2. Hari-Hari sebagai Pacar

1.6K 67 3
                                    

INI PART 2

Sebelum baca mohon dilihat dulu ya part-nya soalnya cerita ini gak berurutan gais hehe, thank you 🙏🏻

----------------------------------------------------------

Semenjak status mereka berubah, semuanya bener-bener kerasa nyaman dan lebih ringan, terutama buat Dzikri.

Dia gak perlu lagi ngerasa takut Daffa bakal ngelirik cowok lain karena pemuda dengan tato di lehernya itu udah sah menjadi miliknya.

Walaupun Daffa masih suka siul-siul godain boti gemes atau dengan sengaja mepet cewek, tapi Dzikri tetep yakin kok kalau itu semua cuma candaan semata.

Lagian makin hari Daffa juga makin perhatian: jemput Dzikri tiap pagi, nganterin ke tempat kerja, terus sorenya dijemput lagi dari tempat kerja.

Daffa juga selalu ngajak Dzikri jalan setiap weekend. Ya itung-itung quality time gitu sama pacar. Salutnya lagi  Daffa selalu nanya dulu setiap mau ajak Dzikri, kaya "lu capek gak kalau capek kita perginya besok aja?" Kan Dzikri jadi makin cinta ya.

Apalagi sekarang Daffa makin sering ngajak Dzikri main ke rumahnya. Katanya sih supaya lebih akrab sama keluarganya, walaupun mereka taunya Dzikri sama Daffa pure sahabatan.

Yaps! Daffa bilang ke keluarganya kalau Dzikri itu sahabat dia, sama seperti Rama. Yakali Daffa mau blak-blakan bilang ke keluarganya kalau Dzikri bininya. Bisa digampar Daffa.

Oiya soal Rama, dia adalah salah satu sahabat terlama yang dimiliki Daffa. Orangnya asik, seru, cerewet, dan coming out banget soal orientasinya.

Dia kalau manggung gak canggung buat nunjukin orientasi seksualnya, meskipun mungkin orang akan berfikir itu sebatas candaan karena saking asiknya Rama.

"Abis ini ke rumah gue ya?"

Fyi, saat ini Daffa lagi bonceng Dzikri pake motor kesayangannya sehabis jemput bininya pulang kerja.

"Mau ngapain?" Bukannya gak mau, tapi Dzikri lagi gak enak badan sekarang.

"Gue kangen sama lu, udah tiga hari ini kita cuma ketemu pas gue nganter sama jemput lu kerja doang"

Memang sih, tiga hari ini Dzikri lagi sibuk banget. Kerjaannya lagi banyak-banyaknya sampai kadang Dzikri ngerasa badannya pegel-pegel semua.

"Tapi sampe rumah lu, gue tidur bentar ya? Badan gue sakit semua"

"Iyaa, asal lu disamping gue"

Dan bener aja, sampai di rumah Daffa, Dzikri langsung merebahkan tubuhnya dan terlelap sedangkan Daffa membersihkan diri terlebih dahulu.

Daffa mengambil tempat di ranjang sebelah Dzikri setelah mandi. Ia mengamati wajah sang kekasih yang terlihat lelap. Ada gurat kelelahan di wajahnya.

Daffa mengusap kening Dzikri lembut saat anak itu mengernyitkan dahinya "Ssttt, tidur lagi"

"Kasian banget pacar gue kecapekan, doain gue cepet lulus terus dapet kerjaan yang bagus ya supaya lu gak perlu capek-capek kerja lagi" Monolog Daffa sebelum turut merebahkan dirinya di samping Dzikri dan terlelap.

-----------------------------------------------------------

Pukul delapan malam Dzikri terbangun karena rasa laparnya yang sudah tidak bisa ditahan.

"Daffa, Daf bangun" Dzikri menggoyangkan lengan Daffa, berniat membangunkan pemuda yang masih damai dalam mimpinya itu.

"Daaafff ah!" rengek Dzikri saat melihat Daffa tidak bergeming sama sekali.

Feeling LonelyWhere stories live. Discover now