27

524 75 2
                                    

Pengumuman ujian itu diberitahukan pada hari itu juga dan akan dikirim pada keluarga masing-masing.

Shen Miran berdiri di depan papan pengumuman dengan separuh wajah yang tertutupi oleh syal. Pengawas yang memintanya secara khusus untuk menutupi wajah nya.

Dia mulai mencari namanya dari peringkat terbawah dan tidak menemukan nya. Hingga mulai naik-naik dan menyerah, dia sudah lelah mendongak.

"Shen Miran namamu ada di peringkat pertama." Wangzhi Li berdiri tepat dibelakangnya menunjukan nama Shen Miran yang berada diatas namanya.

"Oh."

"Kau tidak senang?"

"Biasa saja, kupikir akan berada di peringkat 10 karena sudah memuat jawaban asal."

"Humor orang pintar sangat menyeramkan." Wangzhi Li merinding, "Sekarang aku yakin kau benar-benar adik Shen Xian. Sifat angkuh kalian mirip."

"Bukan angkuh, tapi percaya diri." Shen Miran mendongak membuat tudung merosot kebelakang. Wangzhi Li menarik tudung itu agar dia tidak perlu melihat mata bulat milik Miran. "Jangan lihat! Kau akan membuatku pingsan dengan tatapanmu."

"Omong kosong." Miran ingin menyingkir dari sana tapi dia ingat dengan taruhan nya dengan Xian. "Wangzhi Li kau ada waktu sore ini?"

"Ada, tapi kita harus segera pergi untuk ujian kekaisaran kan?"

"Masih ada waktu, ayo berkencan denganku."

*****

Ini bukan seperti kencan dalam bayangan nya, Shen Miran memang cantik tapi orang yang mengikuti nya terlampau mengerikan.

"Kau Wangzhi Li yang itu bukan?" Shen Xian bertanya ketika dia akan menjemput adiknya ditempat ujian. "Si brengsek yang menggoda setiap wanita yang ditemuinya."

"Xian-er kau selalu cemburu-" Merasakan tatapan Shen Miran, Wangzhi Li mengalihkan pembicaraan. "Lama tidak bertemu teman lama, ngomong-ngomong kau tidak bilang memiliki adik perempuan?"

"Agar kau bisa menggoda nya?" Mata Shen Xian menyipit.

"Yah itu salah satunya- bukan, kupikir kau anak tunggal."

"Adikku sakit-sakitan jadi menjauhlah darinya kau itu sumber penyakit."

"Mulutmu selalu pedas sekali."  Wangzhi Li meminta dukungan pafa Shen Miran. "Miran bagaimana mungkin kau bisa bertahan dengan kakak seperti ini? Menikahlah denganku akan ku bebaskan kau dari lidah berduri nya."

"Beraninya kau..!"

"Sudahlah kak. Mengenai taruhan kita, menempati peringkat pertama, betul?" Miran tersenyum manis, "sekarang kakak tahu harus apa kan?"

Pada saat ini rasanya dia ingin membatalkan taruhan itu, apalagi ketika melihat orang yang dikencani sang adik adalah bajingan terkenal waktu di akademi.

"Aku akan tutup mulut dari ibu dan ayah. Tapi bukan berarti aku tidak akan mengikuti kalian." Mata Xian seakan ingin memenggal Wangzhi Li apabila dia berani menyentuh sehelai rambut adik nya.

*****

Pada akhirnya mereka pergi ke kedai teh, perdebatan masih berlangsung diantara dua laki-laki itu. Mereka naik ke lantai dua untuk mendapatkan pemandangan yang indah. Katanya penampilan sungai Yangtze akan terlihat dari sini karena itu mereka ingin melihat dalam bingkai musim dingin.

"Disini jauh lebih hangat, Meimei berikan mantelmu." Xian membantu melepaskan mantel milik Miran, dia khawatir sang adik akan kepanasan karena menggunakan mantel diruangan hangat.

"Hacih!"

"Pakai, Pakai lagi!" Pada akhirnya mantel itu kembali terpasang, "Ge jika kau melilit kepalaku dengan syal bagaimana caraku minum?"

Wangzhi Li yang masih menjadi pengamat setia tertawa atas kedekatan kakak adik ini. Semasa di akademi dia tidak pernah melihat Shen Xian bicara dengan siapapun dan sangat tertutup, hanya mengeluarkan suara nya ketika butuh dan ingin. Tapi sekarang dia bisa berdebat dengan nya karena ingin melindungi adik perempuan nya.

"Tubuhmu lemah sekali Shen Miran. Kau harus sering minum tonik."

"Dia ini lemah karena jarang makan." Sahut Xian.

"Oh, pantas saja. Kalau begitu kita harus pesan makanan. Biar aku turun dan memesan nya." Wangzhi Li mengajukan diri, Shen Xian tidak mungkin mau  meninggalkan adik nya hanya berduaan dengan nya.

Di tangga dia berpapasan dengan seseorang yang wajah nya tampak familiar. Wangzhi Li sampai terpaku, dan menatapnya lama sekali. "Ah apa sih yang kulakukan. Jika Miran tahu dia akan berpikir aku menjijikan karena memperhatikan pria."

Miran bersandar pada bingkai jendela besar untuk melihat kearah sungai Yangtze yang panjang itu. Hampir seluruh permukaan atap dan jalanan diselimuti oleh salju.

"Miran kau menyukai Wangzhi Li?"

Miran menyahut tanpa menoleh, "tidak." Singkat, padat dan jelas.

"Lalu kenapa mengajak nya berkencan?" Xian masih gigih mengintrogasi.

"Karena dia teman Gege."

"Kau sengaja ingin membuatku khawatir?"

"Tidak, aku hanya ingin tahu tentang Gege darinya. Tapi melihat interaksi kalian aku menyadari bahwa kalian sangat akrab." Dia tersenyum sebelum nya Miran khawatir jika kakak nya ini mengalami keterbelakangan mental karena sangat penyendiri dan seperti psikopat. Namun, ternyata dia juga bisa bersosialisasi dengan baik pada teman-teman nya jadi Miran tidak perlu khawatir dengan keselamatan nyawa nya.

Dia tidak mungkin mengatakan kekhwatiran nya secara gamblang kan? Atau Xian akan memenuhi kamar nya dengan kodok yang entah dikumpulkan nya dari mana. Mahluk lembek menjijikan itu, huu dia selalu merinding hanya karena memikirkan nya.

"Miran jangan jatuh cinta pada Wangzhi Li." Xian melanjutkan, "Dia memang tampan, berasal dari keluarga yang terhormat. Tapi dia suka bermain-main dengan banyak gadis, ditambah sikap nya sangat manis ketika memperlakukan mereka."

Wangzhi Li tampan? Miran berpikir sebentar wajah nya memang tampan ditambah dia tipe yang suka tersenyum jadi wanita akan menganggap nya manis. Tapi itu bukan wajah yang akan membuat Miran jatuh cinta sampai jadi gila seperti yang dipikirkan sang kakak.

Dia sudah bertemu dengan pria yang jauh diatas segala-galanya hingga menjadi terobsesi. Bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan Wangzhi Li?

"Gege takut aku akan disakiti?"

Telinga Shan Xian memerah, ternyata hanya dengan pertanyaan ini bisa membuat tersipu? Lucu sekali.

"Kau kan sering tiba-tiba menempel atau meminta gendong. Jangan lakukan itu pada orang asing, aku tidak mau seseorang memandangmu sebelah mata hanya karena itu." Shen Xian hanya ingin melindungi harga diri sang adik dimata semua orang. "Walaupun hanya putri dari pejabat provinsi kau tetap harus dipandang sebagai langit yang sulit digapai siapapun."

Shen Miran terdiam. Jika di masalalu Miran juga dicintai seperti ini hanya saja cinta yang dimiliki orang-orang terlalu beracun hingga membiarkan nya merusak citra nya sendiri. Walaupun begitu memang dirinya sendirilah yang paling berperan dalam merusak dirinya sendiri.

"Sudah kuputuskan."

"....?"

"Aku tidak akan menikah dan tinggal dengan Gege selamanya." Miran memeluk Xian menenggelamkan wajah nya pada bahu sang kakak. Pada saat itu Wangzhi Li muncul setelah memesan merasa aneh dengan pemandangan sekaligus tatapan kemenangan dari Xian kearahnya.

"Apa aku melewatkan sesuatu yang penting disini?" Tanya nya merasa terasingkan.

Kidnap The BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang