17

42 40 0
                                    

Hai Hai selamat membaca.





Merlyn terbangun dari tidurnya melihat sekeliling ruangan yang masih asing baginya, setelah tersadar betul dia membuka selimut dan ingin turun dari ranjang. Namun tiba-tiba pintunya di ketuk dari luar.

TOK TOK TOK

"Pangeran saya membawakan sarapan" Ujar suara wanita dari luar.

Merlyn buru buru menyelimuti dirinya lagi dan membuat rambutnya menutupi sedikit wajahnya agar tidak terlalu mencolok. Suara pintu terbuka yang jelas pasti pangeran diren yang  membukakanya.

"Kenapa anda yang membawakannya putri, padahal banyak pelayan istana ini"

"Oh itu memang saya pangeran yang mengambil ini dari tangga pelayan agar melihat gimana kondisi pangeran, saya taroh di meja ya" Ucap permpuan itu berjalan ke arah meja. Tapi tetap saja mata wanita itu tertuju pada ranjang yang di tidurin merlyn. Sedangkan pangeran diren yang menunggu di pintu pun melihat arah padang wanita itu juga.

"Maaf pangeran saya kira ada sendiri"

"Tidak papa putri, terimakasih dan nikmati waktu anda" Diren menutup pintu dan menguncinya kembali.

Mendegar pintu di kucing kemabli membuat merlyn mengintip apakah pangeran itu sudah kemabli ke ruang sebelah atau masih di pintu. Namun tiba-tiba selimut di angkat.

"Bangun jangan pura-pura merlyn" .Suara pangeran diren di samping merlyn. "Kenapa pura-pura tidur lagi kenapa gak di buka pintunya sudah tahu saya lagi mandi juga"

"Ya maaf pangeran saya takut tadi"

"Untuk apa kamu takut pagi-pagi gini" . Heran diren yang hendak berbalik ke ruang sebelah namun bajunya di tahan merlyn.

"Pangeran diren aku ingin ke kamar tapi gak mau dari pintu jadi pake kekuatan pangeran aja ya" Mohon merlyn menatap diren. "Soalnya jam segini tuh di bawah pelayan masih ramai".

Diren mengerutkan wajahnya. "Sekarang kau sudah berani minta minta pada ku ya? "

"Kalau pangeran tidak mau tidak papa tapi buka kan pintu nya" Merlyn mendekati pintu yang tidak tahu kunci di mana.

"Siapa yang bilang tidak mau, tapi ada syaratnya, pertama panggil aku diren ke dua aku ingin darah kau tau sendiri aku siapa" Berjalan mendekati merlyn yang bersandar di pintu. "Kau pilih lah"

"Darah maksudnya ini". Merlyn menunjukan lehernya, yang di jawab kekehan oleh pangeran diren.

Jeda beberapa saat merlyn berpikir sambil menatap mata pangeran diren yang entah kenapa juga menatap nya dalam, lalu mengalihkan wajahnya.

" Boleh " Ujar nya singkat mendekati pangeran.

"APA aku tidak dengar ngomong nya di ulangin lagi" Mengejek merlyn yang sudah pasang muka kesel.

"Diren aku ingin ke kamar " Ucapnya singkat.

Diren menahan tawanya. "Sini mendekat".merlyn pun berdiri samping pangeran, hal itu membuat diren mengubah posisi nya menghadap tepat di depan merlyn.

"Kenapa"kaget merlyn.

" Kau pikir bisa pindah tempat dengan begitu iya tidak lah, makanya aku meruba posisi, sekarang gini" Pangeran diren mengambil tangga merlyn dan menaruhnya dileher.

"Masa rangkulan gini si pangeran" Ujarnya kaget dan menarik kembali tangannya.

"Ya sudah jika tidak mau, lewat saja dari pintu"

Merlyn memejamkan matanya menahan kesel, dia merasa seperti di permainan oleh pria di depannya ini. " Iya iya "

Sengaja tidak melihat ke arah pangeran tapi apa dia tidak berpindah-pindah, membuat nya menatap ke wajah pangeran.

Red Hair QueenWhere stories live. Discover now