17.2

28.8K 4.4K 470
                                    

             Seperti janjinya pada Laskar kemarin, hari ini Lunar membawakan laki-laki itu makan siang. Dia sudah berada di gedung belajar fakultas teknik dan tengah duduk menunggu Laskar di kursi taman yang ada di sana. Laskar bilang, dosennya masih belum menyudahi pelajaran meski waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang. Lunar berkata tidak apa-apa dan akan menunggu Laskar di taman.

Gadis itu duduk dengan meletakan tas bekal di sisinya. Mengamati pohon rindang nan besar yang ada di seberangnya. Beberapa mahasiswa berlalu lalang di sana. Sampai kemudian, salah satu mahasiswa yang berlalu lalang itu mendatangi Lunar.

"Kak Lunar, kan? Temannya Mas Aka?"

"Mas Aka?" Lunar bergumam pelan. Di depannya adalah Namira—atau yang sering Laskar panggil Acil. Berdiri di depannya dengan senyum manisnya.

"Aku Namira. Waktu itu kita pernah ketemu di warung pecel lele," kata gadis itu.

Lunar mengingatnya. Gumaman tadi ia tunjukkan karena Lunar cukup terkejut dengan panggilan yang sudah berubah diucapkan oleh gadis mungil itu. Terdengar lebih akrab dari sebelumnya.

"Ah, kalau Kak Lunar lupa, mungkin kalau Acil ingat? Mas Aka panggil aku Acil," katanya lagi.

Membuang rasa tidak nyaman dan keterkejutannya, Lunar mengeluarkan senyum kecilnya dan mengangguk pelan. Membiarkan gadis itu tiba-tiba mengambil duduk di sisinya hingga Lunar harus mengangkat tas bekalnya pada pangkuan.

"Kak Lunar lagi tunggu Mas Aka?" tanyanya.

Lunar mengangguk singkat.

Pandangan Namira beralih pada tas bekal yang ada di pangkuan Lunar yang sejak tadi sebenarnya sudah berada dalam pandangan matanya.

"Mau kasih itu untuk Mas Aka?"

Lunar mengangguk lagi.

"Titip sama aku aja. Mas Aka belum keluar kelas dan kayaknya masih lama. Dosennya yang ini suka tambah-tambahin jam kuliah soalnya. Nanti kalau Mas Aka udah keluar, aku kasih ke dia." Senyum Namira masih terlihat cerah.

Lunar melirik sekilas pada laki-laki itu kemudian menggeleng. "Makasih, tapi nggak apa-apa aku aja. Laskar udah tahu kok aku di sini."

Mengatupkan bibirnya, Namira pun mengangguk. Gadis mungil itu kembali mengamati Lunar yang kembali terdiam menatap pohon besar di seberangnya. Berusaha tidak memedulikan kehadiran gadis yang ada di sampingnya ini.

"Kak Lunar, aku boleh tanya sesuatu, nggak?" Namira membuka suaranya lagi.

Mau tidak mau, Lunar pun menoleh. "Tanya apa?"

"Kak Lunar pacaran sama Mas Aka?"

Lunar sempat terdiam sebentar akan pertanyaan itu. Pertanyaan yang begitu privasi yang ia dengar dari orang asing yang baru ia temui dua kali secara tidak sengaja. Namun, Lunar akhirnya tetap menggeleng kecil menjawab pertanyaan itu.

Terlihat Namira menghembuskan napasnya lega melihat gelengan kepala yang diberikan oleh Lunar.

"Syukurlah kalau kalian nggak pacaran," kata gadis itu. "Berarti cuman sahabat aja, ya?"

Lunar tidak mengangguk atau pun menggeleng.

"Aku suka sama Mas Aka dari aku semester 1 Kak. Aku senang banget setelah aku masuk BEM, akhirnya bisa dekat sama dia." Senyum Namira terlihat cemerlang meski pipinya sedikit memerah saat mengatakannya.

Lunar terdiam di tempatnya. Mengkaku mendengarkan pengakuan barusan yang dibicarakan begitu gamblangnya.

"Kak Lunar, boleh nggak aku berteman dekat sama Kak Lunar juga? Aku kepengen dekat sama orang-orang yang dekat sama Mas Aka."

Lunar masih tidak mampu menjawabnya.

"Kalau boleh juga, aku mau minta bantuan Kak Lunar. Bantu aku supaya semakin dekat sama Mas Aka."

Lunar masih tidak mau menjawab. Kebisuan Lunar itu teralihkan saat Laskar datang ke hadapannya terpogoh-pogoh. Laki-laki itu sepertinya berlalu dari ruang kelasnya di lantai 3 menuju taman di bawah ini.

"Nar, ya ampun. Maaf ya kamu tunggu lama. Dosenku itu kebiasaan banget deh. Masa lebih sampai setengah jam. Udah tahu aku ada kelas lagi jam 1. Istirahat jadi cuman satu jam. Mana belum sholat zuhur juga." Laskar sibuk menggerutu. Laki-laki itu sepertinya masih belum sadar dengan kehadiran orang lain yang ada di samping Lunar.

"Tarik napas dulu Mas Aka." Suara Namira yang terdengar baru kemudian membuat laki-laki itu menyadari keadaannya.

"Loh kok ada Acil juga di sini?" tanyanya sedikit terkejut.

Namira menyengir lebar. "Tadi aku lihat Kak Lunar sendirian di sini. Jadi ya, aku sekalian aja samperin."

"Wow, thank you Acil yang udah temenin Lunar sendirian di sini." Laskar mengacungkan satu jempolnya pada Acil. Laki-laki itu kemudian menatap Lunar yang justru malah membuang pandangannya. "Makanan aku mana, Nar?" tanyanya.

Mau tidak mau, Lunar pun menatap Laskar. Menyerahkan tas bekal pada laki-laki itu dengan diam.

"Makasih, Bulan." Laskar menerima dengan senyuman lebar. "Yuk temenin aku makan. Makan di kantin aja gimana?"

Laskar hendak menarik tangan Lunar tetapi gadis itu lebih sigap berdiri lebih dulu. "Maaf Aka. A—aku mau langsung ke kelas," tolaknya.

Laskar menatap jam di tangannya. Kemudian menarik tangan Lunar yang hampir melarikan diri. "Kamu kelas jam 1 kan, Nar? Masih ada 75 menit lagi. Kamu kan lagi nggak sholat juga."

"Aku—"

"Ayolah, Nar. Aku nggak mau makan sendirian." Laskar berusaha membujuknya. "Kamu kan juga harus makan siang. Bukannya kamu bawa dua porsi makanannya?"

"Mas Aka aku nggak ada kegiatan lagi kok. Aku temenin makan siang gimana?" Namira menimbrung obrolan mereka.

Laskar melirik gadis itu sekilas, kemudian melirik lagi pada Lunar. "Tuh, Nar. Acil mau ikut juga katanya. Ayo lah ikut juga. Kita makan sama-sama."

Belum sempat Lunar menjawab, Laskar sudah menarik lengannya begitu saja. Tidak lupa diliriknya Namira yang masih berada di belakangnya.

"Ayo ikut, Cil. Tapi kamu makannya beli sendiri, ya. Lunar cuman buat untuk aku doang, nih."

Namira terlihat pura-pura kesal. "Iya-iya, aku beli sendiri."

Laskar terkekeh. Kembali melanjutkan langkah membawa Lunar menuju kantin. Namun sampainya mereka di sana, Laskar merasa menyesal karena sudah memaksa Lunar ikut kemari.

Kenapa ... di kantin ini ... harus ada Sean yang tiba-tiba tersenyum cerah melihat kedatangannya?

....

To Be Continued

Haaaaaaaa

Dibawa kejungkir lagi kan kalian setelah yang manis-manis hahahahahahahaha

Maafkeun yaa aku bawa naik roller coaster, semoga kalian enggak mabok 🤣🤣🤣

Kalau begitu sampai ketemu hari senin!

Serdadu Bulan [End]Where stories live. Discover now