36. Sidang Pertama

89 41 0
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 37 — Sidang Pertama

Eternal Part of The SkyChapter 37 — Sidang Pertama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejauh ini, Raka merasa semuanya baik-baik saja. Yoo Ta beralasan akan bertemu klien di Indonesia, dan pria itu kini duduk di bangku bandara bersamanya. Semoga saja semua masih baik-baik saja setelah Yoo Ta bersaksi di pengadilan nanti.

"Raka, jadi... Siapa nama anak itu?" tanya Yoo Ta sambil berpikir.

"Akasa, Mr."

"Saya suka sama Akasa. Saya suka suara indahnya," aku Yoo Ta tulus.

"Dia memang anak yang baik, Mr," kata Raka membenarkan.

"Saya mau meminta tanda tangan dia setelah bertemu nanti, saya penggemarnya," ucap Yoo Ta yang membuat Raka tertawa kecil.

"Bukannya Mr punya anak, ya?" tanya Raka mengingat foto keluarga yang terpajang di dinding rumah Yoo Ta.

"Benar. Anak saya masih kecil, dia juga menyukai suara Akasa sejak pertama melihat di televisi."

Jauh lima puluh meter dari tempat mereka duduk, seorang pria dengan pakaian santai menyesap kopinya sembari menempelkan benda pipih di telinga kanannya. Matanya menatap tajam pada dua orang pria yang duduk di sana.

"Yes, i see him, Sir," kata pria tersebut di teleponnya.

Good. Keep watching over him and do as i ask.

Di sebentang telepon, pria lain yang duduk di kursi kuasanya tersenyum senang. Ia bahwa tertawa saking bahagianya. Matanya menoleh pada seorang gadis yang tertidur di kasur miliknya. Kemudian ia berdiri, berjalan pelan menuju ranjang dan duduk di tepinya.

"Why is it so hard for you to be mine?" ucap Fargo seraya membelai pipi Sadhara.

Gadis cantik yang menggeliat kecil, terlebih ketika jemari Fargo mengusap bahunya. "Hey, what are you doing?" kata Sadhara tak suka.

Fargo terkekeh, "what do you mean? Aren't you already mine?"

Sadhara berdecih, lalu bangun dari posisi baringnya. "Keep dreaming."

Pria yang berada di sana ikut berdiri, ia menarik tangan Sadhara hingga tubuh gadis itu membentur tubuh Fargo. Rahangnya mengeras, Fargo merasa kesal tiap kali Sadhara terus menolaknya.

"You've been with me for one week. Don't you remember what we did?" bisik Fargo yang mampu membuat bulu kuduk Sadhara berdiri.

"Brengsek!" umpat Sadhara yang tidak dimengerti Fargo.

"I obeyed your orders only because of my grandma!" Sadhara mendorong Fargo dengan keras.

"Seriously? Not because of your brother?" Fargo menyeringai, ada kepuasan tersendiri setiap melihat Sadhara merasa panik, cemas, sedih, dan marah.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now