part 8 s2

3.8K 444 9
                                    


Kara dan Kana menatap bangunan sederhana di depan mereka. Terlihat rumah itu cukup kecil namun pekarangannya cukup luas dengan beberapa pohon besar dan juga bangku taman. Membuat rumah itu nampak asri meski cukup sederhana.

Kara memilih duduk di bangku taman membiarkan bodyguard dan beberapa maid membersihkan seisi rumah.

"Kau bosan baby? "

Kara mengalihkan pandangannya pada Adrian  yang datang sambil membawa cemilan. Adrian duduk di sebelah Kara meski anak itu tengah dimonopoli oleh Kana padahal dia juga merindukan sikap manja Kara padanya.

"Entahlah, aku tidak tahu"

"Ngomong ngomong kenapa baby sangat membenci Isabel? Bukankah dia selama ini diam? "

"Aku tidak tahu. Setiap kali melihat wajahnya aku merasa muak, aku merasa kalau dia bukan wanita baik. Dia, mirip wanita itu. Intinya dia menjijikkan. Karena dia juga oma memindahkan ku ke sinj"

Kana tak bisa banyak berkomentar, dia tahu siapa yang dimaksud oleh Kara. Siapa wanita yang sangat dibencinya itu, meski dia yakin Kara tak mengingat kenangan sesaat itu tapi luka yang ditorehkan pasti cukup dalam. Dia juga merasakan seperti apa rasa sakitnya meski dalam artian berbeda.

"Kau memang sudah dewasa ya baby. Padahal baru beberapa tahun lalu baby menangis histeris hanya karena ditinggal sendirian di kamar"

Pipi Kara bersemu merah. Kenapa disaat dia ingin melupakan kejadian memalukan itu masih ada saja seseorang yang mengingatkannya tentang itu?

"A-apa salahnya? Saat itu Kara memang takut sendirian, Kara sendiri tidak tahu apa alasannya tapi Kara takut. "

"Takut kenapa baby? "

"Kara takut,,,,, ditinggalkan. Aneh kan? Kalian tidak pernah sekalipun meninggalkanku sendiri tapi aku malah takut dengan hal yang bahkan belum tentu terjadi"

Kana sedari tadi diam menyimak, tanpa sadar Kana memeluk Kara sementara tatapannya tajam terarah untuk Adrian.

"Kau membuat Kara ku sedih! Dasar abang laknat! "

Garis imajiner tercetak di kening Adrian. Dia pikir tidak membuat kesalahan fatal tapi kenala Kana mengomelinya?

"Sudahlah, abang minta maaf harusnya abang lebih mengerti perasaan baby.... Oh iya, kau tidak rindu Kenzie? Abang dengar dia pindah ke villa setelah baby membujuk ayah, benarkah? "

"Aku rindu, tapi aku tidak mungkin menemuinya dengan keadaan seperti ini kan? Bang Kenzie pasti akan khawatir. "

"Kalau begitu kita berkunjung saja. Baby bosan kan duduk diam di sini sambil menunggu maid selesai? Lagipula wajar kalau Kenzie khawatir, apalagi menyangkut adik kesayangannya ini"

Kara menatap kana meminta persetujuan. Kana jelas saja mengijinkan, itu lebih baik daripada terlalu bosan berdiam diri di sini.

"Baiklah, sepertinya bukan ide yang buruk haha"

.
.
.

"KARA ADIK KECILNYA ABANG, ABANG KANGEN HUWEE"

"Huh jangan teriak bang, nanti nafasmu malah sesak"

Kenzie hanya cengegesan menanggapi sikap Kara. Dia memeluk Kara sayang, sudah tiga tahun dia tidak memeluk adik kesayangannya karena berbagai alasan. Terutama setelah kedatangan Isabel ke mansion nya, karena itu juga Kara tidak pernah mau menginjakkan kakinya lagi di mansion Lopez.

"Maaf hehe, abang seneng Kara jenguk abang lagi"

Kara melonggarkan sedikit pelukan Kenzie, mengajaknya duduk di sofa ruang tengah. Meninggalkan Kana dan Adrian yang menatap dengan tatapan cemburu. Keduanya memilih pergi ke ruang bermain, biarlah kali ini Kana yang bermanja pada Adrian dan biarkan Kenzie melepaskan rasa rindunya.

Ankara Si Antagonis Polos [ END √ ]Where stories live. Discover now