18. Perang Dingin

607 68 66
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Berbekal alamat yang Jordan berikan setelah gagal mengajak istrinya datang bersama, Serenade yang pergi menggunakan taksi online sudah tiba di kediaman Seno dan Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbekal alamat yang Jordan berikan setelah gagal mengajak istrinya datang bersama, Serenade yang pergi menggunakan taksi online sudah tiba di kediaman Seno dan Laura. Rumah satu lantai yang dindingnya berwarna putih gading itu memiliki halaman luas dengan pohon mangga di depannya, ada pula bunga krisan yang ditanam di sisi serambi untuk menjadi penghias agar tidak tampak monoton. Gerbang cokelatnya dibuka lebar, menyambut seluruh tamu acara tujuh bulanan yang sudah kumpul di dalam.

Sebenarnya suasana hati Serenade sedang tidak baik untuk pergi ke acara seperti ini. Namun, mengingat dia tidak ingin terkurung dalam pedih, Serenade mengumpulkan seluruh tenaga untuk angkat kaki dari taksi dan bersiap menghadapi orang-orang di dalam, khususnya Jordan.

Belum genap melewati gerbang, ada orang lain yang datang dari arah berlawanan dan memanggilnya dengan akrab. Serenade yang menoleh kontan membeliak melihat siapa pemilik suara itu, mendekat dengan senyum lebar seakan ada sesuatu yang membuat suasana hatinya cerah.

"Bener Seren, 'kan?" Wanita jangkung itu mencoba memastikan, pasalnya mereka baru sekali bertemu dan itu pun tidak banyak berbincang.

Serenade yang bingung kenapa Disty bisa datang lantas mengangguk. "Iya."

"Kenal Seno sama Laura juga?" tanya Disty basa-basi, tak memudarkan senyumnya yang membuat Serenade muak.

"Mereka temen suami aku. Jelas aku kenal."

Serenade berusaha bicara seramah mungkin agar Disty tidak curiga jika mendengar intonasinya yang sinis. Penekanan kata suami aku sedikit menggetarkan sudut bibir Disty, tetapi rupanya tidak cukup untuk memudarkan senyumnya begitu saja.

"Aku juga kenal sama mereka," ucap Disty antusias. "Lebih kenal Seno, sih. Dia juga yang ngundang aku."

Informasi yang tidak Serenade tanyakan itu hanya dia terima dengan anggukan. Sebenarnya Disty sosok yang menyenangkan, mudah berbaur dengan orang baru tanpa membanggakan sosoknya sebagai model yang sering orang awam anggap sebagai profesi luar biasa. Serenade mau saja berteman andai saja dia bukan orang yang Jordan cintai, begitu juga bila Disty yang tidak memandang suaminya dengan spesial.

Enggan basa-basi lebih lama, Serenade berjalan lebih dulu menuju pintu utama yang masih terbuka lebar. Di serambi ada banyak tamu yang mondar-mandir bersama sepiring makanan sebagai jamuan, orang-orang yang tidak Serenade kenal hanya dia berikan senyum ketika tidak sengaja beradu pandang.

Tepat begitu kakinya menginjak bagian dalam rumah yang menguarkan aroma dari berbagai makanan dari berbagai tenant, lalu ada suara familier memanggil Serenade dengan riang dan sang pemilik suara menghampiri secepat yang dia bisa. Serenade tersenyum lebar saat melihat Laura sudah berdiri di hadapannya, tidak kesulitan saat harus bergerak lincah dengan perut yang makin membesar.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang