Chapter 11 'ALASKAR'

91 5 0
                                    

JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI, BERUPA VOTE AND KOMEN YA!

HAPPY READING📖

"Ya ampun non. Apa yang non lakuin?"

Dari ambang pintu, bi Ratna langsung berlari menghampiri Veliz yang tengah membenturkan dan memukul kepalanya ke dinding. Ia sangat di buat terkejut oleh tingkah dari nona nya itu.

Dengan sigap, Bi Ratna langsung menarik kedua lengan gadis itu agar Veliz mengehentikan aksinya. Ia menangkup kedua pipi gadis itu, lalu memeluknya dengan erat.

"Apa yang non lakuin?. Kenapa non pukulin kepala non sendiri?. " Tanya bi Ratna khawatir. Ia mengusap kepala dan kening gadis itu dengan lembut.

Veliz terdiam sejenak. Ia menundukkan kepalanya, memejamkan matanya seraya menahan pusing. Memegang kedua kepalanya dengan erat, agar rasa pusing itu sedikit menghilang.

"Non, kita ke rumah sakit ya. Muka non pucet, bibi pang-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, kedua lengan nya langsung di tahan oleh Veliz.

"Gak usah bi. Aku gapapa, cuma pusing aja"

"Tapi non-"

"Bi...aku gapapa kok." Jawabnya sembari menampilkan senyuman yang sangat manis. Meski jauh dari itu, sebenarnya ia tengah menahan rasa pusing yang sangat luar biasa.

"Non. Bibi khawatir sama non, bibi panggilin dokter aja ya?"

Lagi lagi, Veliz menolaknya dengan menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu, non tunggu di sini sebentar ya. Bibi ambilkan obat dulu buat non"

Veliz kembali menahan pergerakan bi Ratna yang ingin pergi "Gak usah bi. Aku gapapa, serius deh"

Bi Ratna hanya mengangguk pasrah. Meskipun, hatinya sedikit merasa gelisah ketika melihat nona nya bertingkah seperti tadi dan wajahnya yang sedikit pucat.

"Bi, Al udah berangkat ya?"

"Sudah non. Tadi juga den Laskar berpesan supaya bibi jaga non di sini." Veliz mengangguk mendengarnya.

"Non gak mau cerita sama bibi?"

Melihat Veliz yang hanya diam, bi Ratna menghela nafasnya pelan.

Bi Ratna sebenarnya tahu apa yang tengah terjadi kepada nona nya itu sekarang. Karena lagi pun, Laskar sudah menceritakan nya tadi.

Ia sangat di buat terkejut oleh penjelasan dari Laskar sebelumnya, karena sudah lama gadis itu sembuh dari traumanya. Kini, traumanya itu kembali lewat mimpi yang di alaminya.

"Kalau belum siap buat cerita juga gapapa. Tapi, kalau suatu saat non mau cerita sama bibi, bibi siap jadi pendengar yang baik buat non" Ujarnya, seraya mengusap kepala gadis itu dengan kasih sayang.

"Makasi bi. Makasi karena selalu mengerti tentang Veliz." Gadis itu memeluk tubuh bi Ratna dengan erat. Mengeluarkan rasa penuh sayang terhadapnya.

"Bi, aku boleh tanya sesuatu sama bibi?" Tanyanya, seraya melepaskan pelukan tersebut.

"Boleh. Memang nya non mau tanya apa?"

"Kenapa setelah kecelakaan itu, kepala aku selalu ngerasa sakit mendadak?. Setiap Veliz tanya hal ini ke papa, papa selalu menjawab itu hanya efek samping dari koma, dan papa selalu meyakini kalau Veliz itu baik baik aja."

"Tapi entah kenapa, apa yang di ucapin papa itu terbanding kebalik sama apa yang aku rasain. Itu gak masuk akal bi"

"Non itu sudah sembuh, harusnya non gak usah mengingatnya lagi. Kalau non inget kejadian itu lagi, yang ada nanti terbawa mimpi dan itu akan membuat kepala Non sakit karena mengingat kejadian itu. Non ingatkan apa yang di ucapkan tuan dulu?."

ALASKAR [On Going]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora