Prologue

106 12 2
                                    

"Satu pertemuan, berjuta kebersamaan, bermiliar kenangan.., hingga pada akhirnya kembali pada satu perpisahan."

.

.

.

Burung-burung terlihat berterbangan di langit jingga yang terlihat hangat, awan-awan berbagai bentuk terlihat bergerak bagai ombak. Bisingnya kendaraan di bawah sana, seolah sepi setelah digesekkannya violin bow pada senar biola miliknya.

Agtama menoleh, menatap wajah cantik itu dari samping. Kakinya yang menggantung keluar, berayun pelan di atas tingginya tembok pembatas rooftop yang ia duduki, ditemani kebisingan kota di sore hari.

Agtama menatap lekat orang yang dicintainya itu, orang yang ia cintai lebih dari apapun. Benar-benar lebih dari apapun di dunia ini.

Orang itu tentu saja adalah seorang Artala, yang kini kembali menarik senyum tipis, lalu menatap ke bawah sana. Hingga akhirnya, gadis itu kembali menatap Agtama yang selalu memusatkan perhatian padanya.

"Merindukan orang yang kita cinta itu, berat 'kan Ma?"

Sesaat Agtama tertegun, lalu membuang muka, memilih menatap langit senja. Terlihat mata dengan netra hijau zamrudnya berkilauan, terlihat basah dengan genangan air mata disana.

"Iya.."

Suara lirih itu menjadi sebuah jawaban, untuk sebuah pertanyaan yang nyatanya tak pernah ada. Jawaban yang juga menggambarkan perasaannya saat ini.

Ia merindukan orang yang dicintainya.., sangat.

____

Never LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang