16. The War

202 131 16
                                    

Happy reading!!

Eternal Part of The Sky
Chapter 16 - The War

Aku sudah banyak bertemu orang baru, tapi tidak ada yang bisa mengambil hatiku secepat dirimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku sudah banyak bertemu orang baru, tapi tidak ada yang bisa mengambil hatiku secepat dirimu.

𓋜

I've Ara.

Satu kalimat lengkap dengan sebuah nama terus menerus berputar di kepala Varsha. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja perpustakaan Lucrexia. Ia duduk di meja paling sudut, sangat sudut hingga hampir tak terlihat sebab tertutup rak buku yang menjulang tinggi.

Rambut hitam panjangnya dibiarkan menutupi keseluruhan wajah yang nyaris tak terlihat. Dua tumpuk buku yang diambilnya asal kini tergeletak begitu saja di hadapannya. Ia benar-benar kacau!

Tentu saja, bagaimana tidak? Mengetahui bahwa orang terdekatmu- mengenalnya selama bertahun-tahun- menyukainya- namun sekarang telah berikrar bahwa ia sudah berpunya.

Perempuan cantik itu menggosok pelan pipinya di lengan, almamaternya ia sampaikan di kursi perpustakaan. Biarkan saja, lengan almamater itu sudah basah kuyup terkena air mata Varsha akibat menangis selama kurang lebih tiga jam.

Sejak pulang sekolah sore tadi, Varsha tanpa berbica kepada siapapun segera melesat ke gedung paling nyaman dan aman untuk bersedih. Perpustakaan Lucrexia. Gedung super luas yang dilengkapi dengar fasilitas mewah. Sampai akhirnya ia duduk di tempat paling jauh, pojok, dan sudut dari pintu masuk.

Ketika bahu perempuan itu terisak semakin deras untuk kesekian kalinya, saat itu juga sebuah tangan menyampirkan anak rambut yang menutupi wajah Varsha. Ia duduk di samping sembari sabar menunggu manusia di depannya untuk mau mengangkat wajah.

"Sha, mau sampe kapan lo begini?" kata pemilik tangan itu. Ia tidak mendapatkan jawaban.

Khawatir terjadi sesuatu pada Varsha, ia menarik paksa bahu gadis itu dengan sekuat tenaga. Tubuh lemas Varsha tentu saja tak sebanding dengan tenaga yang ia kerahkan. Anehnya, Varsha tak bereaksi apapun, ia masih menunduk dengan rambut yang menutupi wajahnya.

"Astaga, liat, lo jelek banget." Ersen menggunakan tangan kekarnya untuk merapihkan anak rambut yang masih bisa diatasi.

Varsha benar-benar kacau, sangat kacau. Mata dan hidungnya merah, pipinya basah, bahkan mata gadis itu sudah mulai bengkak karena terlalu lama menangis. Tatapan kosongnya terpaku pada wajah tampan Ersen yang memegangi pundaknya, ia menatap bingung, namun juga tak mau berbicara.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now