Inside out 1 2/3

1K 86 1
                                    

•••
Khao meletakkan boneka dan buket bunga pemberian First dengan asal di kamarnya. Dengan tergesa-gesa dia mengambil jurnal yang di tinggalkan Khai kemudian membacanya. Satu halaman penuh dengan tulisan tangannya, ini seperti curahan hatinya.

Dia bukan tipe orang yang suka membaca, dia akan mencari inti pokok dari bacaannya atau menggunakan metode membaca cepat. Di halaman pertama hanya ada tulisan tentang hari pertama di masuk sekolah. Di sana tertulis jika dia senang bisa mengenal teman pertamanya yang bernama Phuwin, tidak ada siapapun yang ingin berteman dengannya kecuali dia karena keduanya sama-sama memiliki sifat introvert. Di halaman kedua dan ketiga semuanya berisi tentang hari pertamanya masuk sekolah, tidak ada petunjuk apapun yang dia temukan.

Khao tidak menyerah, dia hanya lelah. Pandangannya teralihkan pada boneka yang di berikan kekasih Khai. Boneka beruang berwarna merah muda, dia ingat benar jika Khai sangat membenci warna merah muda, dia mengatakan itu bukan gayanya. Jika Khai masih ada di sini, apakah dia akan menerima pemberian kekasihnya ini? Banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban saat ini.

Dia lupa jika selama dua hari dia tidak mengisi daya ponsel milik Khai, siapa tahu dia bisa menemukan petunjuk dari sana. Sebelum itu di harus mengisi perutnya terlebih dahulu, berpikir juga memerlukan tenaga.

Ayah dan ibunya sudah mulai makan malam tanpa dirinya, ini aneh, biasanya mereka akan memanggil Khao untuk itu bahkan satu jam sebelum makan malam Khao sudah harus berada di meja makan.

"Oh, Khai, maksud ayah Khao kamu di rumah?" Tanya ayahnya saat melihat Khao menghampiri meja makan lalu mengambil piring dan sendok.

Khao mengangguk, "dari tadi aku di rumah."

"Kami pikir kamu masih menyelidiki kasus adikmu sampai lupa untuk pulang, bagaimana? Haruskah kita perpanjangan kasus ini ke polisi?" Ibunya menyahut.

"Jangan. Beri aku waktu."

"Ingat ini Khao, kamu bukan Khai dan sampai kapanpun kamu gak akan jadi dia," ayahnya masih berduka tentang kepergian salah satu putranya, dia tidak ingin jika satu putranya lagi mengalami nasib yang sama.

"Apa kalian tau Khai suka laki-laki?" Tanya Khao.

Ayah dan ibunya berpandangan sejenak sebelum menjawab pertanyaan Khao. Tak lama keduanya mengangguk, seperti ada yang sedang di sembunyikan.

"Kalian tau? Kenapa Khai gak pernah cerita?"

"Sekarang lebih baik kamu makan, lupain tentang Khai dulu, ayah gak mau liat kamu sakit."

Bagaimana bisa Khao melupakan hal ini. Khai tidak pernah menyembunyikan apapun darinya selama ini, dia sendiri yang mengatakan dia tidak pernah menyimpan rahasia darinya, apapun masalah yang dia punya dia akan membaginya. Tapi dia baru ingat jika Khai pernah mengatakan jika dia ingin mengakhiri hidupnya, apa karena itu?

"Khai, kenapa? Siapa yang pukulin lo?" Khao sangat Khawatir saat itu, dia melihat banyak lebam di wajah saudara kembarnya.

Khai menggeleng, "semuanya salah gue, lo gak perlu khawatir tentang itu."

"Gak perlu khawatir gimana? Gue udah biasa kaya gitu, tapi lo sama sekali gak pernah berantem sama orang," Khao menggenggam tangannya,"Khai cerita sama gue!"

Air mata Khai meluruh begitu saja, kemudian dia memeluk kakaknya dengan erat. "Gue mau mati aja Khao, gue gak cape."

"Lo gila hah!? Siapa yang bikin lo kaya gini kasih tau ke gue, biar gue yang bikin dia mati!"

Isak tangis Khai semakin keras, pelukannya pun semakin erat seperti sedang ketakutan. "Jangan, gue gak mau lo kenapa-kenapa."

"Bilang sama gue siapa?!"

Tapi Khai malah menggeleng dan lepaskan pelukannya, dia menghapus air matanya kemudian tersenyum. "Ini salah gue kok, kalaupun dia yang salah gue bakal bilang ke lo."

"Yakin? Lo gak papa sekarang?"

"Cuma perih dikit tapi besok juga sembuh kok."

"Masuk ke dalem gue obatin."

Khai mengangguk dan menurutinya. Kejadian itu sudah terjadi dua tahun yang lalu, dan tidak mungkin jika orang itu penyebab kematian adiknya. Yang Khao sayangkan adalah dia tidak tahu siapa orang yang sering menyakiti Khai saat itu.

•••

Ponsel Khai sudah selesai di isi daya, Khao penasaran apa isi dari ponsel yang selama ini dia sembunyikan. Jangankan melihat isinya, memegang ponselnya pun Khai selalu melarangnya. Sampai ponsel nya benar-benar hidup, pikiran Khao tertuju pada satu nama yaitu First, dia sangat yakin jika orang itu yang sering Khai hubungi.

Sial, ponselnya menggunakan pin. Khao harus memutar otak nya untuk mengetahui pin yang jumlahnya empat digit ini. Khai pelupa, dia pasti akan menggunakan pin yang mudah di ingat, jika bukan tanggal lahirnya mungkin tanggal istimewanya. Hari ini, tepatnya satu tahun hubungan antara Khai dan First. Dan benar saja, Khai menggunakan tanggal jadian mereka sebagai pin ponselnya, dia buta akan cinta ternyata.

Dua puluh panggilan tak terjawab dan sepuluh pesan masuk dari First, sudah dia duga itu. Isi pesannya hanya menanyakan kemana dia, kabarnya bagaimana, dan sisanya adalah ucapan anniversary. Untuk sekarang Khao akan mengabaikan kekasihnya terlebih dahulu, bukan hanya pesan dari First di sana.

"Temen lo banyak ternyata," room chat milik Khai tak pernah sepi tidak seperti miliknya, selama ini dia berpikir jika teman Khai hanya sedikit tapi nyatanya lebih banyak darinya. Tapi bisa saja jika itu teman virtualnya, Khai punya banyak sahabat pena.

Satu persatu Khao melihat isi pesannya, dia penasaran apa yang Khai selalu bicarakan dengan teman-temanya. Tapi lagi-lagi dia tak menemukan apapun di sana, kecuali room chat Khai dengan Phuwin. Di sana Khai secara terang-terangan mengatakan jika dia butuh obat penenang. Tunggu, untuk apa itu, Khai tidak butuh obat seperti itu.

"Obat penenang? Khai gila apa?"

Khao terus mencari tahu barangkali dia salah membaca atau mungkin obat itu untuk orang lain. Tak ada percakapan lainnya di sana, sepertinya Khai sudah menghapus pesannya yang terdahulu. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah Khai mengkonsumsi obat penenang atau tidak adalah bertanya langsung pada orang bernama Phuwin ini.

"Apa yang gue gak tau Khai? Apa yang lo sembunyiin dari gue?"

•••

INSIDE OUT | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang