19

32 30 0
                                    

Selamat membaca.



Pangeran diren tiba di Kerajaan siang hari, kepulangan nya lebih cepat dari dugaannya. Memasuki istana membereskan diri lalu menemui merlyn karena dia ingin mengajaknya makan siang bersama, mengetuk pintu kamar merlyn yang tidak mendapatkan jawaban dari dalam lalu diren membuka pintu dan tidak menemukan merlyn di dalam. Berjalan memasuki dapur di sambut hormat oleh para pelayan. Namun diren tidak menemukan merlyn di sana.

"Di mana merlyn" Diren menanyakan ke kepala pelayan mereka.

"Nona ada di kamar pangeran"

"Dia tidak ada di kamar nya, apa dia tidak kemari"

"Tidak ada pangeran"

Mendengar itu pangeran diren kembali mencari dan di bantu oleh beberapa penjaga istana. Setelah berkeliling dia tidak dapat menemukannya, diren sempat berpikir mungkin merlyn kabur dari istana lalu ingin kembali ke kamar gadis itu apakah merlyn membawa barang barang nya, namun baru beberapa langkah seorang pelayan memanggilnya.

"Pangeran, hormat saya, saya ingin bilang bahwa nona merlyn sudah pergi empat jam yang lalu, saya ingin pangeran ikut saya ke belakang istana karena nona merlyn pergi melalui pintu belakang istana dan tidak bisanya nona merlyn selama ini jika pergi"

Diren jeda beberapa saat mencerna perkataan pelayan yang di depannya ini. "Bearti dia sering pergi diam diam begini"

"Iya pangeran"

"Kalau begitu tunjukkan jalannya"

Setelah pelayan itu menunjukkan. Diren langsung ingin mencari dan menyiapkan kuda, pelayan itu juga sudah memeberikan ciri-ciri pakaian merlyn lalu segera mencari.

Pangeran diren menyuruh beberapa prajurit mecari di pasar dan dia mencari di tempat yang jalan di lalui merlyn pergi tadi, menulusuri jalan dengan kuda yang berjalan pelan dan memperhatikan keadaan sekitar tidak ada satu pun orang yang melalui jalan ini diren heran kenapa merlyn mengetahui jalan ini sedangkan dia tidak tahu sama sekali jika jalan setapak ini bisa menembus ke pasar.

"Ini pasti punya ya! "Melihat selendang hitam yang terjatuh di rumput lalu melanjutkan kan pencarian. Menaiki jalan setapak yang agak menggunung diren melihat prempuan bertopi sedang berjalan, buru buru lah diren menghampirinya.

"Merlyn". Teriaknya.

Merlyn yang merasa terpanggil pun menegakan padanya ke hadapan pangeran diren. "Diren".heranya."kenapa ada disini?".

"Harusnya aku yang nayak kenapa kau ada di sini" Jawab diren menatap tajam merlyn. "Ayok naik aku gak mau marah di sini". Diren turun dari kuda dan membantu merlyn untuk menaiki kuda lalu dia duduk di belakang merlyn.

" Padahal aku pulang secepatnya mungkin untuk melihat mu, pulang pulang kau malah bertingkah merlyn"

Merlyn tidak menjawab perkataan diren malah dia mengdongakan wajahnya menatap diren yang lurus menatap jalan di depan. "Kau pasti menyembunyikan tentang nonik dan pangeran farled kan" Tanyanya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan merlyn"

"Kan kau yang bilang tidak ingin marah di sini jadi aku tanya aja lah"

Diren pun pasrah.

"Oh kau sudah mendengar berita pernikahannya, besok kita akan kesana"

"Ke kerajaan bersemi" Merlyn mendongak lagi.

"Iya dan kau akan tahu, karena aku tidak bisa menjelaskannya"

Merlyn sudah menduga pasti ada yang di sembunyikan diren tentang itu. Lalu dia menyenderkan kepalanya ke dada diren memeberikan angin yang terus mengombang abing rambut merah nya dengan kuda yang melaju dengan cepat.

.........

Merlyn sudah sangat mengantuk sekali menunggu pangeran diren karena mereka tadi sore sepakat ingin membicarakan banyak hal apa lagi merlyn yang ingin membicarakan tentang pamannya. Pada dasarnya merlyn tidak bisa menahan kantuknya dia pun tertidur dengan posisi duduk dan menempelkan wajahnya ke buku yang dia baca di ruang kerja pangeran diren.

..........

Pangeran diren telah selesai menjamu tamunya, jam menunjukan pukul sepuluh malam. Diren pun bergegas menaiki lantai dua yang dimana ruangan kerja nya, namun saat membuka pintu pemandangan yang dia lihat adalah merlyn yang duduk di kursinya yang sedang tertidur. Diren mendekat memperhatikan merlyn sambil tersenyum tipis.
Lalu dia menggendong merlyn ala bridal style untuk menuju kamar merlyn. Namun sebelum keluar pangeran diren melihat lihat kamar merlyn yang begitu banyak tanaman duan daun yang dia tidak ketahui , lalu matanya tertuju pada meja gadis itu yang menampilkan silau merah diren mendekat dan itu ternyata baru permata merah saat pangeran diren ingin memegang nya merlyn bersuara.

"Diren"

"Kau terbangun?". Melihat merlyn yang sudah posisi duduk.

"Heh iya diren kau yang memindahkan ku? " Tanya merlyn yang sebenarnya berpura-pura tidur saat di angkat diren tadi, dia adalah orang yang jika di sentuh tidur akan terasa, namun tadi mengintip diren yang ingin memegang batu itu pun dia harus bangun karena batu itu pemberian pamannya tadi, dan jika orang biasa yang memegang nya takutnya terjadi sesuatu, karena itu peringatan pamannya dan dia juga lupa menyimpan nya dengan benar.

"Iya soalnya wajah tidur mu sangat lelah"

"Tidur ku emang seperti itu diren, dan ini sudah larut malam bukan kalau gitu keluar lah aku ingin tidur kita besok kan akan pergi" Ujar merlyn mendorong diren keluar kamar nya.

"Kau tampak mencurigakan merlyn" Mata diren menyipit lalu menahan pintu yang ingin di tutup.

"Bukannya dari awal aku emang sudah mesitiruus kan aku seorang penyihir"

Diren tertawa cukup keras yang membuat merlyn bingung dan juga untuk pertama kalinya dia melihat diren tertawa sekencang itu.

"Kau seperti nya bangga sekali ya, jika kau seorang penyihir maka tunjukan sihir mu"

"Ya mungkin nanti bisa suatu saat" Ujar merlyn memalingkan wajahnya dari diren.

"Aku tau kau tidak bisa bukan" Ejek diren lagi. "Lagian kau tidak tahu aku adalah keturunan vampir dan penyihir, jika bukan keturunan penyihir mana bisa aku berpindah dari portal" Diren menaikan satu alisnya.

Merlyn terdiam beberapa saat mendengar pengakuan diren. "Jadi kau bisa melakukan sihir"

"Tentu saja bisa" Jawabannya mengacak-acak rambut merlyn dan menghilang begitu saja.

Merlyn menutup pintu dan lalu terduduk diam di tempat tidurnya dia masih tidak bisa berkata kata mendengar fakta diren bisa menggunakan sihir, lagian jika merlyn ingat ingat iya juga.

"Kenapa aku tidak menyadari nya" Merapikan rambutnya di depan cermin, mengati baju lalu menyimpan permata merah itu.

Merlyn sudah mematikan obor nya beberapa menit yang lalu, berbaring di tempat tidur yang sudah tidak mengantuk dan memikirkan kenapa diren tidak marah padanya ya.





Tbc

Jangan lupa vote yaa












Red Hair QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang