13. Medicine

210 148 15
                                    

Happy reading!

Eternal Part of The Sky
Chapter 13 - Medicine

Karena sejatinya, kita tak bisa membuat orang lain untuk mencintai kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena sejatinya, kita tak bisa membuat orang lain untuk mencintai kita.

Yang bisa kita lakukan hanya memantaskan diri untuk dicintai seseorang.

𓋜

Wajah datar atau lebih tepatnya cemberut terpampang jelas di muka Sadhara. Perempuan yang kini duduk di kursi samping kemudi yang dikendarai Akasa. Di belakang mereka, dua orang perempuan dengan wajah identik cekikikan senang.

"Gue nggak nyangka, bisa satu mobil sama artis," celoteh Yara.

"Apa lagi mobilnya Asa, hoki banget nggak sih!" balas Yume tak kalah heboh.

"Mules gue juga seketika ilang!"

Sementara di belakang cekikikan heboh, Sadhara memijit pelipisnya, pusing mendengarkan suara berisik di belakang. Ia memejamkan matanya sejenak. Kemudian, saat membuka mata, sebotol air mineral disodorkan padanya.

Itu tangan Akasa, pandangan lelaki itu menatap lurus ke arah depan. Tangan kanannya memegang stir, sedangkan tangan kirinya digunakan untuk menyerahkan sebotol air pada Sadhara.

Dengan senang hati perempuan cantik itu menerimanya, membuka tutup botol seperti biasanya dan meminumnya dengan hati berbunga-bunga. Usai meneguk air, ia memainkan botol air tadi. Ia menahan napasnya ketika menyadari sesuatu.

"Asa, ini minum punya siapa?" tanyanya.

Ya, botol itu tidak disegel. Sudah diminum hingga tersisa sebagian saja. Dan Sadhara meminumnya!

"Punya aku."

Sadhara melirik botol dan wajah Akasa secara bergantian. Ada rasa aneh di perutnya. Seperti... Kupu-kupu?

"Kok nggak bilang," gumam Sadhara spontan.

"Kalau nggak mau juga nggak papa, biar aku simpen lagi. Sini." Tangan Akasa berancang-ancang ingin meraih botol itu kembali. Namun, Sadhara menjauhkan botol itu dari Akasa.

"Kamu kan udah kasih ke aku, masa mau di ambil lagi!" protes Sadhara.

"Tadi ngambek..."

"Nggak! Siapa juga yang ngambek, aku kan nanya doang."

"Boong, itu di kening kamu ada tulisannya, 'bohong' katanya." Mendengar ucapan Akasa, Sadhara refleks memegang keningnya.

Hal itu tentu saja mengundang gelak tawa Akasa. "Ara... Aku bercanda."

Sadhara tak bodoh untuk tidak menyadari kesalahannya. Ia malu. Sungguh. Sampai-sampai wajahnya dialihkan pada jendela mobil di sampingnya.

"Ngeselin banget, sih!"

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now