36: Di Balik Perpustakaan

222 28 4
                                    

"Kenapa malah ke kantin? Bentar lagi jam istirahat selesai," kata Bella begitu mendapati Awan berdiri di samping mejanya.

"Tadi kan Kak Bella bilang mau ngomong penting."

Sial. Awan tak pernah gagal membuat Bella ingin menjeritkan kata lucu. Kalau saja sedang tak salah paham, Bella ingin mengacak-acak rambut siswa yang lebih tinggi darinya itu.

"Jangan di sini lah."

Bella meraih pergelangan tangan Awan. Diajaknya anak laki-laki itu berlari membelah koridor kelas sebelas hingga mereka tiba di perpustakaan.

Bella masih membawa Awan melewati rak-rak buku hingga mereka sampai di ujung yang jauh dari publik.

"Di sini aja, biar gak ketahuan."

Bella memilih untuk mendudukkan dirinya dengan tubuh yang disandarkan pada tembok belakang. Awan melepas seragam atasnya, lalu ia letakkan di atas paha Bella.

Sama seperti ketika mereka bersembunyi di gazebo.

"Kak Bella mau ngomong apa?" tanya Awan.

Bella membenarkan posisinya agar ia bisa menghadap tepat di depan Awan. "Kamu marah ya?"

Awan segera menggeleng cepat. "Nggak, Awan gak pernah marah sama Kak Bella kok."

"Kalau gitu, kenapa dua minggu ini ngehindar terus? Waktu main bola voli juga gak nyapa kayak biasanya. Kamu cuma bilang makasih seakan-akan kita gak pernah kenal."

Awan diam. Otaknya memikirkan dua hal. Satu, memberikan jawaban atas pertanyaan Bella. Dua, memutar ulang setiap Bella mengucapkan kata 'kamu'.

"Maaf, Kak Bella. Aku kekanakan banget ya?" Awan menunduk saja sambil memainkan dua jarinya.

Bella mengangkat tangannya lalu ia genggam dua jari yang sedang dimainkan acak oleh Awan. "Kak Bella juga minta maaf karena belum bisa ngertiin Awan."

"Tadi Riski cerita dan kalau dipikir-pikir Kakak emang bodoh sih nyepelein masalah menfess itu dan gak mau kasih penjelasan ke kamu. Kalau Awan mau tau, Kakak waktu itu baikan sama Haris. Baikan loh ya, bukan balikan. Soalnya Kakak ngerasa masih ada yang belum selesai antara Kakak sama Haris. Makanya Kakak selesaiin waktu itu juga, biar nantinya Kakak sama sekali nggak ada rasa bersalah ke kamu."

"Kak Bella juga minta maaf karena udah lancang banget dengerin obrolan kamu sama Shea waktu itu. Apalagi Kak Bella langsung nyimpulin gitu aja."

Bella dapat melihat bibir Awan yang tertekuk ke bawah. Mata itu lalu melihat ke arahnya dengan puppy eyes yang hampir membuatnya Bella lupa ingatan.

"Jangan gemes-gemes bisa gak?" kata Bella sambil memegang dua pipi Awan. Ia mainkan secara acak sampai Awan mengaduh kesakitan.

"Ih, jangan berisik!" tegur Bella.

"Awan berisik juga gara-gara Kak Bella," balas Awan tak mau kalah. Anak itu menjauhkan telapak tangan Bella dari pipinya.

"Ututu, ada bayi ngambek ya?" goda Bella. Gadis itu juga mengusap rambut Awan dengan lembut, benar-benar menganggap Awan seperti bayi lima bulan.

"Kakak!"

"Iya, anak kecil?"

Awan mencebikkan bibirnya. Ia ingin menginterupsi Bella lagi, namun tertahan karena bel berbunyi tanda jam istirahat telah usai.

"Udah ah, Awan mau balik ke kelas aja," gerutu Awan sambil ia bersiap-siap untuk berdiri.

Saat melihat Awan mengambil ancang-ancang untuk berdiri, Bella segera menahan adik kelasnya itu hingga Awan terduduk dan punggungnya menabrak tembok.

Syukurnya kepala Awan tak menjadi korban karena Bella sudah lebih dulu meletakkan telapak tangannya di belakang kepala Awan.

"Maaf," ujar Bella.

"Ada apa lagi?"

"Di sini aja dulu, sekali-kali bolos gak bikin kamu gak naik kelas kok."

Awan memang belum pernah bolos kelas selama hampir satu semester ia bersekolah di SMA Taruna Bangsa. Dan ia membolos untuk pertama kalinya karena Bella.

Tak ingin dibayi-bayikan lagi oleh Bella, Awan berinisiatif mengangkat tangan kanannya. Diusapnya pelan pelipis Bella sambil tersenyum melihat telinga Bella yang memerah.

"Kak, doain kelasku masuk ke final TBC ya? Biar bisa lawan kelas kakak."

Bella memincingkan matanya. "Emang kenapa kok pengen lawan kelas aku?"

"Biar aku bisa ngelawan Bang Haris. Aku mau buktiin kalau aku juga gak kalah keren dari Bang Haris," balas Awan kelewat jujur.

Bella tertawa saja mendengarnya. Sebenarnya ia juga diam-diam berharap kelasnya akan berakhir di final dengan kelas Awan.

Kapan lagi gue ngerasa kayak main character yang diperebutkan dua cowok ganteng? batin Bella.

-to be continued-

GUYSYSS SHEUEUEUEH MAAF BANGET akhirnya aku baru bisa update hari ini. jadi hari minggu kemarin pas aku announce tuh emang harusnya jadwalku udah kosong. terus malemnya tiba tiba dapet undangan buat dateng ke musma di kampus 2 hari ini hsuwjejsj akhirnya aku baru bisa update sekarang deh. MAAF BANGET YAAA

PUTIH ABU-ABU [✓]Where stories live. Discover now