Bab 15.2

5.5K 725 46
                                    

"Sebaiknya kau bersiap juga. Bukankah kau juga sudah merindukan Kyoto?" Suara Yuu terdengar sampai ke telinga Haelyn.

Mendengar nada lembut dan penuh dengan nostalgia, membuat Haelyn dilanda ketidaksukaan. Dia tidak suka Yuu bersikap lembut pada wanita lain.

"Sudah sangat lama sejak kita bersama di Kyoto. Kau masih ingat kedai ramen yang selalu kita datangi?"

"Ya, dan kudengar pemiliknya sudah tiada tahun lalu."

Haelyn semakin kesal dan tak suka mendengar obrolan mereka. dia ingin pergi, tapi juga ingin tahu apa yang mereka obrolkan. Mereka seperti sepasang kekasih lama yang bertemu setelah sama-sama memiliki pasangan.

Sambil menahan kekesalannya, Haelyn tak memerhatikan wajah Shinji yang sedang menahan sakit dari cubitan Haelyn di tangannya. haelyn semakin memelintir cubitannya menahan kesal, dan Shinji semakin mengerutkan dahinya.

"Apakah mereka mantan kekasih?" tanya Haelyn.

"Bukan," jawab Shinji. "Bos dan Ruriko-san tidak pernah menjadi kekasih, karena Bos besar dan Nyonya besar tidak menyetujuinya."

Haelyn mendongak menatap Shinji seraya melepaskan cubitannya. "Oh, kenapa begitu?"

"Karena Ruriko-san berasal dari keluarga biasa."

"Aku juga hanya orang biasa."

Shinji tersenyum, menyembunyikan sesuatu. "Karena Nyonya Haelyn adalah orang istimewa."

Haelyn yang sebelumnya kesal pun segera merekahkan senyumannya. Menjadi orang istimewa bagi keluarga Sendai? Oh, itu terdengar seperti sangat menyenangkan. Dia pun berbalik kembali untuk mengintip Yuu, tapi keberadaan dua orang tadi sudah tak terlihat.

"Ke mana mereka?" tanya Haelyn dengan bingung. Dia berbalik dan wajahnya segera berhadapan dengan wajah Yuu yang tampan dan sedang menatapnya dengan malas. "Wah!"

Tubuh Haelyn tertahan oleh pilar besar hingga tak bisa lagi lari. Yuu di depannya sedang membungkuk, sedangkan Shinji sudah pergi dan berdiri di kejauhan dengan kepala menunduk. Haelyn memundurkan kepalanya, tapi Yuu memajukannya hingga hidung mereka nyaris bersentuhan.

"Apa menguping menjadi hobi barumu?" tanya Yuu.

Haelyn balas menatapnya dengan wajah berani. "Tidak ada salahnya dengan menguping. Lagipula aku hanya kebetulan lewat."

Yuu menegakkan kembali tubuhnya, meraih tubuh Haelyn dan membopongnya di pundak. Suara teriakan Haelyn pun memenuhi kediaman itu dengan kerasnya, mengumpat dan terus berteriak.

"Ome e ... ome e ... kuzuga (Kau ... kau ... berengsek!)!" umpat Haelyn sambil memukul punggung Yuu. Dia bergerak-gerak sampai high heels dan tasnya berjatuhan.

Yuu tetap membawanya ke depan dan tak memedulikan semua teriakan dan umpatan Haelyn yang seakan sudah terbiasa bagi semua orang di kediaman itu.


🍡🍡🍡 


Stasiun Kyoto, Kyoto.

Tiga jam kemudian mereka tiba di stasiun Kyoto, setelah hampir dua jam lebih dalam perjalanan menggunakan Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto. Perjalanan mereka ke Kyoto tidak dikawal oleh banyak bawahan Yuu, hanya beberapa orang kepercayaan mereka.

Setelah keluar dari stasiun, mereka disambut oleh beberapa mobil sedan hitam dan para pria bersetelan jas hitam dengan tato di tubuh mereka. Siapa pun tahu bahwa oang-orang ini pastilah yakuza.

Salah seorang membuka pintu mobil, dan Yuu segera mengulurkan tangannya pada Haelyn.

Dengan senang hati Haelyn menerimanya dan segera masuk, lalu duduk dengan anggun di kursi belakang. orang-orang yang menyambut mereka semuanya tak pernah Haelyn lihat. Mereka adalah para anggota keluarga Sendai di Kyoto yang berada langsung di bawah kepemimpinan bos besar Sendai yang merupakan Kakek Yuu.

End Up With Evil Yakuza [END] / (Tersedia di Google Play dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang