LA - 40

97.1K 6.7K 4K
                                    

Makasih udah selalu ramein! ❤️❤️👍🏻👍🏻

Part ini 4K vote ya (plis bisa ya.. kenceng in votenya 😭🥲🥲👍🏻👍🏻🙏🏻🙏🏻) dan 3K komen aja deh.. lebih boleh juga..

Kayaknya minggu depan deh double updatenya.. tp kek pagi, sama malem ya (bukan yg langsung 2 bab) terus target komennya ku rendah in juga.. hehe..

UDAH SIAP LIAT KIEL BUCIN?!

Gaskeunnn! Kencangkan komennya cingtah q 😍🫶🏻☺️😘

Kiel memainkan pena di antara kedua sela jari telunjuk dan tengahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiel memainkan pena di antara kedua sela jari telunjuk dan tengahnya. Matanya memindai Gaby dari atas sampai bawah.

Hari ini adalah hari dimana mahasiswa yang mendaftar sebagai anggota BEM mulai di interview sebagai bahan pertimbangan terakhir apakah akan di loloskan dan menjadi anggota tetap BEM atau tidak.

Wanitanya itu baru saja duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan Jaleo Red. Sialan, siapa yang memilih pria itu menjadi salah satu kakak tingkat yang menyeleksi calon anggota baru?

Ahhh, ingin sekali Kiel menggunakan power atau kekuasaannya sebagai Presiden mahasiswa untuk mendepak pria ganteng yang minus akhlak itu.

Sedangkan yang di tatap pun bisa merasakan jika ada sepasang mata yang mengawasinya dengan tajam. Tak main-main, bahkan sampai rasanya bulu kuduk Gaby merinding!

Sednagkan di depannya ada pria yang tersenyum hangat dan membuat beberapa wanita di bagian belakang aula menjerit tertahan karena kakak tingkat incaran mereka akhirnya tersenyum hangat setelah seharian penuh memasang wajah garang dan ketusnya.

"Halo Gaby, lama nggak ketemu. Katanya sakit, ya?" Jaleo berbasa basi sembari membuka lembaran portofolio milik Gaby.

Gaby tersenyum kecil sembari mengangguk. "Iya Kak. Demam, hehe."

Jaleo langsung menutup lembaran g kertas yang sedang ia baca itu. "Oh, tapi sekarang udah sembuh, kan ya?" Raut Jaleo menunjukkan ekspresi khawatir. Pria itu mencondongkan tubuh ke depan, memberi tatapan yang menurut Gaby, cukup mengintimidasi.

Gaby mengangguk. Wanita itu merapatkan kedua pahanya, kedua tangganya bertaut di atas paha.

Gaby menunjukkan gestur tidak nyaman. Dan bak pahlawan, Ezkiel Milano datang. Pria itu menepuk pundak Jaleo dengan cukup keras, menimbulkan bunyi pukulan yang membuat bibir Gaby tak sengaja meringis membayangkan sakit karena pukulan itu.

"Lo disini buat interview, bukan buat mengintimidasi calon anggota BEM." Tegur Kiel. "Kalo lo nggak becus, perlu gue gantiin, kah?" Kepala Kiel meneleng, memberi ekspresi tak suka pada Jaleo.

Jaleo menepis tangan Kiel di bahunya, "sorry, tapi nggak perlu. Gue bisa selesaikan tugas gue dengan baik." Jaleo tersenyum hangat, meskipun raut Kiel menggambarkan bahwa pria itu gatal ingin menonjok Jaleo.

Love Attack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang