18

40 37 0
                                    

Hai Hai
Selamat membaca.







Dua bulan sudah berlalu, merlyn tidak lagi bekerja sebagai pembantu di istana. Melainkan dia sedang melakukan pelatih karena sebentar lagi dia akan menikah, hal wajar jika dia melakukan nya karena dia tidak dari kalangan bangsawan.

Seorang pelayan mengetuk pintu dan membawakan sebuah surat, merlyn menerima dengan senang karena mungkin itu dari kakaknya. Setelah membuka nya dan ternyata benar itu dari kakaknya, dia memberi kabar akan informasi tentang dirinya saat ini.

Setelah mengetahui isi suratnya merlyn menaruh nya di meja rias nya lalu berjalan mendekati jendela yang menampilkan pemandangan halaman depan kerajaan yang indah, menghembuskan napas memikirkan teman temannya yang sudah tidak berkerja lagi di sini. Alasannya ya karena merlyn tidak akan pindah kamar jika mereka masih ada di istana oleh karena itu diren menyarankan perkerjaan lain kepada mereka, tentu saja merlyn marah akan hal itu. Tapi apa boleh buat mereka semua setuju dan akhirnya kerjaan ini memilih pelayan yang baru.

Kiren, mirsa, molla, nonik dan rhein adalah teman yang paling dekat dengan merlyn, namun sekarang tidak tahu lagi kabar mereka sekarang, ingin menanyakan kabar nonik aja susah bagi merlyn karena pangeran diren yang sibuk dengan urusan yang sebenar sebentar berpergian. Mungkin seminggu sekali mereka berdua jumpa yang diakhiri dengan berantem mulut, entah lah merlyn bingung kenapa mereka sering berselisih.

Dan tenang nonik pangeran diren masih saja diam dan hanya bilang bahwa nonik berada di Kerajaan bersemi dan menyuruhnya untuk tidak khwatir.

Karena hari ini. Hari libur pelatihan, merlyn menukar bajunya dengan dress hitam polos mengambil kain hitam juga untuk menutup rambutnya dan tidak lupa juga membawa uang.

"Sutttt" Merlyn memanggil nina pembantu istana yang sudah membantunya tiga kali keluar istana untuk pergi keluar pasar.

Nina sudah paham jika merlyn sudah berpakaian seperti itu, lalu mendatangi nya. "Nona akan pergi lagi".tanya nya.

Merlyn mengangguk-angguk sambil melihat sekeliling. "Aku ingin ke pasar untuk membeli sesuatu, kau jaga pintu ya" Mohon merlyn.

"Jangan lama-lama nona, saya menunggu selalu".lalu memeberikan hormat untuk merlyn.

Merlyn tersenyum menganggukan kepala nya lalu pergi, dilihat dari wajahnya nina sebenarnya dia takut ketauan soal ini tapi apa boleh buat merlyn tidak bisa di cegah walaupun dia sudah pernah melarangnya.

...........

Merlyn berkeliling ke pasar, untuk hanya sekedar melihat lihat doang sebenarnya dia tidak ada niatan untuk membeli sesuatu, paling ujung ujungnya dia akan membeli makanan yang belum pernah dia coba. Tapi kali ini dia ingin membelikan sesuatu untuk nina, permpuan dua tahun lebih mudah di bawahnya.
Sambil mencari apa yang cocok dia melihat sekumpulan permpuan yang memegang lukisan seperti kertas undangan pernikahan. Merlyn yang ingin tahu pun mendekati, tapi sebelum itu matanya tertuju pada kertas yang di injaknya.

Gambar lukisan di kertas itu membuat merlyn syok sendiri dia sampai mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan lukisan yang ada di potoh tersebut tidak salah lalu membaca informasi kertas itu. Dan tidak salah kertas itu berisi informasi bahwa pangeran farled akan menikah dengan nonik dan itu minggu depan.

Masih tidak yakin merlyn menghampiri Ibu ibu yang membaca undangan sama seperti nya. "Bibi undangan ini kapan di sebarin nya"

"Oh ini udah dua hari yang lalu, mereka juga membuat lukisan yang besar di depan gerbang pasar nak, ini memang kabar yang mengejutkan apalagi kita penduduk di sini di undang, itu sebabnya kertas undangan ini berserak di mana-mana".

Setelah berterimakasih merlyn buru buru kemabli ke gerbang pasar untuk memastikannya pasalnya dia juga melewati nya tadi. "Kenapa aku tidak menyadari nya".lukisan itu besar sekali seperti papan iklan.

Cukup lama merlyn memandanginya lalu pergi keluar pasar karena dia benar-benar masih terkejut, lalu segera ingin pulang. Namun di pertengahan jalan pulang dia melihat lelaki yang terbatuk batuk kesakitan di dekat taman rumput. Merlyn menghampiri lelaki itu lalu bertanya kenapa namun bukannya menjawab lelaki itu malah semakin kuat batuknya. Melihat di depannya ada sungai merlyn mengambil daun lalu mengambil air sungai itu dan menyuruh lelaki itu untuk meminumnya setelah dua kali merlyn mengambil air akhirnya lelaki itu berhenti batuk.

"Paman sudah mendingan? " Tanya merlyn.

"Huh terimakasih kamu sudah membantu nak, saya kemasukan seranga di tenggorokan saya dan itu lah yang terjadi".jelasnya.

Merlyn mengerti pun bangkit berdiri ingin pergi " Kalau gitu saya ingin pulang paman ". Paman itu memperhatikan kepergian langkah merlyn. Ingin bangkit juga namun dia kembali melihat kepergian merlyn dia menyadari rambut gadis itu yang berwarna merah lalu mengejarnya.

"Tunggu kau anaknya mery".

Merlyn berhenti berjalan dan berbalik pikiran nya entah kenapa langsung mengira bahwa paman itu juga saudara nya. "Paman kenal ibu ku".

"Tentu saja karena saya adalah teman dekat ibu kamu dulunya". Lelaki itu mendekati merlyn dan memperhatikan jarak dekat. " Kau memang mirip dengan mery"

Merlyn hanya diam, dia tidak tahu harus merespon apa.

"Akhirnya aku menemukan mu setelah tiga tahun mengembara, mau kah kau ikut dengan ku akan ku cerita kan semua tentang kisah ibu mu, ternyata benar ini desa ini yang menjadi rumor tentang dirimu"

"Tentang ku paman" Bingung nya.

"Iya tentang mu, karena dirimu berambut merah sama seperti ku". Ujarnya mengubah rambut nya yang tadi nya warna hitam menjadi warna merah.

" Paman rambut kita sama" Kaget nya.

" Tentu saja karena kita penyihir berambut merah, dan mau kah kau ikut dengan ku, aku akan menjawab semua pertanyaan tentang dirimu "

Tanpa rasa curiga merlyn menerima ajakan paman tersebut yang bernama lindopen itu. Dan ternyata rumah paman itu tidak terlalu jauh. Setelah sampai merlyn melihat rumah kecil yang bersih dan banyak sekali buku buku di meja. Setelah beberapa saat di dapur paman itu membawakan teh untuk merlyn dengan senang hati merlyn menerimanya.

"Kau tahu kenapa nama mu merlyn" Tanya paman tersebut. Merlyn tentu saja menggelengkan kepala nya.

"Itu adalah gabungan antara nama orang tua mu asal kau tahu merlyn ibu mery dan ayahmu lindoper dan saya adalah kembaran ayahmu"

Syok untuk kedua kalinya merlyn hingga melotot kan matanya. "Jadi ayah mungkin seperti paman penampilan nya" Tanya merlyn

"Iya dari segi wajah mungkin mirip tapi tidak dengan gaya berpakaian merlyn, walaupun kami kembar tetap saja banyak bedanya"

Merlyn tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, melihat itu paman lindopen memeluk merlyn dan menenangkan nya. Menyudahi pelukan mereka lalu merlyn meminta paman tersebut menceritakan semuanya.

"Usap dulu air matanya merlyn, kalau mereka berdua masih hidup dan tahu jika membuat anaknya menangis sudah lah aku tidak ingin dimarahin oleh ibu mu"

"Paman tahu jika keduanya sudah tidak ada? "

Lindopen tentu saja tahu karena dia juga hampir terbunuh.





Tbc

Jangan lupa vote gayss 😁

Red Hair QueenWhere stories live. Discover now