Artis Teater 1990

138 18 3
                                    

❗️PERHATIAN❗️
Cerita ini hanya FIKSI.
Tidak bersangkutan dengan kehidupan asli idol dan sebagainya.
Ide cerita, Murni hasil pemikiran saya sebagai author.
Mohon di maafkan soal informasi dalam cerita yang mungkin tidak sesuai dengan RL, karena keterbatasan pengetahuan.
So, happy reading....






























Dia yang berharga akan jauh lebih mahal dari sebuah permata....




























































Sekar Frederika Van Dijk.

Wanita yang cukup terkenal pada zamannya. Seorang pemain teater cantik, wanita berdarah indonesia bercampur Belanda. Kulitnya putih pucat, rambutnya hitam pekat seperti arang. Selalu tampil dengan mengagumkan di atas panggung, murah senyum hingga banyak laki-laki yang jatuh hati padanya.

Dia menggeluti dunia teater sejak umur 17 tahun, waktu itu tahun 1990. Setelah lulus SMA, Sekar semakin dikenal. Tidak ada yang tidak tahu nama perempuan keturunan Belanda itu. Sampai pada usianya ke 24, Sekar memutuskan untuk berhenti. Raib dari dunia teater dan membuka lembaran baru pada hidupnya.

Sosok Sekar Frederika Van Dijk, telah menjadi pemeran utama pada masanya.

****

Tawaran lukisan beberapa waktu lalu, telah Raihan tolak dengan baik. Karena tujuan awal dan akhir Lukisan itu ada adalah untuk sebuah hadiah, bukan dijual. Raihan sama sekali tidak tergiur dengan harga yang diberikan para kolektor itu, bahkan salah satu diantara mereka siap membayar Lukisannya dengan harga yang fantastis. Hal itu tetap saja tidak dapat menggerakkan hati Raihan.

Sabtu pagi kembali datang, semua penghuni rumah pak Arjuna telah menjalankan aktivitas mereka seperti biasa. Tidak ada keributan, pagi itu terasa begitu damai.

Diruang televisi, ada Candra, Jibran, Mahesa, Jenan, dan Raihan yang sedang duduk santai pada sofa panjang. Di tambah Vanilla yang ikut nonton di pangkuan Raihan. Jema dan Harsa sedang pergi. Sementara Kirana sedang sibuk di dapur. Memang biasanya Kirana akan menghabiskan waktu minggunya di dapur. Kebiasaan bersama Bunda yang tidak pernah hilang. Walau kali ini Kirana sendirian.

Ding.... Dong....

Suara bel rumah menggema. Jenan yang paling dekat dengan pintu keluar ruangan lebih dulu bergerak. Ketika pintu utama dibuka, senyum Jenan secara otomatis mengembang sempurna hingga matanya membentuk bulan sabit. Seperti memang sudah di setting hal itu akan terjadi, hatinya turut ikut berbunga-bunga ketika melihat siapa yang datang.

"Pagi mbak Dayang, ayo masuk dulu." Pintu dibuka lebih lebar agar sang tamu dapat masuk.

"Pagi juga Jenan. Kirana nya ada kan?"

"Oh, mbak Kiran. Lagi di dapur, mbak."

"Jenan, siapa yang datang?" Itu Mahesa, kepalanya muncul dari balik ruangan. Melihat ada salah satu sahabat kakaknya datang, Mahesa tersenyum ramah.

"Pagi mbak Bulan...."

Disusul dengan sapaan dari saudara-saudaranya Kirana yang lain. Tiba di dapur, Bulan sempat mematung ketika mencium aroma kue yang menguar setelah dikeluarkan dari oven.

"Produktif banget minggu paginya mbak Kiran." Bulan mendekat pada meja bar, lalu duduk di salah satu kursinya.

Kirana hanya tersenyum kecil, sambil melepas apron yang sejak tadi ia pakai. Dia juga mengambil toples kue yang sudah kosong, di isi toples itu dengan kue kering yang baru saja ia buat.

Mother's Past [Sinb x NCT Dream Au]Where stories live. Discover now