu.
Jennie memperhatikan wajah damai Lili, dia berpikir lagi kenapa wajah Lili sangat mirip dengannya alih-alih dengan Jieun? Sungguh dia merasa aneh. Tapi satu sisi dia senang karena Lili sangat cantik dan begitu menggemaskan.
"Sempurna" gumam Jennie dan menempelkan bibirnya di dahi Lili.
Chup
"Enghh hik hik.." Lili menggeliat, mulai rewel merasakan haus di kerongkongan nya.
Dia butuh susu!
"Sssh nee nee, onty akan membuatkan susu untuk baby. Tunggu sebentar baby" Jennie segera berlari keluar dari kamar.
•••
Cantiknya 🤍👑
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
