32. Apa hakmu untuk menghakimiku?

724 95 46
                                    

Begitu membuka mata nya lagi, pengelihatan Miran tampak kabur untuk sesaat ketika ia berusaha menyesuaikan pandangan mata nya. Dia tampak bingung dengan ruangan mewah tempat nya berada saat ini, sampai secercah ingatan membuat nya tersadar dan merinding.

"Nona Shen Miran Atau lebih tepatnya, nona Qiao Zhishu " Sapaan itu berasal dari seseorang yang duduk disebelah ranjang, ketika ia menoleh Miran merasa darah nya surut dari wajah nya. Ia pucat pasi.

Disana pangeran Chen Yishen menatap nya dengan sebelah alis terangkat naik. Kaki nya terlipat sementara bibir nya membentuk seulas senyum tipis yang tak sampai ke mata yang malah menyorot Miran dengan dingin.

"Sudah puas bersembunyi?"

Hening. Miran menelan ludahnya merasa tenggorokan nya tercekik berada dibawah tatapan dingin itu. Rasanya ia ingin kabur dan bersembunyi namun tubuh nya terasa terpaku di tempat.

Miran bergulat dengan dilema haruskah ia berpura-pura tidak mengingat atau mengatakan sejujurnya. Namun, jika ia mengelak rasanya percuma karena Chen Yishen sudah melihat bekas luka lama nya. Pria ini pasti juga sudah lebih dulu menyelidiki identitas nya di keluarga Shen, begitu merasakan keanehan dia langsung datang untuk memastikan sendiri dengan kedua mata nya langsung.

Tiba-tiba Miran merasa menyesal karena telah terlibat dengan orang menyeramkan seperti pangeran kedua. Apa yang ada dipikirannya dulu ketika mengejar orang ini seperti seorang idiot?

Pada akhirnya Shen Miran mendongak dan tersenyum hampa. "Lama tak bertemu yang mulia."

"Hanya itu?" Chen Yishen terkekeh. Sorot mata nya semakin tajam jelas bahwa pria ini tidak senang dengan sapaan nya. "1 tahun menghilang dari dunia seakan-akan kau sudah mati, dan bertindak sebagai putri orang lain ketika keluarga aslimu mati-matian mencarimu seperti orang gila? Kau wanita berhati dingin huh?"

"1 tahun lamanya dan kini kau kembali ke kekaisaran dengan identitas berbeda sebagai putri keluarga lain?  Lolos dalam seleksi sarjana dan bertindak sebagai putri dan meimei yang baik? Lucu sekali Qiao Zhishu mengapa tak kau lakukan itu pada orangtua biologismu selain membuat malu mereka?"

Semua kalimat itu seperti pisau yang ditusukkan pada Miran. Gadis itu tak memberikan reaksi selain melihat jahitan brokat pada jubah pangeran kedua. Ekspresi nya berangsur datar tanpa menunjukkan emosi yang tidak perlu, berbanding terbalik dengan dirinya dimasalalu sebagai Qiao Zhishu yang meledak-ledak. 

Saat ini ia hanya mendengar semua perkataan itu dengan sikap tenang seakan-akan yang dibicarakan oleh pangeran kedua adalah orang lain dan bukan dirinya.

"Apa kau jauh lebih senang dianggap sudah mati oleh semua orang dan kini bertindak sebagai anak berbakti oleh keluarga angkatmu, Begitu? Sungguh sia-sia usaha Qiao Feng untuk menemukan adiknya yang berhati dingin."

Miran menunggu hingga Chen Yishen selesai bicara sampai akhirnya ia membuka suara. "Sudah selesai? Kupikir ini giliran untuk berbicara."

Ia mendongak menatap sepasang mata coklat gelap itu secara langsung tanpa gentar. "Aku tak mau repot-repot untuk menjelaskan mengapa dan kenapa alasanku hingga memilih menghilang dan akhirnya kembali, karena percuma saja untuk bicara saat yang ada di otakmu sudah tercetak jelas bahwa aku adalah wanita berhati dingin."

"Jika memang itu opini dan asumsimu tentangku maka silakan saja. Yang paling sulit di dunia ini adalah meluruskan fakta yang sebenarnya." Miran mengangkat bahu nya, lagi pula ia sudah terbiasa dengan situasi dimana ia dianggap sebelah mata oleh semua orang. Ketika ia dimanipulasi ataupun ditipu oleh sahabat nya sendiri orang-orang hanya tahu bahwa ia adalah gadis murahan yang mengejar Chen Yishen.

Atau ketika ia tidak mendorong... Ke kolam tapi ia malah mendapat tamparan karena kesalahpahaman. Situasi dimana Kaisar yang menjadikan nya boneka untuk membuat pangeran kedua jengkel dan sebagainya.

Bahkan setelah melepaskan semuanya dan berusaha memulai dari titik nol, segala kebaikan nya masih dicurigai dan dihakimi oleh orang lain. Rasanya ia lelah dan muak.

"Tapi bahkan jika aku salah, apa hakmu untuk menghakimiku?" Tanya Miran secara langsung. "Apa kontribusimu dalam hidupku hingga kau merasa bisa ikut campur? Karena pernah menyelamatkanku satu kali? Patut diingat bahwa aku sudah membayar nya kembali setahun yang lalu."

Tak ada hutang diantara mereka karena Miran sudah membayar nya dengan nyawa nya saat perang terakhir yang membuat nya sekarat dan ditemukan oleh keluarga Shen. Jika ia bisa berkata jujur ia berani untuk datang kemari selain untuk bertaruh dengan Ayah angkat nya demi mimpi Shen Xian, dia ingin melihat keadaan Ayah dan kakak biologis nya. Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka sehat?

Shen Miran/Qiao Zhishu bukanlah orang yang serakah, ia hanya ingin melihat dari jauh dan berpuas hati melihat keadaan mereka baik-baik saja.

"Keadaan pernah membuat Qiao Feng melupakan mimpi nya sebagai tentara dan malah menjadi sarjana, lalu aku bertemu dengan Shen Xian dan mimpi nya yang membuatku merasa ingin mewujudkan mimpi gege biologisku pada orang lain. Mewujudkan rasa bangga ayah kandung melalui langkah ini meskipun aku sadar ayah tidak akan tahu." Ia berkata tanpa ekspresi selain tatapan kosong yang hampa.

"Alasan mengapa ia tidak kembali meskipun ada kesempatan karena bekas luka dan kesehatanku tidak pernah kunjung bagus, bahkan tabib terbaik yang didatangkan keluarga Shen pesimis bahwa aku akan bertahan hidup lama karena luka-luka parah itu. Lambat laun aku tidak terpikirkan untuk kembali dan memberikan harapan semu, lebih baik mati sekali dibandingkan harus mati dua kali dihadapan keluargaku."

Tapi apa gunanya menceritakan ini semua pada orang lain? Tak ada gunanya berusaha merubah pandangan mata orang lain yang tidak mengenakan kacamata yang sama.

Ia bangkit dari ranjang tanpa merasa perlu untuk berbasa-basi dengan pangeran kedua, dia langsung pergi begitu saja. Namun ketika membuka pintu disana ia langsung bertemu dengan wajah Qiao Feng yang tampak pucat.

Sejauh mana Qiao Feng mendengarkan semuanya?

"Meimei?" Suara Qiao Feng bergetar.

Di depan pangeran kedua mungkin ia bisa tidak menampilkan wajah tak berekspresi namun di hadapan Gege nya, ia langsung menciut dan menunduk.

Ia merasakan sepasang tangan hangat yang agak gemetar menyentuh kedua sisi pipi nya membuat nya mendongak. Jempol Qiao Feng menyapu pipi kemerahan meimei nya, mata nya tampak berkaca-kaca. "Apa kabar adikku?" Tanya Qiao Feng dengan senyuman membuat air mata nya luruh.

Tak penting apakah sekarang ia adalah Shen Miran ataupun Qiao Zhishu.

"Ge, ma-maaf..." Kata Zhishu dengan suara tercekat.

Qiao Feng menggeleng, "tidak apa-apa. Tidak apa-apa." Katanya berusaha menenangkan meskipun dia sendiri tampak seperti ingin menangis. Saat itu juga Qiao Feng memeluk tubuh meimei nya erat, "syukurlah... Syukurlah... Yang penting kau baik-baik saja dan aku bisa melihatmu."

Zhishu membenamkan wajah di pundak sang kakak tangis nya pecah saat itu juga. Ia dicintai tanpa syarat oleh keluarga nya ia bahkan sudah menanti makian tapi yang datang adalah pelukan penuh kelembutan.

***

Dari kejauhan Shen Xian melihat keadaan ini dengan hati yang terganggu, tempat ini adalah restoran sekaligus penginapan tempat perayaan makan malam untuk menyambut tentara baru. Sepanjang acara Shen Xian yang sudah mengetahui identitas adik angkat nya tak bisa berhenti melihat kearah Qiao Feng yang memiliki marga yang sama dengan nama asli Miran.

Ada kemiripan dalam wajah mereka dan sikap satu sama lain. Ketika ia mendapatkan kabar bahwa Miran menghilang dari penginapan aneh nya Qiao Feng juga mendapat laporan yang sama, keduanya berniat mendatangi pangeran kedua untuk meminta bantuan namun ternyata... Ini yang ia lihat.

Shen Xian berbalik pergi untuk memberikan ruang pada kakak beradik itu. Padahal meski baru setahun Shen Xian juga kakak dari Miran tapi rasanya seperti ia tetap kalah karena tidak ada hubungan darah diantara mereka.


______________
Aku muncul setelah 1 bulan wkwkww,
Lalu aku akan kembali menghilang whusss..

Kidnap The BrideWhere stories live. Discover now