||EXTRA CHAPTER||

26.9K 1.3K 57
                                    

Happy reading

Beberapa tahun kemudian

Hubungan kedua pasutri itu kini sudah terjalin bertahun-tahun lamanya.Rion yang semakin tua semakin tampan,dan posesif pula.Sementara Nara yang sudah terbiasa dengan sikap posesif suaminya.

Mereka sudah di karuniai 3 orang anak,dan mereka semua berjenis kelamin laki-laki.

"Sayang,pria tadi siapa?"tanya seorang pria dengan wajahnya yang tampan rupawan di usianya yang sudah menginjak kepala tiga.

"Dia cuma tanya jalan,kamu cemburu lagi?"Nara menatap suaminya dengan malas.

Rion mengangguk cepat."Gimana aku gak cemburu,coba?Orang kamu aja tadi pake nebar senyum segala."

"Aduh,udah tua masih aja bulol."celetuk Kalio,anak mereka yang kedua.

"Cih,bilang aja iri."sinis Rion dengan posisi yang kini memeluk tubuh Nara erat.

Kalio merotasikan bola matanya.Remaja berusia 15 tahun itu mendorong tubuh Rion dengan kasar,hingga posisinya kini beralih memeluk Bundanya.

Rion menggeram kesal,tangannya merogoh sesuatu dari balik saku celananya.Sebuah pistol tertodong ke wajah Kalio.

"Rion!"seru Nara dengan mata melotot.

Bisa-bisanya Rion menodongkan senjata api ke arah anaknya sendiri.Nara tidak habis pikir.

"Apa?Mau nembak?Tembak aja tembak aja,nih."Kalio mendekatkan wajahnya ke pistol tersebut.

"Anak ini,"geram Rion pelan.

Tak!

Kalio meringis pelan saat Rion memukul kepalanya menggunakan pistol."Bunda!Lihat kelakuan Ayah!"adu Kalio.

Nara menghela nafas panjang.Kalio dan Rion itu sama saja! Sama-sama banyak drama.

"Sayang,kenapa kamu bawa-bawa pistol?"tanya Nara.

Rion mengangkat tubuh Kalio,lalu melemparnya pelan ke sofa sebelah.Sekarang ia kembali memeluk tubuh istrinya.

"Pistol apa,sih?Ini itu cuma pistol mainan."ucap Rion sembari memencet pelatuk pistol mainan tersebut.

"Aih,bikin panik aja."Nara mengusap dada sabar.

"Bunda!Coba lihat Kalio!Kepala Kalio sakit!"pekik Kalio heboh.

"Sakit kenapa,sayang?"Nara beralih menatap putranya.

"Gara-gara Ayah!Ayah banting Kalio masa?"Kalio menatap Nara dengan raut wajah melas.

"Berisik banget."celetuk seseorang yang baru saja muncul dari arah dapur.

"Heh,bocah sok kul!Ngapain Lo bawa-bawa wadah segala!?"tanya Kalio bingung.

Anak laki-laki berusia 6 tahun itu menatap kakaknya datar."Bunda,ayo temenin Geo masak."

"Boleh.Geo mau masak apa memangnya?"tanya Nara.

Kalio berdecak kesal saat adik semata wayangnya itu mengabaikannya.Sifat Kalio dan Geo itu memang berbeda.Jika Kalio mempunyai sifat turunan dari Nara,maka Geo dan kakak pertamanya mempunyai sifat turunan dari Rion.

"Puding lele."jawab Geo.

Mereka mengernyit heran.Puding lele katanya?

"Saja ada-ada Lo Cil!"seru Kalio.

"Yang lain aja ya,sayang.Kalo puding lele itu,gak enak buat di makan."ucap Nara.

"Geo sendiri yang makan.Ayo,Bunda!"Geo berjalan ke arah dapur dengan tubuh cebolnya.

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang