Chapter 2 'ALASKAR'

206 104 86
                                    


Hello, enjoy reading, I hope you like the story...




Saat ini Veliz sedang berada di halaman belakang rumah besama Hanaz. Setelah makan malam bersama tadi, mereka berdua memutuskan untuk bersantai di halaman belakang.

Hal apapun mereka bicarakan, Hanaz selalu dibuat tertawa olehnya, karena tingkah laku dari gadis itu yang sangat absurd.

Hanaz selalu bahagia jika berdekatan dengan Veliz. Veliz adalah gadis baik dan murah hati, dan itu adalah salah satu hal yang membuat Hanaz sangat bersyukur mempunyai Veliz di kehidupannya..

"Sekolah kamu gimana sayang?" Tanya Hanaz menatap Veliz yang sedang memainkan kucing di pangkuannya.

"Biasa aja bund, ngga ada seru seru nya" Jawab gadis itu.

"Loh, kenapa gitu? Terus juga, kata Laskar kamu ngga berbaur sama teman teman kamu, kenapa si hm?"

Veliz menggelengkan kepalanya.

"Kalau ada apa apa, bilang aja sama bunda, jangan ada yang kamu tutup tutupin dari bunda atau pun Laskar.
Bunda sayang banget sama kamu sayang, bunda ngga mau ada sesuatu hal yang terjadi sama kamu" Ujar Hanaz mengelus pucuk rambut Veliz dengan lembut.

"Ngga ada apa apa kok bund. Bunda kan tau sendiri, Veliz itu pemilih. Veliz ngga bisa berbaur sama orang gitu aja, ya walaupun mereka itu baik banget sama Veliz"

Hanaz memaklumi hal itu, lagi pun awal pertemuan Laskar dan Veliz, mereka tidak sedekat ini. Karena gadis itu yang sangat pendiam, dan cenderung untuk menyendiri.

"Ekhem"

"Serius banget, ngomongin apa si?"

Mendengar ucapan itu, membuat Hanaz dan Veliz menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Laskar yang tengah menyandar kan tubuhnya di bibir pintu, seraya memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Ngga ngomongin apa apa kok. Yaudah kalau gitu bunda kedalam dulu ya, takut papa nyariin" Ujarnya, dengan anggukan Veliz dan Laskar.

Setelah kepergian Hanaz, Laskar menatap Veliz sejenak, menghampirinya lalu duduk disebelahnya.

Ia membaringkan tubuhnya di sofa, dengan paha Veliz yang menjadi bantalannya.

"Vel?" Tanya laskar sedikit mendongakkan kepalanya.

"Hm"

"Ngga ada yang lagi lo sembunyiin dari gue kan?" Veliz menunduk, menatap wajah Laskar yang berada dibawahnya.

"Ngga ada. Kenapa ngomong gitu?"

Laskar menggeleng "Cuma nanya aja"

Laskar kira, Veliz akan bercerita soal tadi siang kepadanya. Ternyata dugaannya salah besar. Tujuan utama ia menanyakan ini, memang untuk memancing Veliz untuk bercerita, namun ternyata Veliz memilih untuk menyembunyikannya.

"Elusin, gue ngantuk" Laskar, lelaki itu menarik lengan Veliz kebagian atas kepalanya.

Entah kenapa ia lebih suka tidur dengan posisi seperti ini, dengan rambut kepala yang di usap oleh gadis yang sedang bersama nya saat ini.

Veliz yang paham pun, langsung mengelus rambut lelaki itu. Ia menatap lekat wajah Laskar yang matanya tertutup. Tampan, satu kata yang ada di pikiran nya.

Laskar memang tampan, bahkan disaat dirinya sedang tertidur pun. Namun satu hal yang ia tidak suka dari Laskar, yaitu sifat nya yang selalu berubah rubah.

Apa lagi disaat Laskar sedang mode marah pada mya, itu yang ia tidak suka. Lelaki itu selalu saja seenaknya tanpa memikir kan perasaan gadis itu, seakan dirinya selalu berada dibawah kendalinya.

ALASKAR [On Going]Where stories live. Discover now