11: Eliza Knows

393 64 2
                                    

"El, duluan, ya?" pamit Raina di ambang pintu.

Eliza sendiri masih bersantai menunggu balasan WhatsApp dari kembarannya. "Buru-buru banget, Rain?" tanya Eliza.

"Iya nih, udah ditungguin sama Viona."

Eliza lantas mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah Raina benar-benar pergi, Eliza mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas yang hanya terisi oleh dirinya.

Saat matanya kembali ke bangkunya, ia justru tak sengaja menemukan jedai yang biasa digunakan Raina.

"Hm, kebiasaan nih anak. Jedainya dilantarin di mana-mana."

Eliza lalu berdiri dan menggendong tasnya. Sebelumnya ia katakan pada Haris bahwa ia memutuskan untuk menunggu laki-laki itu di depan gerbang.

Langkah kaki seringan kapas itu terus menyusuri koridor sepi hingga ia sampai di kelas 11 Mipa 6. Eliza yakin 100% bahwa Raina masih berada di kelas Viona.

"Lo tadi denger sendiri loh, Rain."
Sayup-sayup Eliza dapat mendengar suara Viona dan Raina yang sepertinya tengah terlibat dalam perdebatan kecil.

Keputusan awalnya untuk memasuki kelas 11 Mipa 6 justru terhenti tepat sebelum pintu kelas.

"Iya, okay, gue denger sendiri kalo Bella ngomong gitu. Tapi, orang yang lo suka itu bukan Bella, Vi. Orang yang lo suka itu Haris." Raina menjeda pendapatnya dengan menarik napas dalam-dalam.

"Okay, Bella emang terang-terangan gak bakal balikan sama Haris, tapi lo mikir Haris gak sih? Lo pikir tuh cowo udah move on dari Bella?"

Eliza di depan pintu sana sontak menutup mulutnya. Ia tak pernah mengira bahwa Viona benar-benar menyukai saudara kembarannya.

Untuk menutupi fakta bahwa ia baru saja menguping, Eliza mundur beberapa langkah, kemudian berlari sampai ia melewati pintu kelas 11 Mipa 6.

"Rain, di sini lo ternyata."

Eliza dapat melihat dengan jelas raut keterkejutan dari Viona dan Raina. Ia lantas menyodorkan jedai ungu milik Raina. "Nih, ketinggalan di kelas. Gue langsung balik, ya?"

"Eh, buru-buru banget?" tanya Viona.

"Iya nih, si Haris ngancem kalo kelamaan gue bakal ditinggal," bohong Eliza. Padahal kenyataannya Haris bahkan belum membaca pesan terakhirnya yang mengatakan bahwa ia akan menunggu Haris di gerbang.

"Oh gitu."

Eliza menganggukkan kepalanya. "Ya udah kalo gitu gue balik ya? Jangan kelamaan lo di kelas, nanti diusir satpam," ucap Eliza diakhiri dengan tawa manisnya.

Ngomong-ngomong, Eliza tak berbohong mengenai satpam yang suka mengusir siswa-siswi yang tidak berkepentingan untuk berlama-lama di sekolah.

Rumornya dulu pernah ada yang pacaran berlebihan di dalam kelas dan ketahuan oleh salah satu guru kedisiplinan.

Ting.

Satu pesan masuk dari Haris, si tokoh utama yang membuat Eliza pusing tujuh keliling.

| 3 menit gue sampe sana

Sejujurnya Eliza tak pernah memiliki maksud untuk ikut campur dalam hubungan asmara Haris, tetapi karena laki-laki itu hampir tiap malam selalu mendatanginya dengan dalih 'galauin Bella' atau gadis-gadis yang lain. Mau tidak mau Eliza tetap berkontribusi dalam hubungan Haris. Kalau tidak, bisa-bisa kembarannya itu hilang kendali dan akan mengencani gadis yang berbeda di setiap harinya.

Belum sampai di gerbang, sebuah klakson nyaring menyapa telinganya. Tentunya itu adalah ulah Haris karena Eliza hapal betul dengan kebiasaan bocah satu itu.

"Katanya nunggu di gerbang, kok lu masih di sini?" protes Haris. Tak lupa ia berikan helm bermotif doraemon kesayangan kembarannya satu-satunya.

"Tadi ada urusan di kelas," jawab Eliza singkat sambil naik ke atas motor Haris yang cukup tinggi.

"Berangkat, bang," tambah Eliza sembari menepuk bahu Haris sebanyak dua kali.

Eliza bisa melihat raut sebal Haris di balik spion sebelah kanan. Gadis itupun tertawa kecil dan reflek ia pukul-pukul pelan kepala Haris yang tertutup helm.

—to be continued—

10 hari gak update, mau double update gak?

PUTIH ABU-ABU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang