40. Letter From The Sky

102 41 3
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 40 — Letter From The Sky

Eternal Part of The SkyChapter 40 — Letter From The Sky

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemy mondar-mandir di kamarnya. Tangannya memegang ponsel yang sejak tadi tidak menampilkan notifikasi apapun. Ini sudah hampir satu jam lamanya, tetapi Raka belum juga mengabari Gemy.

Di luar pun hujan turun sangat deras. Apakah Raka terjebak hujan lalu baterai ponselnya habis?

Perempuan itu kemudian keluar dari kamar, ia mengitari dapur untuk mengambil jus jeruk dari lemari es. Samurai dan Erlangga yang sedang bermain UNO di sofa dekat dapur pun mendelik bersamaan.

"Kak, ujan-ujan minum es," tegur Samurai.

"Lo berdua dapet chat dari Raka nggak?" kata Gemy yang membuat Samurai dan Erlangga semakin terkejut.

"Bang Raka? Mang napa?" Erlangga menjawab.

Gemy berdecak sebal, "dia udah nyampe rumah belum sih?"

"Mana gue tau, harusnya sih udah ya," kata Samurai menjawab.

"Emang rumahnya dimana sih?" tanya Gemy lagi.

"Buset," pekik Erlangga.

"Lo ngapain tiba-tiba nanyain Bang Raka." Samurai menuding kakaknya dengan senyuman jahil. "Hayo..."

"Apasih! Gue nanya baik-baik ya, masalahnya ini udah mau sejam dia nggak ada kabarin gue." Gemy meminum jusnya seteguk lagi, lalu kembali membuka ponselnya.

"Lah, emang ngapain Bang Raka ngabarin lo?"

"Iya, emang Kak Gemy siapanya?"

Ditimbun pertanyaan menyebalkan, Gemy pun melempar tisu yang ada di meja dapur ke arah Samurai dan Erlangga. Untung saja tisu itu tidak dilapisi oleh kotak. Mungkin kedua laki-laki di sana sudah mengaduh kesakitan.

"Galak bener," celutuk Erlangga.

"Apa gue bilang," balas Samurai.

Ponsel Gemy bergetar. Perempuan itu langsung mengangkatnya setelah melihat nama yang tertera di layar. Ia tersenyum lebar sekali bahkan sebelum menempelkan ponselnya ke telinga.

"Raka! Ya ampun, lo tau nggak gue nyariin lo dari tadi..."

Bukannya mendapat sambutan balasan, Gemy justru terdiam saat tak mendapat respon apapun dari sana. Bola matanya bergerak gelisah, rasa senangnya berganti dengan ketakukan yang semakin lama semakin terasa.

"H-halo?" ucap Gemy takut-takut.

Halo, selamat malam.

Tidak. Itu bukan suara Raka.

"Iya? Ini siapa?"

Saya dari pihak kepolisian. Kami menemukan ponsel ini tersangkut di kursi dalam mobil. Lalu nomor ini adalah nomor yang terakhir berinteraksi dengan pemiliknya.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now