07: Kerja Kelompok

344 70 4
                                    

"Itu tadi sub bab terakhir di materi asam basa. Untuk tugasnya, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, kelompok sudah saya bagi dan saya kirim ke sekretaris. Silakan di-share dan tetap semangat belajar. Terima kasih."

Guru kimia segera berlalu meninggalkan para siswa 11 mipa 6 yang mengeluh akan tugas praktek yang diberikan.

"Guys, ini satu kelompok ternyata cuma 2 orang. Gue forward ke grup kelas aja ya," ujar Jihan selaku sekretaris kelas.

Viona segera memeriksa file yang dikirim oleh Jihan. Sejenak ia memerhatikan Bella yang juga tengah mengotak-atik ponselnya.

Kembali ke layar ponselnya, di kelompok paling atas ada nama Bella dan Tony.

Yahh gue gak sekelompok sama Bella, batin Viona.

Dikarenakan namanya yang dimulai dengan abjad V membuat Viona harus mencari ke paling bawah.

Gadis itu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat nama Sebastian Haris di samping baris namanya.

Mampus deh. Terakhir kali Viona ingat laki-laki itu melemparkan kedipan mautnya saja sudah membuat Viona salah tingkah gak karuan.

Bella sendiri juga sama terkejutnya. Tapi, dua detik kemudian berganti dengan senyum super lebar di wajahnya.

"Cieee," godanya pada Viona.

"Apa sih, Bel?"

Viona mendekatkan dirinya pada Bella, lalu berkata, "Bel, ini kita nggak bisa tuker temen sekelompok ya?"

"Kenapa? Lo mau sekelompok sama Ayu?" tawar Bella.

Viona segera mengangguk ribut. "Siapa aja deh asal bukan ...."

"Haris?"

Viona menutup mulut Bella rapat-rapat, lalu ia menganggukkan kepalanya dengan ragu.

Bella tentu tak bisa menahan gelak tawanya, kemudian ia beralih pada Jihan. "Han, emang boleh tuker temen kelompok?"

"Ya menurut lo aja, Bel? Kelompok udah dibagi sama bu Santi juga, lo masih berani request?" balas Jihan.

"Hehe, enggak kok, gue cuma becanda."

"Tuh dengerin," ujar Bella pada Viona.


-----


Saat bel pulang berbunyi, Bella lebih dulu selesai membereskan barang-barangnya. Viona yang memerhatikan gadis itu segera bertanya, "Buru-buru banget mau ke mana?"

"Mau nemuin degem gue," jawabnya sambil pergi. Kakinya berlari secepat mungkin, namun ia kembali mengintip ke kelas dan berkata, "DAAH VIOO, SELAMAT KERJA KELOMPOK."

Teriakan menggelegar dari Bella sudah pasti terdengar hingga telinga Haris yang kebetulan memang masih di dalam kelas.

Laki-laki itu lantas menghampiri Viona yang baru saja menggendong tasnya.

"Jadi?"

Keduanya memutuskan untuk kerja kelompok hari ini juga. Toh, deadline tugasnya minggu depan dan weekend nanti Viona ada janji dengan temannya.

Tugas kimia kali ini memerintahkan keduanya untuk melakukan pengamatan mengenai indikator alami asam dan basa. Dan indikator yang diminta oleh guru mereka adalah bunga.

"Ini bunganya beli atau ...?" tanya Haris menggantung.

"Gak perlu beli kok, di rumah gue ada banyak bunga," jawab Viona.

"Gak sayang?" tanya Haris lagi.

"Sayang kenapa?"

"Gue gapapa kok, sayang."

Viona menghentikan jalannya tanpa disadari oleh Haris. Hampir saja jantungnya meledak mendengar ucapan Haris barusan.

"Loh? Vi?" Haris berbalik menghadap Viona membuat gadis itu segera menyusul langkahnya lagi.

"Kok berhenti?"

"Gapapa, tadi kayak ada yang manggil," bohong Viona.

Haris mencibikkan bibirnya yang dapat dilihat oleh Viona. Ia lantas menghentikan langkahnya dan berkata, "Hati-hati. Biasanya kalo ada yang manggil gitu tandanya ntar malem ada yang datengin."

Viona mengerutkan dahinya. Sontak tangannya terangkat untuk memukul lengan Haris. "Apaan sih lo, gak lucu."

Viona berlalu meninggalkan Haris dan rasa kagetnya. Haris kira Viona bukanlah orang yang penakut.

Ternyata lo sama aja kayak gue, sama-sama takut hantu.


-to be continued-

PUTIH ABU-ABU [✓]Where stories live. Discover now