14. Tragedi 1876

40 7 1
                                    

Pagi itu, suasana di rumah keluarga Morgan berbeda dari biasanya. Mereka tidak tahu bagaimana mereka bisa berada di tahun 1876, namun ada suatu dorongan aneh yang mengarahkan mereka pada momen kritis dalam sejarah keluarga itu. Charlotte, Ben, Chloe, dan Lily menemukan diri mereka berada dalam sebuah lorong gelap dan angker. Mereka tahu bahwa mereka telah disedot oleh kekuatan misterius cermin yang membuat mereka terlempar ke masa lalu, tepat pada saat kelahiran Lily, sahabat mereka.

Mereka berjalan perlahan di lorong yang kaku, dindingnya terbuat dari batu bata dan terasa dingin. Suasana di sekitar mereka terasa tegang, seolah ada kehadiran yang tak terlihat mengawasi.

Akhirnya, mereka mencapai sebuah pintu yang terbuka perlahan. Di balik pintu itu, mereka menyaksikan adegan yang mengharukan. Josephine, wanita cantik yang merupakan ibu Lily, duduk di kursi dengan tatapan penuh cinta kepada kedua bayi di tangannya. Satu bayi bernama Lily, sahabat mereka yang setia, dan yang lainnya, saudara kembarnya yang meninggal.

Charlotte, Ben, dan Chloe melihat bagaimana Josephine mencium lembut kedua anaknya. Matanya berkaca-kaca, namun dia mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia tahu bahwa ia harus kuat demi Lily yang masih hidup.

Lily, yang berdiri di antara teman-temannya, menahan tangisnya. Ia terguncang melihat bagaimana ibu sahabatnya harus menghadapi penderitaan seperti ini.

"Sahabatku, kita harus tetap diam dan tidak mengganggu jalannya waktu," ucap Charlotte dengan suara berbisik, berusaha meredakan kekhawatiran Lily.

Ben mengangguk dan menambahkan, "Kita hanya menyaksikan, tapi kita tidak bisa berinteraksi dengan mereka."

Chloe menggenggam erat tangan Lily, memberikan dukungan tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun.

Josephine tampak berbicara dengan seorang dokter yang lembut hati. Dokter itu memberikan pengertian pada Josephine tentang situasi yang tak terduga ini. Dia berusaha menenangkan Josephine dan memberikan dukungan.

Charlotte, Ben, Chloe, dan Lily menyaksikan momen-momen bersejarah dengan hati-hati. Mereka merasa berada dalam aliran sejarah yang tak terduga, seolah menjadi saksi penting dalam perjalanan waktu.

Saat matahari mulai terbenam, mereka menyadari bahwa mereka harus kembali ke masa mereka sendiri. Mereka tahu bahwa petualangan ini tidak bisa berlangsung selamanya, dan harus ada akhir untuk semuanya.

Dengan berat hati, mereka berbalik dan kembali ke lorong gelap tempat mereka tiba. Ketika mereka menghadap cermin misterius, mereka merasa seolah-olah ada daya tarik aneh yang menarik mereka untuk kembali ke zaman modern.

Dan dengan kilatan cahaya yang terang, mereka kembali berada di tahun mereka sendiri. Mereka berdiri di hadapan cermin itu lagi, dengan hati yang penuh dengan cerita yang luar biasa dan pengalaman yang tak terlupakan.

Lily memeluk sahabat-sahabatnya dengan penuh rasa syukur, "Terima kasih, kalian semua, sudah bersamaku dalam petualangan ini."

Charlotte tersenyum lembut, "Tentu saja, Lily. Kita selalu akan berada di sisimu, baik dalam masa kini maupun masa lalu."

Ben menambahkan, "Dan kita selalu bersedia untuk mencari kebenaran dan membantu mereka yang membutuhkan."

Chloe tertawa dan berkata, "Kita adalah teman-teman yang tak terpisahkan, tak peduli seberapa aneh atau menakutkan petualangan yang kita jalani."

Dari petualangan ini, mereka belajar bahwa cermin misterius itu mengandung banyak misteri dan kebenaran yang belum terungkap. Mereka merasa bahwa mereka harus terus menyelidiki dan mengungkap rahasia di balik cermin itu dan keluarga Morgan.

Malam itu, di rumah keluarga Morgan, Charlotte, Ben, Chloe, dan Lily duduk bersama. Mereka berbagi cerita tentang petualangan luar biasa yang mereka alami, tentang momen penting dalam sejarah keluarga Morgan, dan tentang pesan-pesan dari cermin misterius itu.

The Portrait of Lily Morgan (Wattys 2023)Where stories live. Discover now