8. Lamaran?

367 61 14
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

cw: slightly mature

Dua birai yang saling mencumbu sambil bersembunyi di balik hangatnya selimut, demi menutupi tubuh yang tidak dibalut apa pun, begitu memanaskan malam yang kelabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua birai yang saling mencumbu sambil bersembunyi di balik hangatnya selimut, demi menutupi tubuh yang tidak dibalut apa pun, begitu memanaskan malam yang kelabu. Juno dan Greya baru saja menyelesaikan permainan pertama mereka malam ini, sedang bersiap untuk melanjutkan bagian kedua. Well, rencananya begitu ketika syahwat yang sudah reda kembali menggebu. Entah akan selesai hingga berapa permainan, tetapi bagi dua insan yang hanya tinggal berdua, mereka bebas melakukan apa saja tanpa takut digerebek masa.

"Kita nggak usah punya anak aja, deh. Childfree," ucap Juno setelah melepas ciumannya, membelai pipi Greya yang bersemu merah akibat panas gairah. "Biar bebas begini."

"Ngaco," balas Greya sambil memukul dada Juno. "Mau orang tua kita ngamuk? Walaupun orang tua aku kalem, gitu-gitu mereka hampir tiap hari nge-chat nanyain anak. Nanti makin resek kalau kita beneran childfree."

Juno terkekeh di saat dia tahu ada kesulitan yang istrinya alami karena paling sering ditekan soal anak. Bertahun-tahun mengarungi kebersamaan dengan Greya membuat Juno tidak memusingkan hal lain, termasuk anak. Baginya bertahan bersama Greya adalah prioritas, sedangkan urusan anak bisa menyusul bila Tuhan berkehendak.

Itulah mengapa Juno giat sekali menjaga Greya setiap menerima gunjingan dari keluarga, terlebih orang tuanya, karena belum kunjung memberikan keturunan. Juno tidak mau Greya sendirian, hingga pria itu tidak peduli jika dicap sebagai anak tak tahu diri hanya karena sering menentang orang tua. Juno masih anak mamanya, tetapi Greya harus jadi prioritas.

Enggan memberi banyak duka saat gairah kembali memuncak, Greya lantas menarik tubuh Juno agar lebih rapat dan membanjiri pundak hingga dada sang adam dengan kecupan. Pikiran Juno tak lagi dikuasai perihal anak dan huru-hara keluarga, hanya fokus menikmati cumbuan yang diberikan birai sang hawa.

Baru juga tangan Juno akan mengambil alih kuasa, kegiatan mereka harus tertunda oleh dering ponsel yang merusak suasana. Greya berusaha abai dan kembali melanjutkan cumbuan, tetapi Juno tidak bisa cuek begitu saja dan merasa perlu tahu siapa yang malam-malam begini menghubungi istrinya.

"Angkat ..., Sayang," titah Juno terbata-bata karena suaranya dilahap kenikmatan.

"Biarin aja."

"Angkat aja dulu. Siapa tahu penting."

Dititah untuk kedua kali membuat Greya terpaksa menurut. Tubuhnya yang nyaman dalam posisi berbaring dipaksa untuk bangkit duduk dan meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Nama Serenade ada di sana dan sungguh Greya tidak senang. Dia bahkan berencana untuk menyumpahi temannya karena sudah mengganggu kesenangan pasangan di malam hari.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang