Inside Out 9 1/3

550 61 12
                                    

•••
"Bisa jelasin kenapa ini ada sama lo?"

Kali ini First tidak bisa menyembunyikan ketakutannya lagi, Khao sudah menemukan apa yang First sembunyikan. Jika Khao tak menciumnya tadi First akan menahan Khao untuk tetap diam di tempat, tapi sialnya gara-gara itu First melupakan segalanya.

Khao berjalan mendekat kearahnya, bisa First lihat sepertinya Khao menahan amarahnya. Mata Khao seperti memanas siap untuk mengeluarkan air matanya.

"JAWAB!" Khao meneriakinya, First sontak terkejut kemudian memundurkan langkahnya perlahan. Dia tidak bisa mengatakan apapun untuk di jelaskan kepada Khao, dia terlalu takut.

"Jadi yang di maksud Phuwin itu lo?" Khao mempercepat langkahnya kemudian mencengkeram kerah seragam milik First. Sepulang sekolah tadi keduanya belum berganti pakaian, jadi saat mereka masih mengenakan seragam sekolah.

Khao sudah siap untuk melayangkan sebuah pukulan pada First tapi kemudian menahannya, padahal First sudah siap menerima pukulan Khao tanpa berniat untuk melawan.

"Bajingan!" Khao mengumpat kemudian mendorong tubuh First dengan kuat melepaskan cengkeramannya. Dia menendang dinding yang tak bersalah sambil sesekali meninju-nya. Dia menemukan sebuah jurnal yang persis mirip milik Khai di lemari First.

Tangannya tak henti henti meninju dinding itu hingga tangannya sedikit terluka. Wajar saja, dihari yang sama dua orang yang dia percaya mebodohi-nya.

"Kenapa, First?" Khao tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, air matanya jatuh begitu saja. Ini lebih menyakitkan daripada dipukuli.

"Siapa lagi dalang di balik kematian Khai?" Khao terus saja menekan First untuk mengatakan sesuatu, tapi yang di tanya terus bergeming.

Air mata milik First juga sudah menampakkan dirinya, hanya saja First memalingkan wajahnya dan segera menghapusnya sebelum Khao melihatnya. "Soal jurnal bisa gue jelasin, tapi buat siapa yang udah bikin Khai bunuh diri biar itu jadi rahasia."

Mendengar itu Khao tertawa masam, seharusnya waktu itu Khao tidak usah percaya kepada siapapun. "Pond? Atau Satang yang selama ini bilang Khai idolanya?"

"Jurnal itu gue rekayasa karena gue juga pengen tahu penyebab Khai bunuh diri! Dari awal gue udah tau kalo lo bukan Khai, gue ada di tempat kejadian saat Khai loncat dari gedung itu." Sedikit penjelasan dari First membuat Khao memasang wajah tak percaya sekaligus terkejut.

"Gue kecewa sama Phuwin karena dia orang yang gue percaya juga buat bantuin gue. Inget waktu gue telat masuk kelas, saat itu lo baru dari perpus sama Phuwin."

Khao mencoba mengingatnya kembali, kejadian itu sudah cukup lama. Itu pertama kalinya Khao mengungkapkan identitasnya kepada Phuwin. Saat itu First mengajak Phuwin ke belakang sekolah dan meminta informasi tentang Khao darinya, dan dia satu satunya orang yang First beritahu tentang kematian Khai. Jika diingat lagi saat Khao memberitahu Phuwin dan First tentang Khai sikap mereka bisa saja, itu memang mereka sedang berakting agar Khao percaya.

"Itu semua karena lo, Khao!" Kini First yang sedikit membentaknya. "Lo nyalahin semua orang yang deket sama Khai, tapi lo gak bisa ngaca kalo penyebab Khai bunuh diri itu lo!"

"Omong kosong apa yang coba lo kasih tau sama gue, hah?" Khao tidak terima dirinya di tuduh seperti itu, justru dia sangat menyayangi Khai, bagaimana bisa dia yang menjadi penyebab kematian saudaranya.

First merebut jurnal itu dari tangan Khao dan membuka setiap halamannya, itu memang sama persis dengan apa yang ada dengannya sekarang. Hanya saja, dalam jurnal ini ada tiga lembar kertas yang sobek dan First menempelnya kembali, juga beberapa informasi tentang Phuwin dan First yang sangat jauh berbeda dari yang dia baca di jurnal yang ada padanya saat ini.

INSIDE OUT | KHAOFIRSTWhere stories live. Discover now