32. Membebaskan

585 71 24
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

"Minggu depan Mbak Satwika bilang mau ngumpulin kita, Jordan, sama orang tuanya buat rundingin soal perceraian. Mbak Satwika kayaknya masih nggak rela kamu pisah sama Jordan, Nak. Sampai repot-repot ngadain diskusi kayak gini."

Itu yang Zaenal sampaikan di telepon saat Serenade baru selesai mencuci piring. Bukan percakapan rahasia, tetapi Serenade memindai sekitar rumah untuk memastikan Jordan tidak mendengar langsung apa yang tengah mereka diskusikan.

Serenade sendiri tengah duduk di ruang makan, matanya fokus ke pintu kamar yang tertutup memastikan belum ada tanda-tanda Jordan akan keluar setelah selesai mandi. Meski ada kemungkinan Jordan sudah tahu soal diskusi yang direncanakan, Serenade tetap tidak mau konversasinya bersama Zaenal sekarang didengar.

"Semoga kamu nggak terpengaruh sama omongan Mbak Satwika, ya. Bukan Ayah maksa supaya kalian tetep pisah, tapi Ayah pengin kamu pegang keyakinan sekarang dan pikirin diri sendiri."

Serenade mengangguk pelan seraya mengusap pahanya kala membayangkan skenario yang akan terjadi ketika mereka berlima—Serenade, Zaenal, Jordan, Brian, dan Satwika—berkumpul. Pasti ada berbagai emosi yang memuncak saat tahu Serenade tidak akan goyah dengan berbagai bujukan. Namun, apa pun itu Serenade harus siap menghadapinya.

"Nanti tolong banget Ayah jangan ikut ngomong kalau Mama lagi nunjuk Seren. Biar Seren yang ngomong sendiri. Kalau Ayah udah dapet giliran, baru boleh ngomong. Gimana?"

"Ayah nggak yakin. Pasti kepancing emosi."

"Berarti harus berhasil tenangin diri. Buat Seren juga," pinta si bungsu yang tidak mau masalah ini jadi runyam karena orang tua terlalu memakai emosi saat hari diskusi tiba. "Walaupun kalian mau ikut ngobrol, masalah ini tetep harus selesai sama Seren dan Jordan. Semuanya bakal aman, Ayah. Jangan terlalu bawa emosi, cukup jagain Seren dari belakang, oke?"

Lama Zaenal diam dan Serenade berasumsi ayahnya keberatan dengan yang dia minta. Wajar saja, di masa genting begini, emosi Zaenal jadi mudah naik ketika segala sesuatu yang berhubungan dengan Jordan menusuk telinganya. Namun, Serenade tidak mau mengacaukan diskusi ini dan merusak hubungan pertemanan orang tua. Cukup Jordan dan Serenade yang memutus ikatan mereka, orang tua jangan.

Di balik daun pintu kamar, Jordan yang sudah selesai mandi sejak tadi mendengar semua ucapan Serenade. Tadinya Jordan ingin memberi tahu soal diskusi yang Satwika kabarkan di telepon pada siang hari, tapi rupanya kabar itu sudah sampai lebih dulu di telinga Serenade. Jordan tidak tahu apa yang mertuanya katakan, tetapi dari respons Serenade yang tenang sudah cukup memberi sinyal bahwa diskusi nanti tidak akan menemukan titik terang.

Serenade tetap teguh pada pilihannya, bersedia meninggalkan Jordan, dan mengganti statusnya sebagai janda. Jordan tidak tahu akan seperti apa diskusi mendatang, tetapi jika Serenade selalu memegang prinsipnya setinggi ini, maka dia yakin semua doa agar pernikahannya bisa selamat hanya akan jadi angan semata.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang