18

1K 78 3
                                    

.
.
..

Setelah mengantar Taehyung sampai depan apartement, So Min masuk disambut dengan tatapan tajam Se chan. Se Chan menatap So Min nyalang.

"Kamu masih saja membela pembunuh itu?" Tanya Se Chan dengan suara tertahan.

"Tidak ada pembunuh, semua terjadi karna takdir." So Min.

"Ck, takdir macam apa yang kamu bicarakan. Jelas-jelas anak itu yang sudah membunuh istriku."

So Min menatap Se Chan dengan senyum mengejek. Kapan suaminya itu akan sadar atas kesalahannya, pikir So Min.

"Jadi menurut papa, seorang ibu yang rela mati demi menyelamatkan putranya dari maut, putranya dianggap pembunuh, begitu?"

"Kalau aku disana waktu itu, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hana. Aku rela mati demi menyelamatkan Jungkook." Lanjut So Min.

"Ma, kenapa ngomong gitu sih? Aku gak suka ya." Jihoon, ia sangat tidak suka dengan ucapan So Min yang rela mati demi Jungkook.

"Kamu tahu apa, hah?" So Min menatap tajam ke arah Jihoon.

"Semua ini berawal dari kamu. Penderitaan Jungkook, kematian Hana, kehidupanku. Itu semua karna kamu. Kalau saja kamu gak ada, semua gak akan seperti ini, ngerti." Tegas So Min.

"Jaga bicara kamu, Joen So Min." Tegas Se Chan.

"Apa yang harus aku perhatikan? Apa aku salah? Hana begitu baik sama aku, kasih aku kerjaan dengan gaji besar. Selalu ada buat aku, selalu support aku saat aku bener-bener down. Dan apa balasan aku padanya? AKU TIDUR DENGAN SUAMINYA SAMPAI AKU PUNYA ANAK. PUNYA ANAK.

_kalau saja malam itu aku gak mabuk, aku gak maksa minum. Semua gak akan terjadi. Kesalahan dan dosa ini gak akan menghantuiku seperti siap kapan saja menerkamku.

_aku sudah berusaha menebus kesalahan dan dosaku, tapi apa yang kamu lakukan?" So Min menunjuk Jihoon, putranya.

"Kamu menghancurkannya. Kalau saja waktu itu kamu gak bilang Se Chan juga papa kamu pada Jungkook, semua akan tetap aman. Semua tidak akan berubah. Jungkook tidak akan menderita dan Hana pasti masih hidup sampai sekarang.

_yang anak pembawa sial itu bukan Jungkook, bukan. TAPI KAMU, JOEN JIHOON. ANAK PEMBAWA SIAL ITU KAMU, BUKAN JUNGKOOK. KAMU PEMBUNUH SEBENARNYA, BUKAN JUNGKOOK. SEMUA ITU KAMU, HANYA KAMU!"

PLAAKK

Se Chan menampar So Min hingga So Min tertoleh saking kencangnya. Tangan So Min menyentuh bekas tamparan Se Chan dengan sorot mata tajam mengarah pada suaminya itu.

So Min tidak menangis, ia malah memperlihatkan tatapan kebencian pada Se Chan sampai Se Chan merasakan kebencian itu sendiri.

Se Chan sempat terteguh namun berusaha menampik. Dengan nafas naik turun, So Min menatap suami dan putranya bergantian. Masih dengan tatapan kebencian yang luar biasa.

Jihoon sendiri, ia hanya bisa menangis dalam diam. Ia sangat menyayangi mamanya, namun ia juga sangat ingin memiliki papanya. Intinya, Jihoon hanya ingin merasakan keluarga yang lengkap.

Tanpa mengeluarkan kata, So Min mengambil tasnya disofa lalu pergi.

"Ma, mama mau kemana ma? Ma...Hoonie ikut, ya. Please??" Mohon Jihoon, ia memegang lengan So Min dengan kedua tangannya.

unfinished past Where stories live. Discover now