Bab 16.2

3K 598 20
                                    


"Yuuta." Wanita berpakaian kimono itu tersenyum sambil menyambut mereka.

Yuu menoleh dan melihat Haelyn yang berdiri di belakangnya, kemudian mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Haelyn. Keduanya melangkah ke depan sambil bergandengan tangan, kemudian membungkuk dalam-dalam di depan dua orang itu.

"Ojiisama, Okaasan," kata Yuu.

*Okaasan : Ibu

Haelyn melirik Yuu yang masih membungkuk, sampai keduanya mendapat tepukan di bahu mereka secara bersamaa, saat itulah Yuu menegakkan tubuhnya diikuti oleh Haelyn.

"Yuuta, akhirnya kau pulang membawa menantuku," kata wanita itu yang merupakan Ibu Yuu.

Yuu tersenyum sambil mengangguk, lalu memeluk pinggang Haelyn dan menariknya mendekat. "Okaasan, Inilah menantumu."

Ibu Yuu memandang Haelyn dengan wajah berbinar, kemudian menutup bibirnya dengan kedua tangan saat dia melihat Haelyn mengenakan sepatu Yuu dan pria itu bertelanjang kaki. Wanita itu pun mendekati Haelyn dan membawanya dalam pelukannya.

"Akhirnya aku bertemu denganmu. Kau sangat cantik, Haelyn-chan."

Haelyn tersenyum dalam pelukan Ibu Yuu, balas memeluknya dengan perasaan tenang yang membanjirinya. "Ya, Okaasan," balas Haelyn.

Ibu Yuu melepaskan pelukannya, memegang kedua bahu Haelyn sambil memandangnya dengan lekat. "Matamu sangat cantik, wajahmu juga sangat cantik. Yuu benar-benar jatuh cinta padamu."

Haelyn mengulas senyumnya, meski merasa agak bersalah karena harus berpura-pura saling mencintai dengan Yuu.

"Ya, saya juga jatuh cinta pada Yuu," balas Haelyn. Diam-diam dia ingin muntah saat mengatakannya.

Wajah Ibu Yuu sangat senang. Kemudian Yuu meraih bahu Haelyn dan memeluknya kembali dari samping. Mereka menghadap ke barisan para pria bersetelan jas dan juga yukata yang merupakan anggota Sendai group di Kyoto. Beberapa orang kepercayaan Sendai group yang sudah berusia sepuh pun turut hadir menyambut rombongan Yuu dari Tokyo.

"Dia adalah Haelyn Brier," kata Yuu sambil mempererat pelukannya pada Haelyn. "Dia Nyonya kalian. Perempuan yang kucintai dan kumanjakan yang harus kalian lindungi dengan seluruh hidup kalian."

Haelyn terkejut saat mendengar Yuu mengatakan hal itu begitu lancar tanpa tersendat. Dia menoleh memandang Yuu dari samping, tapi pria itu tetap menatap lurus ke depan.

"Ha'i, Dancho!" balas semua orang dengan serempak.

Haelyn mengulas senyum sambil membungkuk singkat pada semua orang, yang dibalas dengan bungkukkan dalam oleh semuanya.

Haelyn pun berbisik di samping Yuu, "Tolong, aku sangat terharu sampai rasanya ingin muntah."

"Bukankah kau bangga? Kupastikan kau akan membuka pakaianmu sendiri di depanku setelah ini."

Haelyn mengerutkan dahinya, kemudian tersenyum jahil. "Kita bertaruh, aku telanjang pun kau tidak akan tergoda."

Yuu menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya. "Coba saja."

Senyuman Haelyn semakin lebar, merasa mendapat tantangan terbuka. "Bagaimana dengan Ruriko-san?"

Yuu mengedikkan bahunya. "Dia hanya sekretarisku."

"Sekretaris istimewa," ralat Haelyn.

"Kalian berdua pasti lelah. Okaasan sudah menyiapkan kamar. Bagaimana jika istirahat lebih dulu?"

Ibu Yuu menginterupsi dengan wajah yang terlihat sangat senang. Dia meraih tangan Haelyn dan menggenggamnya.

"Okaasan juga memiliki hadiah untuk Haelyn-chan," katanya lagi.

End Up With Evil Yakuza [END] / (Tersedia di Google Play dan Karyakarsa)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant