29. Thing Who Called Love

91 50 1
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 29 — Thing Who Called Love

Eternal Part of The SkyChapter 29 — Thing Who Called Love

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menyebut waktu sebagai cinta.
Mengapa demikian?

Sederhana saja, waktu membuatku merasakan banyak hal. Sedih, senang, marah, kecewa. Semua perasaan itu terbendung menjadi satu, itulah yang ku sebut cinta.

Cinta itu tidak berbentuk, tetapi ia bisa dirasakan. Sama halnya dengan waktu. Ia terus berjalan maju tanpa pernah melangkah mundur. Tidak bisa dihentikan, hanya bisa dirasakan saja.

Sesuatu yang ku sebut cinta itu merenggut segalanya bagiku. Masa kecil, kasih sayang, dan orang yang ku cintai. Hanya saja, tidak akan ku biarkan ia merenggut impianku.

𓋜

Sejak saat itu Sadhara tidak pernah menampakkan wajahnya di hadapan Akasa. Sesekali Akasa hanya mendapat pesan dari Sadhara yang memiliki banyak sekali makna. Seolah gadis itu hanya diizinkan mengirim satu gelembung pesan saja untuk Akasa.

Asa, ayo nonton bioskop. Ada Disney favorit aku!

Im sorry, ur Ara can't meet u :(

2 more days is our show!!

Aku kangen.

I love u

Sudah lima hari berlalu. Selalu seperti itu. Louve setiap hari datang ke rumah untuk berkunjung, menemui eyang dan membawa makanan yang lezat sekali. Tentu saja Akasa senang. Ibunya akhirnya datang, dan setelah bertahun-tahun akhirnya ia merasakan kasih sayang seorang ibu.

Benar. Louve terlihat sangat menyayangi Akasa. Mengajaknya berbincang segala hal tanpa. Menunjukkan pada ibunya tumpukan lukisan Gunung Rinjani yang pernah ia buat. Mengajak ibunya untuk datang ke kafe yang sudah ia dan eyangnya kelola.

Itu semua sangat menyenangkan bagi Akasa dan Louve. Akasa memang bahagia. Sangat bahagia. Ia pun paham betul untuk tidak membawa hubungannya dan Sadhara dalam kedekatannya dan Louve. Sementara ini, biarkan Akasa merasakan kasih sayang seorang ibu yang mungkin sebentar lagi akan hilang.

Lelaki itu tersenyum sembari menatap piano di hadapannya. Ia mengusap tuts putih yang begitu mengkilap. Ia begitu bahagia jika mengingat kenangan manisnya bersama Sang Ibu akhir-akhir ini. Sampai rasanya ia ingin menangis.

Jemarinya menekan tuts piano itu dengan sentuhan emosional. Memainkan melodi asal yang terdengar begitu indah.

Akasa berada di Lucrexia bersama ibunya. Apakah kalian tahu mengapa Louve ikut datang? Tapi mungkin kalian tahu bahwa Akasa dan Sadhara akan menjadi partner dalam pentas nanti.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Where stories live. Discover now