07

1.4K 100 10
                                    

.
.
..

30 menit, mereka sudah sampai dirumah sakit terdekat. Mingki berlari keluar untuk memanggil perawat. Beberapa perawat datang dengan membawa bangkar. Mereka membawa Jungkook menuju ruang ICU untuk penanganan pertama.

Mingki mondar mandir didepan ruang ICU. Hampir 1 jam Jungkook memasuki ruangan itu namun sampai sekarang dokter belum keluar untuk memberitahukan keadaan Jungkook.

"Tuhan, tolong selamatkan Kookie. Tolong jangan ambil Kookie, Tuhan. Aku mohon." Pinta Mingki.

Ia terus saja melafalkan kalimat itu, berharap Tuhan mengabulkan doanya. Tak berapa lama, pintu ICU terbuka dan keluarlah dokter yang menanggani Jungkook. Mingki dengan cepat menghampirinya.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?"

"Keadaanya cukup parah, sepertinya adik anda sudah dua hari ini tak sadarkan diri, tuan. Untung saja anda tepat waktu membawanya kemari jika tidak, kami tidak bisa menyelamatkan nyawanya."

Mingki menutup mulutnya menahan tangis karna shock. Bagaimana bisa seorang papa bisa setega itu terhadap putranya sendiri.

"Lalu bagaimana selanjutnya dok?" Tanya Mingki setelah berhasil menguasai diri.

"Saya sarankan agar tuan membawanya kerumah sakit yang lebih besar. Peralatan disini tidak cukup memadai untuk cek lebih lanjut. Takutnya ada organ dalam yang terluka tuan sehingga dapat membahayakan nyawanya."

"Tolong dokter buatkan surat perintah, dok. Rumah sakit manapun, saya akan bersedia membawanya."

"Baik tuan, akan segera saya buatkan. Saya permisi."

"Terima kasih, dok."

Mingki terduduk lemas dikursi tunggu. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Jungkook. Andai saja ia lebih cepat tahu, andai saja ia lebih cepat datang. Andai saja...

Mingki meremas dan menarik rambutnya sendiri. Dalam keadaan seperti ini ia melupakan semuanya. Diotaknya hanya ada Jungkook dan Jungkook.

Sedangkan diSeoul, Hobi sama-sama gelisah. Namja itu mondar-mandir dengan ponsel ditangannya. Ia menunggu kabar dari Mingki, kekasihnya.

Ia sudah mencoba menghubungi Mingki namun tidak ada jawaban. Ia semakin diserang rasa khawatir dan menerka-nerka apa yang terjadi.

"Astaga,..dimana sih kamu yank. Kenapa kamu ikutan ilang juga sih." Ngedumel Hobi.

Hobi tidak bisa menyusul ke Busan karna masih sibuk dengan urusan kampus. Mahasiswa tingkat akhir disibukkan dengan tugas dan skripsi. Kadang kuis mendadak yang diadakan para dosen membuatnya tidak bisa meninggalkan kelas begitu saja.

°•°

Setelah melewati waktu yang panjang, akhirnya Jungkook sepakat dipindahkan ke rumah sakit besar yang ada di Seoul keesokan harinya.

Mingki sedikit lebih tenang mendengar itu. Meskipun keadaan Jungkook masih belum dikatakan baik namun paling tidak ia sudah mendapatkan pertolongan pertama.

Mingki baru kepikiran jika tas dan ponselnya tertinggal didalam mobil. Ia pergi ke parkiran untuk mengambilnya.

Dapat ia lihat banyak sekali pesan dan panggilan tidak terjawab dari Hobi. Mingki segera menghubungi Hobi.

Tayang aku😘

"Astaga sayang, kamu kemana aja sih. Kenapa baru telepon? Bagaimana Kookie? Kamu ketemu kan sama Kookie? Dimana anak itu, aku mau ngomong sama dia."

unfinished past Where stories live. Discover now