21. Intuisi

539 74 47
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Tanggal satu di tahun baru kemarin kediaman Adnan masih ramai oleh sanak saudara, jadi Jordan dan Serenade bisa mengalihkan situasi mereka yang sedang tegang dengan berinteraksi bersama keluarga lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanggal satu di tahun baru kemarin kediaman Adnan masih ramai oleh sanak saudara, jadi Jordan dan Serenade bisa mengalihkan situasi mereka yang sedang tegang dengan berinteraksi bersama keluarga lain. Mereka tidak perlu repot-repot bersandiwara layaknya pasangan berbahagia, ditambah yang lain pun tidak menyinggung status keduanya sebab sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Di tanggal dua ini, tantangan sebenarnya baru dimulai. Satu per satu keluarga pulang, membuat kediaman Adnan jadi sepi dan hanya menyisakan Brian, Satwika, Jordan, dan Serenade. ART baru mulai bekerja besok setelah diberi jatah libur, jadi Jordan dan Serenade perlu perisai kuat agar gerak-gerik mereka tidak mencurigakan.

"Seren, lusa aku masih libur. Kita jalan, yuk?" ajak Jordan ketika istrinya tengah merapikan pakaian di lemari yang baru saja disetrika. "Kita belum pernah jalan berdua. Ke mananya terserah kamu. Aku ikut aja."

Serenade melirik Jordan sekilas yang duduk di tepi kasur, lalu kembali merapikan lemari yang sebenarnya hanya dalih agar dia bisa menghindari sang suami. "Aku mulai sibuk," jawab Serenade singkat.

Jordan mengangguk lesu, paham betul penolakan itu akan terjadi sesering mungkin tiap kali dia mengajak Serenade bersama. Kendati begitu Jordan tidak langsung menyerah, dia mencoba mencari cara lain untuk menarik perhatian sang istri yang tidak kunjung luluh olehnya.

"Gimana kalau dinner? Jadi nanti aku jemput di studio. Sesekali gitu makan di luar kayak pas pendekatan dulu. Tempatnya kamu aja yang nentuin biar nggak pusing."

Serenade hampir bersuara ketika dering ponsel Jordan menginterupsinya. Jordan lantas berdiri dan meraih ponsel yang ada di atas nakas, lalu melihat nama Disty di layar yang membuat suaranya tercekat di tenggorokan.

Ah, sial. Sudah bagus wanita itu tidak menghubungi sejak kemarin, tetapi hari ini saat matahari sedang terik, Disty kembali menghantui suami orang yang sedang berusaha mendapatkan hati istrinya kembali.

"Angkat aja. Kasihan Disty nungguin," ucap Serenade seraya menutup lemari begitu yakin bahwa yang menghubungi adalah Disty.

Begitu Serenade mengambil langkah keluar, dering itu mati dan dia kira Jordan benar-benar menjawab panggilannya. Namun, dugaan Serenade salah kala merasakan pundaknya dicengkeram dan tubuhnya ditarik hingga terperangkap dalam pelukan seseorang. Pundaknya jadi sedikit berat ketika Jordan menyandarkan dagu di sana, membuat napas pria itu menerpa di sekitar leher Serenade yang bebas dari helaian rambut karena tengah dikuncir.

"Mau 'kan dinner? Agak fancy juga nggak masalah, pokoknya aku terima diajak ke mana aja sama kamu."

Seharusnya Serenade takjub saat Jordan lebih memilihnya dibanding Disty. Namun, rasa takjub itu tidak hinggap di dada sebab mengira kebaikan Jordan ini hanya sesaat dan selebihnya hanya akan memberi derita hingga Serenade menyiapkan nyali untuk menghadapinya. Jordan yang manis penuh tipu daya dan Serenade tidak mau terperangkap lagi di dalamnya.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang