Bab 19.1

2.5K 543 23
                                    

Ini lanjutannya babang Yuu dan Haelyn ....


🌸🌸🌸


Haelyn merasakan air mulai masuk ke mulut dan hidungnya, serta mengaburkan pandangannya. Perlahan dia mengedipkan matanya karena rasa perih. Pernapasannya mulai terasa berkurang, dan oksigen di paru-parunya mulai terkikis.

Dia berusaha meraup udara, tapi hanya air yang memenuhi mulutnya. Ketika rasa mencekik kian menderanya, dia melihat sesuatu muncul di atasnya bersama dengan gelembung-gelembung air mendekatinya. Satu sosok muncul, berwarna hitam dan tidak jelas sampai tubuhnya terasa lebih ringan ketika sosok itu menarik tubuhnya dan mengangkatnya.

Haelyn sudah tak bisa lagi bernapas, dia menangis tapi percuma. Tubuhnya semakin terasa berat dan pandangannya semakin kabur, sampai pada saat di mana tubuhnya mencapai permukaan dan sosok itu menarik tubuhnya dan membawanya ke daratan.

Saat itulah dia bisa mendapatkan oksigen, tapi air di paru-parunya terlalu banyak hingga dia kesulitan bernapas. Sosok itu menekan-nekan dadanya hingga air keluar dari mulut dan hidungnya. Rasa perih dan mencekik membuat Haelyn terbatuk-batu bersama dengan air.

Dia mengerjapkan matanya karena sinar matahari, kemudian mengerutkan dahinya ketika rasa perih masih terasa begitu kuat di paru-parunya.

"Kau sudah aman sekarang." Sebuah suara berbicara padanya.

Haelyn mengerutkan dahinya, lalu terperanjat ketika dia mengingat dan mengenal suara itu. Dia bangun dengan tubuh lemah, memandang sosok di depannya yang sedang membungkuk memandangnya. Sinar matahari menghalangi wajahnya, jatuh di punggung pria itu hingga bayang-bayang wajahnya tidak begitu jelas.

Sosok itu seorang pria, dengan rambut pendek dan poni yang menjuntai dengan tetesan-tetesan air yang terjatuh ke lantai tepi kolam. Pakaiannya berwarna putih, dengan noda merah samar yang menutupi.

Bau besi berkarat tercium di hidung Haelyn. Tidak, itu bau amis darah yang diciumnya saat ini.

"Kau ... siapa?" Itu pertanyaan pertamanya dengan suara kecil dan agak serak. Sejenak Haelyn terperanjat mendengar suaranya sendiri yang sangat berbeda dari suaranya. Itu suara saat dia anak-anak.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku." Pria di depannya berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen Jepang.

Pria itu bangun dan berbalik hingga sinar matahari menerangi wajahnya dan saat itulah Haelyn bisa melihat sosoknya dengan begitu jelas. Wajah muda, malas dan datar yang dia hadapi, dari seorang pemuda yang masih nampak bersemangat.

"Yo! Bagaimana? Sudah habis?" Suara lainnya muncul.

Haelyn tidak mengalihkan pandangannya dari sosok di depannya, dia justru terlihat terkejut dengan pandangan kosong dan kepala yang didera rasa sakit.

Dia adalah ... Yuu Akuma di usia mudanya. Seorang lelaki yang baru mencapai usia dewasa.

Bagaimana bisa dia memimpikan Yuu di masa mudanya? Apakah dia benar bermimpi? Apakah ini salah satu ingatannya yang selama ini tersimpan rapat dalam kotak memorinya?

"Mathair ... di mana Mathair?" Haelyn kembali bertanya. Dia merasa bahwa dia diam, tapi mulutnya berbicara sendiri.

Ketika dia menunduk, dia bisa melihat tangan-tangan mungil dan pucat di pangkuannya. Tubuh gemetar karena kedinginan bercampur dengan ketakutan. Sekarang dia memahami bahwa noda merah di pakaian pria itu adalah darah!

Dia bahkan mengedarkan pandangannya dan yang dilihatnya adalah tubuh-tubuh yang bergelimpangan dengan genangan darah di mana-mana. Lantai area kolam sudah dipenuhi oleh darah, dan bahkan mengubah beningnya air kolam menjadi merah.

End Up With Evil Yakuza [END] / (Tersedia di Google Play dan Karyakarsa)Where stories live. Discover now