16. Memotong mahkota

745 104 7
                                    

"Aku pantas mati." Batin Zhishu sambil meremas celana kain nya, dia baru saja membuat masa depan orang penting menjadi terancam karena nya.

Saat ini ia mengalami dilema dimana identitas yang disembunyikan oleh nya selama ini telah diketahui. Masalahnya yang pertama kali mengetahui nya adalah orang yang paling ingin dia hindari.

Baju zirah nya sudah hanyut sebelumnya kini ia kesulitan untuk menutupi rambut dan wajah nya. Qiao Zhishu melihat pantulan dirinya melalui permukaan perisai, dia menimbang-nimbang haruskah ia memotong rambut nya agar terlihat seperti laki-laki?

"Tidak apa-apa." Qiao Zhishu menyatukan rambut nya dan menggenggam belati nya erat-erat. Bersiap untuk memotong helaian rambut nya,

Karena terlalu fokus pada tekad nya Qiao Zhishu sampai tidak menyadari bahwa diluar tenda Chen Yishen telah memanggil nya. Setelah memanggil nya beberapa kali dan tidak mendapatkan sahutan, Chen Yishen mengerutkan kening. Dia menyibak kain penutup tenda dan menemukan bahwa gadis itu akan segara memotong rambut nya.

Qiao Zhishu memekik saat tangan nya terhempas membuat belati itu jatuh ke lantai begitu saja. Wajah nya memerah karena menahan sakit di pergelangan tangan nya, menatap marsekal sengit.

"Apa yang salah?"

"Kau sudah gila?" Marsekal malah balik melempar pertanyaan seakan-akan merasa jika gadis dihadapannya ini sangat tidak masuk akal.

"Aku hanya memotong rambutku."

Qiao Zhishu menunjuk sedikit rambut nya yang telah terpotong. "Kau membuat nya menjadi tidak beraturan." Dia menghela napas kesal.

Dia tidak menerima balasan dari pria itu, tubuh nya hanya didudukan diatas kursi. "Anda mau apa lagi?"

Kening nya di dorong menggunakan telunjuk oleh Chen Yishen. Membuat nya tetap duduk tenang di tempat nya.

"Sudah diam saja.."

Qiao Zhishu menyipitkan mata nya curiga saat pria ini menggunakan belati nya untuk memotong rambut Qiao Zhishu. Karena bagian depan nya sudah terpotong sedikit pria itu membuat bagian depan nya memiliki pendek yang sama.

Dia bertingkah seolah-olah seorang Ayah yang tidak senang melihat rambut nya berubah dan merapihkan nya. Walaupun tidak mengatakan apa-apa tapi Qiao Zhishu bisa merasakan dongkol di mata nya.

Setelah nya Qiao Zhishu melihat kembali penampilan nya dan makin mengerutkan kening nya. Gaya rambut ini malah makin membuat nya terlihat manis saat rambut itu merangkum wajah mungil nya.

"Ini tidak membuatku terlihat seperti laki-laki."

"Kau kan perempuan."

"Aku tahu. Tapi ini ... Sudahlah berikan padaku belati itu. Biarkan aku memotong nya sendiri." Qiao Zhishu berkata keras kepala dia berusaha mengambil belati di tangan Chen Yishen.

Lagi-lagi kening nya di dorong menggunakan telunjuk oleh marsekal Chen.

"Berhenti mendorong jidatku!" 

*****

Qiao Zhishu keluar dari tenda dengan perasaan gondok luar biasa. Dia sudah lelah berdebat masalah rambut ini dan terus menerima olok-olokan dari pria itu.

Kenapa dulu dia bisa sangat menyukai pria itu? Kalau tahu sisi aslinya sangat menyebalkan seperti ini, Qiao Zhishu rasa dia tidak akan menghabiskan bertahun-tahun untuk mengejarnya.

Qiao Zhishu menguncit rambutnya tinggi bagian depan nya tidak bisa terikat sehingga hanya berada disisi wajah nya.
Melihat tampilan dirinya pada permukaan air sungai yang tenang.

Dia mendengar suara seseorang yang terpekik tertahan, ketika Qiao Zhishu berbalik yang dilihatnya adalah pemuda kurus yang melihat nya seperti hantu.

"Akh...! Eh?"

Bingung, mata Qiao Zhishu berkedip perlahan dia merasa situasi ini terlalu riskan. "Kau baik-baik saja?"

"Tunggu ... Maaf apa kau." Pemuda itu menggeleng tampak ragu dengan dugaan nya sendiri. 

"Ya aku...?"

"Kau pria kecil yang selalu menggunakan baju zirah itu kan?! Ini benar kau kan?" Katanya dengan nada tidak percaya pemuda itu kini sangat yakin, dia sangat hafal dengan setiap nada lawan bicara nya.

"Kau ternyata .... Ah! Kini aku mengerti mengapa kau menyembunyikan wajahmu selama ini!" Katanya buru-buru menghampiri Qiao Zhishu. "Kau memiliki wajah yang terlalu cantik untuk ukuran seorang pria. Itu sebabnya kau malu menunjukkan nya."

Haruskah Qiao Zhishu berterimakasih atas kepolosan atau ketololan pemuda ini?

Dia hanya tersenyum tipis dan bersyukur karena ia telah membalut dada nya kencang hingga terlihat rata.

"Namaku Lee Jun kalau kau?"

"Aku, Zhi ... Zhishun." Otak Zhishu berputar cepat untuk mengarang nama tapi dia memang sangat payah dalam hal ini.

Mereka saling memperkenalkan diri. Tampak nya Lee Jun melihat memar di pergelangan tangan kanan Qiao Zhishu dan malah menarik nya agar dapat melihat nya lebih jelas. Tapi sepertinya dia baru menyadari jika kulit Qiao Zhishu lebih halus dan bersih dibandingkan kstaria yang biasa memegang pedang.

"Apa sebelum mengikuti perang ini kau adalah tuan muda yang jarang keluar rumah?"

"Begitulah." Qiao Zhishu menjawab seadanya. Dia menarik kembali tangan nya.

*****

Dia dibawa kembali ke barak selagi dia menceritakan kebohongan tentang kejadian hari ini dimana bendungan itu jebol.

Semua orang menatap nya heran berpikir mengapa ada wanita di kelompok mereka. Meskipun beberapa yang lain bersikap tidak peduli dan hanya mengangkat bahu begitu mendapatkan penjelasan dari Lee jun bahwa Zhishu mengalami rendah diri karena penampilan nya yang seperti perempuan.

Sedangkan yang lain nya lagi meremehkan kemampuan nya berdasarkan penampilan nya. Qiao Zhishu tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah pandangan mereka tentang dirinya yang merupakan tuan muda cantik yang sakit-sakitan.

Sementara itu Han Yaotin yang ditugaskan untuk menemukan keberadaan gadis sebelum nya, pada akhirnya menemukan nya tengah mengobrol dengan orang lain.

Di dalam hati dia berharap bahwa pria tiran itu tidak akan memenggal kepala nya. Karena pria disebelah nona itu bersikap sok akrab sampai merangkul.

"Dewa mengapa kau memberikan ujian sebesar ini untuk kutanggung seorang diri?" Ratap Han Yaotin merasakan sengatan yang membakar belakang kepala nya yang ditatap oleh tuan nya.

Baru kali ini Han Yaotin memperhatikan nya dengan lebih teliti dan merasakan perasaan familiar tentang nya. Gadis ini mirip kucing kecil yang kedinginan di malam musim dingin yang membuat Tuan Chen Yishen membuat semua pasukan nya yang berjaga malam itu berendam di danau beku.

"Ah tidak mungkin bisa saja hanya mirip." Han Yaotin menampik isi kepala nya, tetapi begitu dia mengingat kembali kebiasaan aneh Marsekal Muda yang selalu alergi berdekatan dengan wanita. Dia membulatkan mata nya.

Dengan terburu-buru dia menarik gadis yang jelas tidak nyaman itu. "Permisi, Marsekal memanggil anda untuk membicarakan sesuatu."

Han Yaotin harus segera membebaskan leher nya dari pisau pancung. Terkadang obsesi seorang tiran itu mengerikan begitu dia terlibat di dalam nya.







Kidnap The BrideWhere stories live. Discover now