"Ayo kita berangkat." Seru Mami sambil menggandeng lengan suaminya.

Kiel dan Gaby mengikuti di belakang. Mereka menggunakan mobil yang berbeda. Papi dan Mami di supiri oleh Pak Seno menggunakan mobil milik Papi.

Sedangkan Kiel menggunakan Bugatti hitam miliknya dengan Gaby yang duduk di sampingnya.

Setengah perjalanan mereka hanya diisi keheningan, sebelum kemudian Kiel membuka suara. "Nanti jangan jauh-jauh dari gue."

Peringatan Kiel itu membuat Gaby menoleh sepenuhnya pada pria itu. "Kenapa? Takut aku dilirik cowok lain ya?"

"Iya." Kiel tak berusaha menutupi kecemburuannya. "Gue nggak suka kalau ada cowok yang liat wajah lo, punggung lo, dada lo, kaki lo, rambut lo,— semuanya dari atas sampai bawah. Gue nggak suka." Tekan Kiel.

Gaby terkekeh kecil. Dia menyelipkan belaian rambutnya ke belakang telinga. "Iya iya. Nanti aku bakal di samping Mas Kiel terus."

Kiel tersenyum lebar. Begitu puas dengan jawaban yang diberikan oleh Gaby. Ia merasa lega sekarang.

"Pokoknya lo harus di samping gue. Jangan lepasin genggaman tangan gue." Pintanya lagi.

"Siap! Nanti aku gandeng terus tangan Mas Kiel deh!"

Kiel melepaskan satu tangannya yang memegang kemudi. Dia membuka telapak tangannya ke arah Gaby.

"Give me your hand." Pinta Kiel, yang dituruti oleh Gaby. Perempuan itu menjulurkan tangannya ke depan. Balik menggenggam telapak tangan Kiel, menautkan jemarinya ke jemari milik Kiel.

Kiel membawa tangan itu ke depan bibirnya, mengecupnya, sebelum membawanya ke atas paha.

"Kenapa Mas Kiel manis gini? Mas Kiel kan nggak suka hal hal romantis gini, apalagi aku perempuannya." Ucap Gaby tiba-tiba.

Kiel menoleh sesaat, sebelum menjawab, "I like you a lot." Tutur Kiel. "In fact, you are the first person that I wanna share everything with."

"Berbagi keringat di ranjang, salah satunya?" Goda Gaby, yang membuat Kiel terbahak.

"You know me well, Gaby." Kekeh Kiel, sebelum kembali mengecup punggung tangan perempuan itu bertubi tubi.

***

Mereka sudah sampai di hotel berbintang lima yang menjadi tempat dimana perayaan ulang tahun Oma dilaksanakan.

Banyak tamu yang diundang. Tak hanya keluarga besar, melainkan teman baik keluarga Milano ataupun rekan bisnis Milano juga berada di dalamnya.

Gaby mengapit lengan Kiel, berjalan memasuki ballroom hotel yang sudah disulap begitu mewah dan serba emas. Kiel beberapa kali mengangguk kepada orang yang menyapanya.

Sedangkan Gaby hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia begitu takut dan merasa tidak percaya diri bertemu banyak orang penting disini.

Kiel yang menyadari itu sontak mengelus lengan Gaby. Menangkan perempuan itu. "Angkat kepala, Gaby."

"Takut."

"Nggak ada yang harus lo takutin. Ada gue disini. Lo nggak perlu takut." Kiel berusaha membuat Gaby percaya diri. Dan nyatanya itu berhasil.

Perempuan itu mendongakkan kepala, mulai menegapkan badannya yang semula sedikit membungkuk. Langkah kakinya mulai terlihat elegant dan begitu percaya diri. Perlahan, satu sudut bibir Kiel naik.

Gaby benar benar nampak angkuh sekarang. Sorot matanya yang memandang datar para tamu undangan yang menatapnya terheran heran seraya berbisik, berhasil dibungkam oleh tatapan Gaby.

Love Attack Where stories live. Discover now