Gaby nampak menolak mentah mentah makanan yang ia makan tiga kali sehari selama dua hari itu. Gaby sudah eneg. Ia benar benar bosan memakan bubur itu.

"Nggak mau, kenyang." Gaby menggelengkan kepalanya. Ia memilih untuk memejamkan matanya.

Kiel membuang nafas pelan, "mau apa? Mau dibuatin apa?"

Kiel tak memaksa Gaby untuk memakan. Ia mengerti, pasti wanita itu sudah bosan makan bubur ayam ini terus menerus.

"Nggak tau," jawaban Gaby terlalu cuek, membuat Kiel menggaruk pelipisnya.

Kiel menaruh buburnya di atas meja, kemudian ia keluar sebentar dari dalam kamar Gaby. Kiel menekan layar ponselnya, berkutik dengan kontak, mencari nama Ejan disana.

Kiel menelepon Ejan, yang tak lama kemudian telepon itu di angkat. "Napa Yel?"

Kiel langsung menyahut, "orang demam kalo bosen makan bubur, di kasih makan apa?"

Ejan terdiam cukup lama, sampai Kiel harus memanggil Ejan, "Jan?"

"Kasih cium kayaknya sembuh deh, Yel. Biar entar panasnya lo isep te—"

Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh Kiel. Wajah pria itu memerah, merasa kesal dengan Ejan yang selalu ceplas ceplos menjawab pertanyaannya.

Sekarang pria itu beralih kepada kontak bernama Khaezar. Pria yang paling waras di antara mereka meskipun harus berlabel Gay.

Khaezar cukup lama menjawab teleponnya, dan ketika di angkat suaranya terdengar serak. Sepertinya baru bangun tidur.

"Hm?" Tanya Khaezar.

"Orang demam kalau males makan bubur di kasih apa?" Tanya Kiel dengan pertanyaan yang sama.

"Kasi obat." Jawaban enteng keluar dari bibir Khaezar.

"Makanan, Khae. Makanan." Tekan Kiel dengan sedikit kesal.

"Oh, makanan." Khaezar terdiam sejenak sebelum menjawab, "gak tau. Gue kalo males makan bubur, di urusin sama orang lain. Tinggal makan doang, gak banyak ngomong."

Kiel kembali mematikan sambungan secara sepihak. Kesalahan besar ia menghubungi Khaezar yang masalah percintaan saja tidak becus!

Oke, masih ada Roman dan Jaleo.

Kiel menghubungi Roman terlebih dahulu. Dengan cepat Roman menjawab sambungan teleponnya. "Man, Kalo orang demam—"

"Ke dokter." Dan kemudian sambungan terputus, membuat Kiel mengumpat.

Oke, sebelum menuju Jaleo, masih ada Lee dan juga Bang Hendra. Tapi tentu saja Kiel tidak mungkin bertanya pada Lee Jeff, atau pria itu akan mengendus semua perilaku busuknya yang menggilai adik angkat sendiri. Jadi mari menghubungi Bang Hendra.

"Halo bang?" Sapa Kiel terlebih dahulu.

"Apa bro?"

"Orang kalo lagi demam terus males makan bubur, enaknya di kasih apa?" Tanya Kiel.

"Hmmmm... orang kalo sakit dikasih buah kagak, sih?" Jawab Bang Hendra.

"Bang, makanan bang." Pertegas Kiel.

Bang Hendra terdiam cukup lama, membuat Kiel mematikan sambungannya sepihak. "Lama amat." Omel Kiel gemas sendiri.

Laki kaki terakhir, Jaleo Red. Semoga yang ini Kiel bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Dengan cepat Jaleo menjawab panggilan Kiel. Semoga Kiel bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Jaleo.

"Napa woi?" Suara Jaleo terdengar berteriak. Suara bising terdengar di sekitar Jaleo.

Love Attack Where stories live. Discover now