chapter 22

5.5K 870 17
                                    


Jennie pov.

Aku membuka mataku, melihat jam dinding yang kini menunjukkan pukul tujuh pagi.

Lalu aku menatap Lili yang masih terlelap sambil menyusu di dadaku.

"Cute" aku tersenyum melihat bibir kecil Lili bergerak mengisap puting ku.

Aku memeriksa dahi dan leher Lili, aah syukurlah suhu tubuhnya kembali normal.

Semalaman ini aku merawatnya dengan baik, memijit pelipis serta punggung belakangnya.

Aku sering terjaga karena hatiku tidak tenang jika aku tidak memeriksa kondisi Lili dalam satu jam sekali.

"Emmhh Momty.." suara Lili serak khas bangun tidur.

"Ya baby Momty disini nak" lembut ku mengusap kepalanya.

Perlahan Lili membuka mata menatap ke arahku dengan mata bulatnya.

"Kenapa hemm" ku usap pipi halusnya.

"Makacih" Lili memegang wajahku.

"For what?" Aku memiringkan kepala ku.

"Kalena melawat dan menjaga baby. Makacih Momty~" Lili mendekatkan wajahnya dan mempoutkan bibirnya mencium bibir ku.

Chup

"Bukan apa-apa baby sudah menjadi kewajiban Momty" senyumku melabuhkan kecupan di pipi kanannya.

Chup

Masih dengan tubuh polosnya Lili menaiki tubuhku dan berbaring di atas ku.

Ah kulit telanjang kami bersentuhan.

Ingat kami melakukan cuddle semalaman, dan lihat hasilnya ampuh mengusir panas dari tubuh Lili.

Jadi aku menepuk-nepuk punggungnya dan sesekali mencium pipi dan bibirnya.

Lili tersenyum menggesekkan wajahnya di pipi ku.

"I love you Momty" bisik Lili lalu mengecup kening ku.

Manis sekali anak ini.

"I love you too baby" balasku mengecup hidungnya.

"Mandi?" Aku menatapnya.

"Yes Momty!" Angguk Lili tampak bersemangat.

Aku terkekeh lalu bangkit dan membawa Lili ke dalam kamar mandi.

"Uyyu Momty enak baby mau lagi ya" pinta Lili mengerjap-ngerjapkan matanya.

Ck kenapa aku jadi malu? Rasanya pipiku memanas sekarang.

"Ekhm y-ya baby" angguk ku.

-

"Aaaaak wewen.. jangan ambil tongkat Chaplin, baby" Lili merengek mencoba merebut tongkat Chaplin yang barusan di belikan oleh Rosé untuknya.

"Ambil kalau bisa" Wendy menjahili Lili dengan mengoper tongkat itu pada Jisoo.

"Hahaha ambil Lili cepat ambil anak manis" Jisoo memainkan tongkat nya.

"Iiish cucah" sebal Lili menghentakkan kakinya.

"Ck Lili baru sembuh berhentilah jadi menyebalkan Wendy, Jisoo" kesal Joy.

"Apa kami hanya bermain. Iya kan Wen" kata Jisoo.

"Benar kami hanya bermain" kata Wendy.

Aku menghela nafas pelan, sudah lelah dengan dua manusia menyebalkan ini.

Biarlah yang lain memarahi mereka, aku cukup menonton saja tapi jika Lili sudah menangis maka jangan harap mereka selamat. Akan ku hukum mereka berendam di kolam renang selama lima jam!

Kejam? Ya anggap saja begitu. Aku hanya tidak ingin Lili-ku menangis.

"Itu namanya kalian menggoda Lili bukan mengajaknya bermain" kata Seulgi.

"Benar. Kembalikan tongkat Lili" Irene mencoba merebut tongkat dari tangan Jisoo.

"Rebut saja kalau bisa" Jisoo mengoper tongkat pada Wendy.

"Hahaha silahkan rebut guys, kalian lemah" ledek Wendy.

"Yaak Wendy kemarikan tongkat Lili" Yeri menarik tongkat dari tangan Wendy.

"Tid- aaaaakk sakit!" Wendy memekik sakit begitu Rosé menarik rambutnya.

"Ini ku beli untuk Lili bukan untukmu bodoh" sebal Rosé merebut kasar tongkat dari tangan Wendy.

Kkkhh bagus Rosé.

"Hahaha lasatan wleek.. makacih oci cantik" Lili tersenyum berhasil mendapatkan tongkat nya kembali.

Dan apa katanya tadi, oci cantik? Ck yang benar saja Momty lebih cantik baby jangan memuji orang seperti itu karena Momty cemburu!

"Sama-sama sweetheart" Rosé dengan lembut mengusap kepala Lili lalu mengecup pipinya.

Shit aku cemburu!

"Baby come to Momty" aku merentangkan tangan ku.

Dan untungnya Lili langsung berlari ke arahku.

"Momty xixixi" Lili terkikik mengalungkan lengannya di leher ku.

Chup

Aku mengecup bibir Lili seolah mengklaim bahwa dia hanya milikku.

"Momty cantik?" Aku bertanya.

Lili menatapku lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya Momty co beautiful!" Pekik Lili.

"Senang mendengarnya baby" aku tersenyum puas mengusap pipi Lili.

•••

Tbc

10/09/23

Momty cembulu kiw kiw.

Vote komen lanjut.

Lili with onty Jen!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang