Transmigrasi Vira || 11

47.7K 3.9K 149
                                    

H a p p y R e a d i n g
.
.
.
.
.

"Burung kakak tua...hinggap di jendela...Dugong sudah tua...giginya tinggal satu"Nara bersenandung kecil.

Kali ini dia pulang berjalan kaki menuju rumahnya,jarak dari sekolah ke rumahnya tidak terlalu jauh tapi juga tidak terlalu dekat.eh?!

Btw motor Nara sengaja dia tinggal karena malas mengendarai motornya.sungguh aneh bukan?tapi tenang saja,jika ada yang mencurinya dia bisa beli lagi.

Toh uangnya banyak,tapi bukan uang ortu loh ya...itu uangnya sendiri,dan dia dapat dari.... rahasia hahahaha.

Jadi guys,sebenarnya uang itu sudah ada di rekening Nara yang asli.jadinya Vira tidak tau itu uang dari mana.

"Em gue kok pengen es krim ya"gumam Nara menatap sekelilingnya.

Mata Nara berbinar saat melihat bapa bapa tua yang berjualan es krim keliling,wajah bapa itu terlihat sedih dan lesu.dia duduk di pinggiran trotoar dengan handuk di lehernya.Nara mengubah raut wajahnya menjadi sedih.

Kasian sekali bapa itu, sepertinya dagangannya tidak ada yang membeli.nara pun berjalan ke arah penjual es krim itu dengan langkah riang.

"Halo pak"sapa Nara tersenyum manis.

Bapa penjual es krim itu mendongak,dan tersenyum tipis.dia berdiri dari duduknya dan menatap Nara.

"Iya?ada apa ya neng?"tanya bapa itu.

"Em saya mau borong semua es krimnya boleh ga pak?"tanya Nara balik.

Nampak raut wajah terkejut sekaligus terharu dari bapa itu.

"Ini beneran neng?"

Nara mengangguk.

"Alhamdulillah ya Allah"bapa itu bersujud di tanah membuat Nara tersenyum dan ikut berjongkok.

"Bapa bisa ikut saya ke rumah,biar es krimnya ga leleh ya pak"ucap nara.

"Iya neng, terimakasih banyak ya neng.."ucap bapa itu tersenyum bahagia.

"Sama sama pak,em tapi uangnya saya bayar di rumah pak,gapapa?"

"Iya neng gapapa"

"Yaudah let's go pak!!"seru Nara dan membantu mendorong sepedanya.

***

Sesampainya di rumah,Nara menyuruh bapa itu masuk.tapi kata bapa itu"saya di sini saja neng"Nara pun memaksa bapa itu untuk masuk,karena cuacanya tengah panas.karena bapa itu berdiri di depan gerbang,jadinya Nara merasa kasihan dan menyuruhnya masuk.

"Sepedanya taruh di sini dulu ya pak"Nara memakirkan sepeda ontel itu di sebelah motor motor yang berjejer.

Nara mengernyit heran,ah dia paham.pasti ada pada komplotan Dugong di dalam.

"Mari pak masuk"ucap nara ramah.

"Ga usah neng,saya di sini saja"ucap bapa itu merasa tidak enak.

Transmigrasi Vira [END]Where stories live. Discover now