02

202 17 1
                                    

"Yunep! Yuneppp! Bukain woy!" Malvin pagi-pagi sudah berteriak menggedor brutal pintu kamar Yunevo.

Yunevo muncul di balik, matanya masih merem, tangannya garuk-garuk perut buncitnya. "Apa bang? Berisik amat lu pagi-pagi," tanyanya.

"Baju kemeja gue yang lo pinjam kemarin sabtu mana?" tagih Malvin.

"Apaan mana, udah gue kembaliin ya bang," jawab Yunevo santai. Dia menguap lebar.

Malvin menaikkan alisnya, seingatnya nih bocah gak ada ngembaliin bajunya. "Mana ada ya! Ngga usah ngadi-ngadi lo. Mana sini cepatan mau gue pake kerja."

"Udah gue kembaliin lohh bang!" jawab Yunevo.

"Bohong dia bang. Semalam gue tengok kemaja lo itu ada di kamar dia." Ini Henzi yang ngomong, kebetulan kamarnya ada di depan kamar Yunevo. Tadinya dia lagi boker waktu dengan Malvin teriak-teriak manggil si Yunep.

"Mana ada! Fitnah lu ya! Gak usah ngadi-ngadi lo Burhan!" Malvin berteriak menunjuk-nunjuk Henzi yang masang wajah jutek. Ingat! Dia gak suka dipanggil Burhan.

"Orang gue liat dengan mata kepala gue sendiri. Coba lo periksa aja bang!" ujar Henzi sinis.

Malvin merotasikan matanya, capek banget nengok dua curut ini ribut. Dia lagi buru-buru mau pergi kerja. Malvin menarik tangan Yunevo menyingkirkannya dari ambang pintu. Ia masuk, melihat sekeliling kamar Yunevo. Dan benar saja dia menemukan kemejanya tergantung di kursi belajar dalam keadaan picek sana-sini.

"Ini apa? Katanya dah dibalikin. Terus ini kok bentukannya jadi begini?" Malvin berujar matanya melotot menatap Yunevo.

Yunevo gentar. Malvin itu nyeremin. Ia mundur perlahan sampai akhirnya dia mentok di pintu kamar Henzi. Henzi yang ada disampingnya tersenyum nista. Emang sialan si Burhan ini.

"Serius bang gue gak tau kok bisa ada disitu. Seingat gue udah gue balikin. Sumpah!" jawab Yunevo ia mengangkat tangannya membentuk V.

"Kalo gue jadi lo bang, udah gue penyekin tuh si Yunep." Bukan Henzi yang ngomong tapi Mahesa yang berdiri di tangga menopangkan tangannya di pegangan tangga. Kompor sudah muncul.

"Bang ... Ampun bang ... sumpah gue gak tau," mohon Malvin.

Malvin mendengus, ia menatap tajam Yunevo. "Kita lanjutin nanti. Gue pergi kerja dulu," ucap Malvin. Kemudian berlalu, ia sudah terlambat pergi kerja. Bisa-bisa ia dipecat. Mana senior di tempat kerjanya sering banget nyinyirin dan ngeremehin dia.

Mampus!

$$$

"Pokoknya gue gak mau makan itu! " ujar Brian, mukanya cemberut tangannya disilang di depan dada.

"Cuma ini yang buka, Bri," ujar Krisan, ia menghela nafasnya kasar.

Brian mendecak. "Tapi itu dibeli di pinggir jalan. Gak Higienis," katanya.

"Bubur Mang Odeng aja lo makan, masa yang ini gak mau? Padahal Mang Odeng jualannya di pinggir jalan juga." Krisan masih berusaha membujuk Brian.

"Beda." Brian melangkahkan kakinya cepat memasuki kost.

Krisan mengusap wajahnya, memang payah betul anak yang satu itu. Tadi pagi Brian ngajak Krisan buat cari bubur ayam. Mang Odeng langganan bubur ayam Brian gak buka, jadilah Krisan nyaranin beli tempat lain kebetulan dia juga pengen makan bubur ayam. Si Brian ngambek gak mau beli tempat lain, dia hanya mau makan bubur ayam Mang Odeng. Cuma itu makanan rakyat jelata yang cocok dilidahnya katanya.

Krisan duduk di kursi meja makan, meletakkan bungkusan bubur di meja. Disana ada Mahesa, Alex dan Yaren.

"Wihhh ... apaan tuh bang?" tanya Yaren, dia duduk di samping Krisan.

"Bubur ayam. Mau? Abang beli lebih tadi."

Yaren mengangguk, dia mengambil satu kotak bubur ayam.

"Gue gak ditawari? Oke siap. Cukup tau." Alex ngambek, bibirnya dimonyongi macam bebek.

"Tuh ada satu lagi makan aja. Bagi-bagi sama si Esa." Krisan menunjuk kotak bubur yang tersisa satu itu. Kebetulan tadi dia beli tiga, satu untuknya dan dua untuk Brian, bayarnya pake duit Brian karena kebetulan dia tadi gak bawa duit. Berhubung tuh anak gak tau kemana dan lagi dia bilang gak mau, yaudahlah ya makan aja.

"Cih, si Yaren dikasih satu, kami bagi dua," protes Mahesa.

"Udah dikasih gratis juga. Syukurinlah!" ujar Yaren.

"Loh bisa ngomong gitu karena sama lo satu. Coba sini bagi gue." Mahesa memanjangkan tangannya, hendak mengambil bubur punya Yaren. Yaren segera mengamankan punyanya.

Mahesa mendecih. Dia mendelik ke Alex. "Woii Alex! Sabar setann! Udah makan aja lo. Udah setengah habis itu," teriaknya.

"Mana ada. Baru juga sepuluh sendok," ujar Alex, mukanya gak ada rasa bersalahnya.

Yaren terbahak-bahak sampe batuk. Mahesa segera mengambil sisa buburnya, memakannya cepat sampe tak bersisa.

Krisan menggelengkan biasanya. Sudah biasa dengan keadaan ini. Meremukkan kotak bubur yang sudah habis dan membuangnya ke tong sampah. Berjalan meninggalkan mereka bertiga yang masih aja ribut. Dia bertemu Brian yang baru keluar dari kamar. Brian menghampirinya.

"Bang, bubur yang punya gue tadi mana?"

Krisan cengo, menggaruk kepalanya yang tak gatal, gak tau mau jawab apa.

==O==

==O==

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1.. 2.. 3.. Cheese !

Vote & Comment

Kost Bintang Lima《StrayKids》Where stories live. Discover now