02

1.1K 90 5
                                    

.
.
..

"Ikut gue." Jenni menarik kasar tangan Jungkook keluar dari kantin.

°•°

Jenni membawa Jungkook ke rooftop fakultasnya. Sampai disana Jenni menghempaskan tangan Jungkook begitu saja. Entah mengapa Jenni merasa marah pada Jungkook dengan apa yang terjadi.

Jungkook sudah terlalu jauh menjatuhkan harga dirinya didepan Taehyung, Jungkook mau melakukan apa saja demi Taehyung. Sedangkan Taehyung, ia sama sekali tidak melihat ke arah Jungkook. Jangankan melihat, menganggap Jungkook ada pun sepertinya tidak.

"Astaga, Jenn." Bambam menangkap tubuh Jungkook yang terhayun akibat ulah Jenni.

"Biarin aja dia jatuh sekalian. Siapa tahu otaknya langsung sadar." Acuh Jenni.

Jenni meletakkan kedua tangannya dipinggang. Ia tidak mau menatap Jungkook. Ia marah karna melihat Jungkook diperlakukan seperti itu. Apa lagi melihat Jungkook menangis tanpa suara seperti ini.

"Kook, jangan diambil hati ya sikap Jenni. Jenni begini karna peduli sama kamu, dia tidak suka kamu diperlakukan seperti itu sama siapa pun." Bambam menghapus air mata Jungkook dengan jarinya.

"Udah dong nangisnya...kalau kamu nangis terus yang ada aku juga ikutan nangis nanti." Bambam mulai berkaca-kaca, ia merasa gagal menenangkan Jungkook.

Jenni yang melihat itu mengusak rambutnya kasar. Yang satu bebal, yang satu lagi cenggeng.

"Kenapa gue bisa temenan sama mereka, astaga." Keluh Jenni.

Jenni menghampiri mereka lalu memeluknya. Jiwa keibuannya seketika muncul, amarah yang awalnya mengebu hilang entah kemana.

Setelah tangis menangis, mereka memilih tinggal dirooftop. Menikmati angin sepoi yang menyegarkan, ditambah dengan langit yang tidak begitu terik. Suasana yang tenang membuat hati mereka sedikit nyaman.

"Kook?" Jenni.

"Hm." Jungkook.

"Kenapa harus Taehyung sumbae? Lu bisa mendapatkan seseorang dengan mudah menggunakan wajah lu itu. Kenapa lu harus setidak tahu dirinya hanya demi Taehyung sumbae?" Jenni.

"Hem...aku juga ingin tahu. Banyak lo yang mau deketin kamu, Kook. Kenapa kamu lebih milih ngejar Taehyung sumbae yang selalu bersikap buruk ke kamu?" Bambam.

Jungkook menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan mereka. Jungkook mendonggak, menatap indahnya langit biru diatas sana.

"Entahlah...yang pasti, setelah aku melihat Taehyung sumbae, aku seperti mendapatkan setitik cahaya, punya semangat dan tujuan." Jungkook menghela nafas.

"Sebelumnya aku merasa hidup percuma, matipun sia-sia. Setiap hari yang aku lakukan hanya bernafas. Mau berdiri maju tapi buat siapa. Tapi setelah aku ketemu Taehyung sumbae, entah mengapa energi positif itu ada dalam diriku.

_aku punya semangat, aku punya tujuan. Berkat setitik cahaya itu pula aku bisa sedikit menikmati hidup yang sudah lama aku abaikan. Aku seperti memiliki pemicu, aku seperti memiliki seseorang yang akan aku buat bangga atas pencapaianku."

Hiks

Jungkook dan Jenni menoleh ke arah Bambam, namja itu terisak hanya dengan mendengar ucapan Jungkook.

"Ai sat, lu kenapa?" Heran Jenni.

"Hiks...aku terharuu, Jen." Bambam

Jungkook terkekek geli sedangkan Jenni menggelengkan kepala tak habis fikir.

..

Suara music keras mengema, lampu berwarna menyala sebagai pelengkap suasana malam yang panas. Bau minuman keras tercium diseluruh sudut bar.

unfinished past Where stories live. Discover now