commission on her

1.1K 184 10
                                    

"Hei hei. Kenapa kau berjalan ke sebelah sana?" Jaemin mengerutkan keningnya ketika melihat Lisa melanjutkan langkah tepat sesudah membuka pintu kamarnya.

"Kenapa lagi? Tentu aku mau beristirahat di kamarku."

Jaemin menatap Lisa masih dengan sebelah kakinya yang mengatung di udara. Dari rautnya saja, Lisa bisa tahu apa yang ada di dalam pikiran lelaki itu.

"Kau pikir kita akan sekamar? Jangan bercanda." Wanita itu mengernyit sebentar sebelum menampilkan mimik tak percayanya.

"Kau tega meninggalkanku sendirian? Aku ini pasien, loh."

Lisa memandang Jaemin dalam diam dengan kedua tangannya yang dimasukkan pada saku jaket, "Panggil aku noona."

"Noona tega meninggalkanku sendirian? Tidak bisa begitu dong. Kau harus menemaniku." Jaemin, menjawab titah Lisa dengan begitu cepat namun masih dengan omelan yang sama.

"Sejak kapan kau jadi manja begini?"

"Aku bertingkah seperti ini hanya kepadamu, anggap saja sebagai sebuah privilage."

"Selamat malam, Na Jaemin." Lisa berbalik dan melambai pelan. Tak mengindahkan hela kekecewaan yang terpancar jelas di wajah Jaemin.

Namun baru saja Lisa meletakkan keycard pada smartlock pintu hotelnya, sebuah gebrakan nyaring terdengar memekakan telinga.

"Ya Tuhan!" Wanita bersurai ash grey itu segera berlari tunggang langgang begitu melihat Jaemin terjatuh di ambang pintu, "Kau tidak apa-apa??!" Ujarnya saat menarik tubuh Jaemin yang sudah berbaring pada lantai karpet dalam pelukannya.

Lelaki itu menatap Lisa dengan alis yang sudah bertaut, "Apa aku harus bertingkah seperti ini agar kau memperhatikanku?" Kata Jaemin sembari meraih jemari Lisa yang ada di dadanya.

Sadar jika tindakan lelaki itu hanya sekedar penarik atensinya, pun Lisa menghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya memukul dada lelaki itu dengan begitu keras "Kau gila?! Bagaimana jika lukamu bertambah? Bodoh, ya?!"

"Aww.. ya kau baru saja menambah lukaku pula." Ucap Jaemin sembari mengelus dadanya yang terasa panas.

Baru saja Lisa hendak beranjak dengan menyingkirkan tubuh Jaemin, namun lelaki itu justru memeluk perut Lisa seperti bocah yang sedang bertingkah, "Bisakah kau tetap tinggal? Aku akan tidur di sofa. Aku takkan bicara atau melakukan apapun yang membuatmu merasa terganggu. Hanya saja, tetaplah disini."

Lisa memandang ke kejauhan dan berpikir kenapa Jaemin jadi seperti ini, "Kau yang bayar kamarku juga, ya?"

"....bukankah kau memang berpikir seperti itu sejak awal?"

"Ck. Cepat bangun, aku lelah." Lisa terlihat sudah membantu Jaemin untuk bangkit dan membiarkannya berjalan sendiri. Lelaki ini jika semakin dimanjakan makin menjadi-jadi.

"Kau bahkan belum menceritakanku kenapa kita harus bermalam disini dan bersembunyi di mobil lelaki nyentrik itu."

Ah, Lisa melupakan poin dimana ia memiliki hutang berupa sebuah penjelasan kepada Na Jaemin. Tapi, Lisa belum boleh mengungkapkannya sebelum mendapatkan bukti, kan?

"Itu... perasaanku saja yang tidak enak. Kau tahu instingku kuat, kan?"

"Padahal awalnya akulah yang meminta untuk di antar ke hotel saja, dan kalian bersikeras untuk menahanku di rumah orang tua kalian. Namun belum beberapa jam aku singgah, kau sudah memposisikan kita dalam kotak kedap udara, membuat kita hampir kehabisan nafas dan berakhir di hotel ini pula."

"Itu-"

"Sekarang kau bahkan enggan memberi penjelasan kepadaku? Kau sadar jika tengah bersikap aneh, kan?"

WonderwallWhere stories live. Discover now